
JAKARTA - Investor legendaris Lo Kheng Hong tetap menjadi salah satu pemegang saham terbesar PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
(PGAS) atau PGN hingga kuartal III/2025. Data resmi yang dikutip pada Rabu, 24 September 2025 menunjukkan Lo Kheng Hong memegang 273,78 juta lembar saham PGAS per akhir Agustus 2025, setara dengan 1,13% dari total saham yang beredar. Dengan kepemilikan ini, ia menempati posisi ketujuh dalam daftar pemegang saham terbesar PGAS, di atas raksasa global BlackRock Inc.
Dalam catatan bisnis, jumlah saham yang dimiliki Lo Kheng Hong tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan akhir Juni 2025. Ia menjadi satu-satunya investor individu yang masuk dalam daftar pemegang saham besar dengan 273,78 juta lembar atau 1,13% kepemilikan per 30 Juni 2025. Posisi ini menegaskan konsistensinya sebagai investor aktif di pasar modal Indonesia, sekaligus menunjukkan kepercayaan berkelanjutan terhadap kinerja PGAS.
Baca Juga
Sementara itu, BlackRock Inc., yang menempati posisi kedelapan, mencatat peningkatan kepemilikan menjadi 203,65 juta lembar atau setara 0,84% per akhir Agustus 2025. Kenaikan ini menunjukkan minat investor institusi global yang tetap kuat terhadap saham PGAS, meski pergerakan harga saham dan fundamental perusahaan menjadi faktor utama pengambilan keputusan investasi.
Selain dari sisi kepemilikan saham, laporan keuangan PGAS juga menampilkan gambaran kinerja perseroan. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, PGAS membukukan pendapatan sebesar US$1,93 miliar, meningkat 5,37% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di level US$1,83 miliar. Pendapatan tersebut berasal dari transaksi dengan pihak berelasi dan pihak ketiga, masing-masing senilai US$669,40 juta dan US$1,26 miliar.
Sebagian besar pendapatan PGAS bersumber dari niaga gas bumi pihak ketiga dan penjualan niaga gas bumi pihak berelasi, dengan nilai masing-masing US$990,05 juta dan US$358,03 juta. Segmen pelanggan yang dominan berasal dari industri dan komersial, mencapai US$1,32 miliar, sementara pelanggan rumah tangga dan SPBG masing-masing menyumbang US$24,74 juta dan US$1,99 juta. Data ini menunjukkan bahwa lini bisnis industri dan komersial menjadi tulang punggung pendapatan PGAS.
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok perseroan pada semester I/2025 tercatat naik 13,02% YoY menjadi US$1,61 miliar dibandingkan semester I/2024 yang sebesar US$1,43 miliar. Meskipun terjadi peningkatan beban, PGAS masih mencatatkan laba bruto sebesar US$319,61 juta, meski turun 21,51% YoY dari posisi semester I/2024 sebesar US$407,22 juta.
Dampak dari penurunan laba bruto juga tercermin pada laba bersih perseroan. Sepanjang Januari–Juni 2025, PGAS membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$144,42 juta, atau setara Rp2,34 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan 22,6% YoY dibandingkan torehan semester I/2024 yang mencapai US$186,60 juta atau sekitar Rp3,02 triliun. Laba bersih per saham turut turun dari US$0,008 menjadi US$0,006.
Meskipun laba bersih mengalami penurunan, konsistensi Lo Kheng Hong mempertahankan posisinya sebagai pemegang saham besar menunjukkan keyakinannya terhadap prospek jangka panjang PGAS. Hal ini menjadi sinyal positif bagi investor ritel maupun institusi bahwa saham PGAS tetap menarik, khususnya bagi mereka yang menaruh perhatian pada stabilitas kepemilikan jangka panjang.
Kepemilikan saham oleh Lo Kheng Hong juga memberikan gambaran mengenai strategi investasi investor individu yang sukses: memegang posisi di perusahaan yang memiliki fundamental kuat dan potensi pertumbuhan pendapatan berkelanjutan. Kinerja PGAS yang masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan, meskipun laba bersih turun, menunjukkan adanya peluang ekspansi dan optimisme pasar energi domestik.
Seiring dengan laporan kuartal III/2025, para analis merekomendasikan agar investor memantau perkembangan PGAS dari sisi operasional, efisiensi biaya, dan strategi ekspansi, mengingat dinamika pasar gas bumi domestik dan global. Lonjakan atau penurunan laba di masa mendatang akan mempengaruhi keputusan investor institusi dan individu dalam mengelola portofolio mereka.
Data terbaru ini sekaligus menegaskan posisi Lo Kheng Hong sebagai satu-satunya investor individu yang menembus jajaran pemegang saham terbesar PGAS, menonjol di antara investor institusi global. Posisi strategis ini memungkinkan Lo Kheng Hong memiliki pengaruh signifikan terhadap pergerakan saham dan memberikan kepercayaan kepada investor lain mengenai prospek perusahaan.
Dengan kombinasi kepemilikan saham yang kuat, pendapatan yang stabil, dan pengaruh investor individu berpengalaman seperti Lo Kheng Hong, saham PGAS tetap menjadi sorotan utama di pasar modal Indonesia. Meski tantangan terkait biaya pokok dan penurunan laba bruto tetap ada, prospek jangka panjang dari segmen industri dan komersial memberikan landasan optimisme.
Kesimpulannya, kuartal III/2025 menunjukkan bahwa Lo Kheng Hong mempertahankan posisinya sebagai pemegang saham PGAS terbesar individu, menegaskan strategi investasi jangka panjang dan kepercayaan terhadap fundamental perusahaan. Sementara PGAS terus menghadapi tantangan operasional, dukungan dari investor kunci memberikan stabilitas dan potensi pertumbuhan di masa depan.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Asus Zenbook 14 OLED Tawarkan Spesifikasi Premium Profesional Muda
- 24 September 2025
2.
Spesifikasi Acer Swift Air 16 Laptop Ringan Layar AMOLED Prosesor Ryzen
- 24 September 2025
3.
3 Cara Mudah Memindahkan Akun WhatsApp ke HP Baru
- 24 September 2025
4.
7 Tips Ampuh Agar Fitur Instagram Live Kembali Normal
- 24 September 2025
5.
BYD M6 Dominasi Pasar Mobil Listrik Indonesia Saat Ini
- 24 September 2025