PGEO Percepat Transisi Energi Bersih dengan Sinkronisasi

Senin, 16 Juni 2025 | 08:06:42 WIB
PGEO Percepat Transisi Energi Bersih dengan Sinkronisasi

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi panas bumi, kembali menegaskan komitmennya dalam mempercepat transisi energi bersih di Indonesia. Pada Sabtu, 14 Juni 2025, PGEO berhasil melakukan sinkronisasi perdana Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 yang berlokasi di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Keberhasilan ini menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya pemerintah dan PGEO mencapai target bauran energi terbarukan nasional.

PLTP Lumut Balai Unit 2, Dorongan Besar untuk Energi Bersih

PLTP Lumut Balai Unit 2 merupakan bagian dari proyek perluasan pembangkit yang sebelumnya telah beroperasi dengan Unit 1. Unit baru ini memiliki kapasitas listrik sebesar 55 MW, yang secara signifikan akan menambah kapasitas listrik dari sumber energi panas bumi di wilayah Sumatera Selatan. Dengan tambahan ini, total kapasitas pembangkit di Lumut Balai mencapai 110 MW, menjadikan pembangkit ini salah satu yang terbesar di Indonesia.

Direktur Utama PGEO, Agus Santoso, menyampaikan bahwa sinkronisasi ini menandai langkah konkret perusahaan dalam mendukung agenda pemerintah terkait pengurangan emisi karbon dan pengembangan energi bersih yang berkelanjutan. "Kami sangat bangga dengan pencapaian ini. Sinkronisasi PLTP Lumut Balai Unit 2 bukan hanya menambah kapasitas pembangkit, tetapi juga memperkuat posisi panas bumi sebagai tulang punggung energi baru terbarukan di Indonesia," ujarnya.

Peran Panas Bumi dalam Transisi Energi

Energi panas bumi dikenal sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia, mengingat negara ini terletak di cincin api Pasifik yang kaya akan sumber daya geothermal. PGEO sendiri mengelola beberapa proyek strategis di berbagai wilayah dengan total kapasitas terpasang lebih dari 400 MW.

Menurut Agus Santoso, pengembangan PLTP Lumut Balai Unit 2 sekaligus menjadi bukti keseriusan PGEO dalam mendukung target nasional yaitu mencapai 23% energi terbarukan pada bauran energi nasional tahun 2025. "Kami optimis bahwa dengan pengembangan pembangkit panas bumi, Indonesia bisa mempercepat transisi menuju energi bersih sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil," kata Agus.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan

Tidak hanya berkontribusi pada penyediaan listrik yang ramah lingkungan, proyek ini juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal. Kehadiran PLTP Lumut Balai Unit 2 mendorong terciptanya lapangan kerja baru dan peningkatan aktivitas ekonomi di Kabupaten Muara Enim.

Selain itu, penggunaan energi panas bumi secara langsung berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dioksida (CO2). Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis batu bara, PLTP Lumut Balai Unit 2 mampu menghemat emisi CO2 hingga ratusan ribu ton per tahun. Hal ini menjadi bagian dari strategi PGEO untuk mendukung target Indonesia dalam perjanjian iklim global.

Tantangan dan Upaya Teknologi

Meski memiliki potensi besar, pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi tidak lepas dari tantangan teknis dan lingkungan. Proses eksplorasi dan pembangunan pembangkit membutuhkan waktu lama serta investasi yang besar. Namun PGEO terus berinovasi dan mengoptimalkan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasi pembangkit.

“Kami menerapkan teknologi mutakhir dalam pengeboran dan manajemen reservoir panas bumi. Selain itu, PGEO juga melakukan monitoring ketat terhadap dampak lingkungan untuk memastikan pembangunan tidak mengganggu ekosistem sekitar,” jelas Agus Santoso.

Mendukung Kebijakan Energi Nasional

Keberhasilan sinkronisasi PLTP Lumut Balai Unit 2 ini sejalan dengan arahan pemerintah yang terus mendorong penggunaan energi terbarukan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan menetapkan target ambisius untuk mencapai 100 GW kapasitas listrik baru dari sumber terbarukan dalam dua dekade ke depan.

PGEO sebagai bagian dari holding BUMN sektor energi memainkan peran sentral dalam mewujudkan target tersebut. Agus Santoso menegaskan, “Kami akan terus mempercepat pengembangan pembangkit panas bumi lainnya dan berkontribusi aktif dalam program transisi energi nasional.”

Komitmen Jangka Panjang dan Rencana Ke Depan

PGEO tidak berhenti pada pencapaian saat ini. Perusahaan telah menyiapkan sejumlah proyek geothermal baru di berbagai daerah strategis di Indonesia, termasuk di Jawa Timur, Sulawesi, dan Papua. Rencana jangka panjang ini bertujuan memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus meningkatkan kontribusi energi hijau dalam bauran energi.

“Transisi energi adalah komitmen jangka panjang. Kami terus mencari peluang pengembangan teknologi dan kolaborasi dengan berbagai pihak agar proyek panas bumi dapat berkembang lebih cepat dan berdampak lebih besar,” pungkas Agus.

Sinkronisasi perdana PLTP Lumut Balai Unit 2 oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk bukan hanya sebuah pencapaian teknis, tetapi juga langkah nyata dalam mendorong transisi energi bersih di Indonesia. Dengan kapasitas 55 MW, pembangkit ini menambah pasokan listrik ramah lingkungan dan membantu Indonesia mengurangi emisi karbon serta ketergantungan pada energi fosil.

Keberhasilan ini juga membuka peluang besar bagi pengembangan energi panas bumi di wilayah Sumatera Selatan dan Indonesia secara keseluruhan, yang akan memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan berkelanjutan. PGEO sebagai motor penggerak energi geothermal Indonesia terus berkomitmen kuat dalam menjalankan misi tersebut demi masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Terkini

Peluang Besar UMKM KUR BRI 2025 Siap Membantu Usaha

Jumat, 12 September 2025 | 09:09:15 WIB

Langkah Nyata Menuju Merdeka Finansial di Masa Tua

Jumat, 12 September 2025 | 09:09:13 WIB

Panduan Memilih Asuransi Jiwa Terbaik Tahun 2025

Jumat, 12 September 2025 | 09:09:11 WIB

Jadwal Lengkap Pemutihan Pajak Kendaraan 2025

Jumat, 12 September 2025 | 09:09:07 WIB

Cermat Pilih KPR Agar Cicilan Tak Hanya untuk Bunga

Jumat, 12 September 2025 | 09:09:05 WIB