
JAKARTA - Harga batu bara acuan (HBA) di Indonesia mencatat kenaikan pada periode pertama Oktober 2025, mencerminkan tren positif permintaan global terhadap energi fosil meski dunia perlahan bergerak menuju transisi energi.
Kenaikan ini diumumkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang menetapkan HBA naik menjadi 106,94 dollar AS per ton atau sekitar Rp1,77 juta per ton (kurs Rp16.584 per dollar AS). Keputusan tersebut tercantum dalam Kepmen ESDM Nomor 326.K/MB.01/MEM.B/2025, yang dirilis di Jakarta pada 30 September 2025.
“Awal Oktober ini, tren harga tambang benar-benar ‘menyala’! Permintaan global terhadap mineral kritis dan batu bara masih solid meski dunia sedang bergerak menuju transisi energi,” ungkap Ditjen Minerba Kementerian ESDM.
Baca Juga
Kenaikan HBA terjadi untuk seluruh jenis batu bara, menunjukkan daya saing komoditas ini di pasar internasional tetap tinggi. Batu bara dengan kesetaraan nilai kalori 4.100 kcal per kg GAR dipatok 43,1 dollar AS per ton, naik dari periode kedua September sebesar 42,5 dollar AS per ton. Sementara batu bara dengan kesetaraan nilai kalori 3.400 kcal per kg GAR naik menjadi 32,95 dollar AS per ton, dari sebelumnya 32,78 dollar AS per ton.
Peningkatan harga ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi investor tambang di Indonesia. Sejak awal tahun, sektor energi fosil masih menunjukkan stabilitas, di tengah gejolak harga komoditas global. Para pelaku industri memandang kenaikan ini sebagai peluang memperkuat strategi investasi, khususnya bagi perusahaan yang menambang batu bara dan mineral kritis.
Selain HBA, Kementerian ESDM juga menetapkan harga mineral acuan (HMA) periode pertama Oktober 2025. HMA nikel dipatok 15.101 dollar AS per dmt, naik dari periode kedua September sebesar 15.000 dollar AS per dmt. Aluminium juga mengalami kenaikan harga menjadi 2.662,5 dollar AS per dmt, meningkat dari 2.604,3 dollar AS per dmt.
HMA tembaga mencatat harga 9.935,5 dollar AS per dmt pada periode pertama Oktober, naik dari 9.741,8 dollar AS per dmt pada periode sebelumnya. Sedangkan HMA kobalt naik menjadi 33.307 dollar AS per dmt, dari 32.897 dollar AS per dmt.
Penetapan HBA dan HMA dilakukan dua kali dalam sebulan, yakni setiap tanggal 1 dan 15, sesuai Kepmen ESDM Nomor 80.K/MB.01/MEM.B/2025. Kementerian membagi HBA menjadi empat kategori berdasarkan nilai kalori, sebagai berikut untuk periode 1–14 Oktober 2025:
HBA (6.322 GAR): 106,94 dollar AS per ton, naik dari 103,49 dollar AS
HBA I (5.300 GAR): 64,84 dollar AS per ton, naik dari 64,40 dollar AS
HBA II (4.100 GAR): 43,12 dollar AS per ton, naik dari 42,58 dollar AS
HBA III (3.400 GAR): 32,95 dollar AS per ton, naik dari 32,78 dollar AS
Kenaikan ini tidak hanya berdampak pada sektor pertambangan, tetapi juga pada industri terkait, termasuk pembangkit listrik, manufaktur, dan ekspor. Investor lokal maupun internasional diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat portofolio dan strategi bisnis mereka.
Dengan kenaikan HBA dan HMA, pemerintah menunjukkan komitmen untuk menjaga transparansi harga dan keterbukaan informasi bagi para pelaku usaha. Sistem penetapan harga yang rutin dan berbasis nilai kalori batu bara serta jenis mineral memastikan stabilitas pasar dan memberikan panduan bagi kontrak dagang, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor.
Selain itu, Kementerian ESDM juga mendorong pemanfaatan batu bara yang lebih efisien dan ramah lingkungan, termasuk penelitian penggunaan limbah batu bara untuk produk industri seperti batako dan bahan konstruksi. Langkah ini diharapkan mendukung transisi energi secara bertahap tanpa mengorbankan kontribusi sektor batu bara terhadap perekonomian nasional.
Secara keseluruhan, tren kenaikan HBA dan HMA pada awal Oktober 2025 menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama di pasar batu bara dan mineral global. Pertumbuhan harga yang stabil memberikan kepastian bagi pelaku usaha, sambil tetap mendorong inovasi dan adaptasi terhadap kebutuhan energi masa depan.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Hari Ini
- 06 Oktober 2025
2.
BTN Pimpin Penyaluran KPR FLPP dengan 37 Persen Tahun 2025
- 06 Oktober 2025
3.
4.
Ahli Ungkap Risiko Kesehatan Bantal Jika Tidak Diganti
- 06 Oktober 2025
5.
Cara Menyimpan Kopi Biji Agar Selalu Segar dan Aromatik
- 06 Oktober 2025