
JAKARTA - Ketidakpastian politik dan gejolak sosial belakangan ini sempat menimbulkan pertanyaan besar bagi para investor: masih amankah menanam modal di Indonesia? Agustus lalu, gelombang unjuk rasa di sejumlah kota sempat membuat rupiah dan indeks saham terkoreksi, mencerminkan betapa sensitifnya pasar terhadap dinamika politik dan arah kebijakan fiskal.
Namun di tengah situasi tersebut, Jawa Timur justru menegaskan diri sebagai salah satu wilayah dengan fundamental investasi yang tetap solid. Berbagai indikator menunjukkan bahwa kepercayaan investor tidak surut, melainkan terus tumbuh, didorong oleh kepastian hukum, jaminan keamanan, serta iklim usaha yang relatif kondusif.
Stabilitas Jadi Faktor Penentu
Baca Juga
Wakil Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, Didik Prasetiyono, menegaskan pentingnya stabilitas sebagai modal utama menjaga arus investasi. Ia mengingatkan, imbauan kewaspadaan perjalanan yang dikeluarkan beberapa negara asing pasca-unjuk rasa Agustus menjadi alarm bagi pemerintah dan pelaku usaha.
“Faktor keamanan dan kepastian hukum sangat menentukan dalam menjaga kepercayaan investor di Indonesia,” ujarnya kepada Kompas di Surabaya, Senin (15 September 2025).
Meski begitu, Didik yang juga pernah menjabat Direktur Utama PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) optimistis fundamental ekonomi nasional tetap terjaga. Data semester I/2025 memperlihatkan realisasi investasi masih positif, terutama di sektor manufaktur dan infrastruktur.
Menurutnya, tantangan utama justru terletak pada bagaimana pemerintah mengelola stabilitas sosial sambil menjaga konsistensi kebijakan ekonomi. Komunikasi publik yang jelas dan proaktif dinilai penting agar investor tidak terjebak pada spekulasi atau kabar simpang siur.
Optimisme Pertumbuhan Jawa Timur
Optimisme serupa datang dari Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adi Dwi Putranto. Berdasarkan data, perekonomian Jatim tumbuh 5,23 persen secara tahunan pada triwulan II/2025. Secara kuartalan, pertumbuhan 3,09 persen bahkan tercatat tertinggi di Pulau Jawa, melampaui Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun DKI Jakarta.
“Meski situasi ekonomi agak melambat, investasi tetap berjalan, terutama oleh pengusaha lokal,” katanya. Adi menambahkan, geliat bisnis tidak hanya terpusat di Surabaya, melainkan juga meluas ke daerah lain seperti Nganjuk, Kediri, dan Jombang.
Fenomena ini menunjukkan bahwa sektor riil Jawa Timur memiliki ketahanan dan daya tarik tersendiri, sekaligus menguatkan posisi provinsi ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Investasi Nyata di Tengah Ketidakpastian
Contoh konkret optimisme investor terlihat dari langkah Hapete Group, perusahaan tekstil industri yang kini memperluas bisnis ke sektor konstruksi. Founder sekaligus Komisaris Hapete, Soedjatmoko Woentono, menjelaskan perusahaannya membangun pabrik dinding busa di Kediri dengan lahan 4,5 hektar.
Produk dinding busa berbahan polystyrene itu diklaim tahan api, gempa, serta rayap, sekaligus lebih efisien dari sisi biaya. “Produk ini sangat terjangkau dan pemasangannya tidak membutuhkan tenaga kerja banyak. Sangat efisien,” tambah Wakil Direktur Hapete, Dikim Woentono.
Keunggulan lain, proses pembangunan dengan dinding busa tidak terganggu kondisi cuaca. Di China, teknologi ini sudah umum digunakan untuk proyek perumahan maupun gedung industri. Hal tersebut memberi keyakinan bahwa inovasi serupa dapat diterima di Indonesia.
Soedjatmoko memang tidak menyebut nilai investasinya, tetapi optimistis pasar akan merespons positif. Apalagi pemerintah sedang mendorong pembangunan 3 juta rumah dalam lima tahun, ditambah proyek perkantoran dan pergudangan yang terus bertambah.
Peran Pemerintah Daerah
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mengawal arus investasi. Ia menyebut bahwa secara kumulatif 2010–2025, Jepang menempati peringkat keempat sebagai investor asing terbesar di Jatim.
Namun ia menekankan bahwa pengusaha lokal pun berperan besar dalam menjaga kelangsungan investasi di provinsi ini. “Semua investasi yang di Jatim harus dikawal dan akan terus dikembangkan karena ini penting dalam menjaga penyediaan lapangan kerja,” ujarnya.
Dengan dukungan pemerintah daerah, investor diyakini tidak hanya mendapatkan kemudahan perizinan dan akses logistik, tetapi juga kepastian keamanan yang semakin krusial di tengah dinamika sosial politik.
Menjaga Kepercayaan di Tengah Gejolak
Jika ditarik garis besar, ada tiga faktor yang menjelaskan mengapa investasi di Jawa Timur tetap berjalan di tengah ketidakpastian. Pertama, kepastian fiskal dan moneter yang memberi rasa aman bagi pelaku usaha. Kedua, jaminan keamanan di kawasan industri yang menjaga keberlangsungan produksi. Ketiga, kelancaran layanan logistik dan perizinan yang memudahkan ekspansi bisnis.
Ketiga faktor ini membuat Jawa Timur tetap dilirik sebagai tujuan utama investasi, tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga di tingkat ASEAN.
Didik Prasetiyono menegaskan, “Dengan kepastian fiskal dan moneter, jaminan keamanan di kawasan industri, serta kelancaran layanan perizinan dan logistik, kami optimistis Indonesia tetap menjadi tujuan utama investasi di kawasan ASEAN sekalipun tengah menghadapi dinamika sosial politik.”
Meski sempat terguncang oleh aksi unjuk rasa dan tekanan pasar keuangan, Jawa Timur menunjukkan bahwa kepercayaan investor bisa tetap terjaga jika ada kepastian kebijakan dan keamanan. Pertumbuhan ekonomi yang stabil, ditambah langkah nyata investor lokal maupun asing, menjadi bukti bahwa provinsi ini memiliki daya tarik berkelanjutan.
Kuncinya ada pada konsistensi pemerintah menjaga stabilitas sosial dan komunikasi kebijakan yang transparan. Dengan itu, Jawa Timur berpotensi semakin memperkuat posisinya sebagai motor pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Bayern Munchen Dominan, Chelsea Siap Cari Kejutan Liga Champions
- 16 September 2025
2.
Debut Nicolas Jackson, Bayern Munchen Perkasa di Bundesliga 2025
- 16 September 2025
3.
Jadwal Persib vs Lion City Sailors di ACL 2 2025
- 16 September 2025
4.
Persib Bandung Siap Tempur Hadapi Lion City Sailors
- 16 September 2025
5.
Tiga Agenda Bank Sentral Dunia Siap Guncang Crypto
- 16 September 2025