Selasa, 09 September 2025

Contoh Bisnis Plan Makanan, Isi, dan Tahapan Membuatnya

Contoh Bisnis Plan Makanan, Isi, dan Tahapan Membuatnya
contoh bisnis plan makanan

Contoh bisnis plan makanan dapat menjadi acuan penting bagi siapa saja yang ingin memulai usaha di bidang kuliner.

Sebuah business plan sendiri merupakan dokumen tertulis yang merangkum secara menyeluruh rencana serta tujuan dari suatu bisnis. 

Ada berbagai bentuk business plan yang bisa disusun secara sederhana, misalnya untuk usaha kuliner, minuman, dan jenis usaha lainnya.

Baca Juga

iPhone 17 Tetap Diburu Meski Daya Beli Turun

Dengan menyusun rencana bisnis secara detail, kamu akan memiliki gambaran yang jelas mengenai keseluruhan usahamu. Mulai dari struktur usaha, strategi pemasaran, metode operasional, hingga proyeksi keuangan yang akan diterapkan. 

Oleh karena itu, menyusun rencana bisnis adalah langkah esensial saat memulai atau mengembangkan sebuah usaha.

Walaupun keberadaan business plan tidak secara mutlak menjamin keberhasilan usaha, dokumen ini bisa mengurangi risiko kegagalan dalam menjalankan bisnis yang masih baru dibangun. 

Salah satu bentuk perencanaan bisnis yang patut diperhatikan adalah usaha di bidang makanan.

Untuk menjalankan bisnis kuliner secara sistematis, kamu perlu membuat rencana usaha terlebih dahulu. Hal ini akan membantu agar arah dan tujuan usaha menjadi lebih terstruktur. 

Supaya kamu lebih mudah dalam menyusun rencana tersebut, berikut ini merupakan contoh bisnis plan makanan yang bisa digunakan sebagai bahan inspirasi ketika ingin membuat rencana usaha kulinermu sendiri.

Tahapan dalam Membuat Bisnis Plan Makanan

Sebelum mencantumkan poin-poin penting dalam menyusun rencana usaha kuliner, ada baiknya memahami lebih dulu tahapan dalam menyusun rencana bisnis di bidang makanan. Berikut penjabaran tahapannya secara berurutan:

Langkah Awal: Melakukan Analisis Pasar

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyelidiki kondisi pasar dan memahami siapa sasaran utamanya. Kegiatan ini juga termasuk dalam pendekatan proyeksi yang umum digunakan oleh pelaku usaha.

Mengapa hal ini penting? Karena dengan memahaminya, kamu bisa mengetahui siapa yang paling sesuai untuk menjadi pembeli utama. Tidak semua orang bisa menjadi konsumen produkmu. 

Setiap kelompok sasaran memiliki karakteristik unik. Sebagai contoh, makanan yang ditujukan untuk remaja tentu memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan makanan untuk kalangan profesional atau pekerja kantoran.

Langkah Kedua: Pahami Pola Perilaku Konsumen

Setelah memperoleh kelompok pasar yang paling sesuai, berikutnya yang perlu dilakukan adalah mendalami bagaimana perilaku konsumen. 

Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati secara detail lokasi berkumpulnya calon pembeli, waktu mereka paling aktif berkomunikasi, dan gaya interaksi mereka.

Dengan begitu, kamu dapat menyesuaikan gaya tampilan produk makananmu. 

Sebagai contoh, kamu bisa menentukan warna kemasan yang sesuai, desain lambang usaha, dan berbagai elemen visual lainnya.

Langkah Ketiga: Menyusun Tujuan Secara Spesifik

Dalam mendirikan sebuah bisnis, penetapan sasaran yang jelas sangat dibutuhkan. Target yang terukur akan membantu perkembangan usaha. Tanpa adanya tujuan yang konkret, akan sulit untuk mengetahui sejauh mana bisnis tersebut bisa maju.

Dengan adanya tujuan yang realistis dan terukur, rencana bisnis tidak hanya menjadi konsep semata. Hal ini juga dapat memberikan dorongan lebih besar untuk menjalankan usaha secara optimal dan bertumbuh dengan baik.

Langkah Keempat: Menyusun Deskripsi Usaha

Mengapa penting untuk memiliki gambaran usaha? Karena dengan adanya deskripsi ini, produkmu akan lebih mudah dikenalkan kepada pihak luar. Konsumen akan lebih memahami siapa kamu, latar belakang usaha, serta arah yang ingin dituju. 

Selain itu, deskripsi perusahaan dapat menjadi daya tarik bagi calon penanam modal atau mitra kerja.

Langkah Kelima: Menyusun Klasifikasi Rencana Usaha

Setelah membuat deskripsi perusahaan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengelompokan rencana berdasarkan analisa mendalam. 

Pendekatan yang bisa digunakan adalah metode SWOT, yang mencakup kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan. Selain itu, kamu juga bisa memakai pendekatan PEST yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.

Dengan membagi kategori seperti ini, kamu akan lebih mudah memahami dinamika bisnis, termasuk kemungkinan risiko maupun kesempatan yang bisa muncul selama usaha dijalankan.

Dasar-dasar Rencana Usaha

Apa saja yang menjadi dasar dari sebuah business plan sebaiknya ditulis secara menyeluruh dalam dokumen, mencakup berbagai komponen penting seperti ringkasan eksekutif, latar belakang usaha, analisis pasar dan strategi pemasarannya, proses produksi, aspek sumber daya manusia, aspek finansial, serta elemen lainnya yang relevan. 

Penjabaran berikut ini akan menjelaskan dengan rinci komponen-komponen mendasar dari sebuah perencanaan usaha:

1. Ringkasan Eksekutif

Bagian awal dari perencanaan usaha adalah ringkasan eksekutif. Di dalam bagian ini dijelaskan secara singkat mengenai nama usaha, alamat lengkap, serta visi dan misi perusahaan. 

Selain itu, kamu juga perlu mencantumkan jenis bisnis yang dijalankan beserta bentuk usahanya. Apabila bisnis yang dimaksud berada di bidang kuliner, maka bisa diperjelas apakah itu berfokus pada makanan berat, makanan ringan, atau minuman. 

Untuk bentuk usahanya sendiri, kamu dapat memilih kategori manufaktur jika produk kuliner tersebut diproduksi sendiri oleh bisnis tersebut.

2. Latar Belakang Perusahaan

Poin kedua dari dasar penyusunan rencana bisnis adalah latar belakang perusahaan. 

Di bagian ini dijabarkan berbagai hal yang berkaitan dengan identitas perusahaan, misalnya profil singkat usaha, daftar nama pihak profesional atau tim pendamping yang terlibat dalam penyusunan rencana bisnis, hingga struktur kepemilikan saham apabila bisnis tersebut melibatkan investor.

Perlu diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang mencolok antara perencanaan bisnis di bidang makanan dengan bidang lainnya, kecuali pada bagian penunjukan konsultan atau tenaga ahli. 

Oleh karena itu, menggandeng seorang pakar kuliner seperti chef atau praktisi tata boga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap rencana bisnis kuliner yang kamu buat.

3. Analisis Pasar dan Strategi Pemasaran

Elemen selanjutnya adalah analisis pasar dan strategi pemasaran. Dalam komponen ini, kamu perlu menguraikan langkah-langkah atau metode yang akan digunakan untuk memasarkan produk. 

Untuk mempermudah perumusan strategi ini, kamu bisa membuat marketing plan atau rencana pemasaran secara lebih terstruktur. Rencana tersebut memuat hasil evaluasi terhadap kondisi pasar yang akan dituju.

Untuk usaha makanan, penjelasan dalam bagian ini sebaiknya mencakup target konsumen yang dituju, perkiraan jumlah produk yang akan dipasarkan pada awal peluncuran, dan potensi permintaan pasar. 

Selain itu, pada estimasi jumlah produk, kamu juga bisa menambahkan informasi seperti lokasi penjualan, harga pokok per unit, kuantitas produk per sesi penjualan, serta potensi pendapatan maksimal yang bisa diraih bila seluruh produk terjual habis.

4. Analisis Produksi

Bagian berikutnya adalah analisis produksi. Dalam bagian ini kamu diharapkan bisa menjabarkan secara terperinci mengenai seluruh proses produksi yang akan dilakukan. 

Penjabaran tersebut bisa dimulai dari daftar peralatan yang dibutuhkan, bahan baku utama dan tambahan, tahapan proses pembuatan produk, hingga cara produk tersebut dipasarkan ke konsumen. 

Salah satu strategi pemasaran yang saat ini dianggap efektif adalah melalui pemanfaatan media sosial.

Analisis produksi juga biasanya memuat alur kerja dari awal hingga akhir, misalnya mulai dari menerima pesanan, proses pembuatan produk, hingga bagaimana produk tersebut akan disalurkan kepada konsumen serta bagaimana sistem penagihan pembayarannya dilakukan.

5. Evaluasi Sumber Daya Manusia (SDM)

Bagian ini memuat informasi tentang penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan masing-masing. 

Di dalamnya juga dijelaskan jumlah karyawan yang dibutuhkan sebagai bagian dari rencana pengembangan tenaga kerja. 

Namun, jika keterbatasan SDM menjadi kendala saat memulai bisnis, kamu bisa mempertimbangkan sistem dropship sebagai alternatif peluang usaha.

6. Evaluasi Finansial

Dalam bagian analisis keuangan pada rancangan usaha, kamu perlu memproyeksikan bagaimana pergerakan keuangan yang mungkin terjadi. 

Aspek-aspek seperti pendapatan, pengeluaran, pengembalian modal, dan imbal hasil investasi harus diperhitungkan. Oleh karena itu, sebaiknya cantumkan pula kalkulasi penggunaan leverage dalam perencanaan keuangan. 

Jika ditulis dalam skala waktu bulanan, estimasi pemasukan dan pengeluaran akan lebih mudah dianalisis dan dipahami.

7. Strategi Pengembangan Usaha

Jika tujuan penyusunan business plan adalah untuk memperoleh pendanaan dari investor, maka bagian ini harus menjelaskan sejauh mana ekspansi bisnis yang ingin dilakukan. 

Rencana tersebut dapat mencakup penambahan outlet baru, kemungkinan membuka sistem franchise, atau bentuk inovasi usaha lainnya.

8. Identifikasi Risiko Usaha

Setelah keseluruhan business plan disusun dan dianalisis, tahap ini berfungsi untuk menguraikan risiko-risiko yang berpotensi muncul dalam pelaksanaan usaha. 

Mulailah dengan merinci jenis-jenis risiko yang mungkin timbul, seperti risiko operasional, risiko finansial, risiko pasar, dan sebagainya. 

Setelah itu, buatlah langkah-langkah strategi yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi serta meminimalkan dampak negatif dari risiko-risiko tersebut.

Isi dari Bisnis Plan Makanan

Sebelum membahas contoh dari rencana bisnis di bidang kuliner, penting untuk terlebih dahulu memahami apa saja yang termasuk dalam isi dari sebuah business plan. Ada beberapa komponen utama yang perlu kamu ketahui, yaitu:

  • Profil perusahaan
  • Visi dan misi perusahaan
  • Uraian tentang usaha yang dijalankan
  • Tujuan usaha beserta rincian proses produksinya

Dengan memiliki sebuah perencanaan bisnis, pelaku usaha akan lebih mudah dalam menentukan standar dan acuan ketika memproduksi barang atau jasa yang ditawarkan. 

Tak hanya itu, business plan juga memiliki fungsi penting ketika seorang pengusaha berniat menarik minat investor untuk mendukung perkembangan usahanya.

Contoh Bisnis Plan Makanan

Penyusunan rencana bisnis di bidang kuliner merupakan hal yang sangat krusial bagi setiap pelaku usaha. Tidak peduli seberapa besar atau kecil skala usaha yang sedang dijalankan, setiap pemilik usaha tetap perlu memiliki perencanaan bisnis makanan. 

Hal ini bertujuan untuk membantu kamu dalam merancang strategi yang akan ditempuh selama proses pembangunan usaha berlangsung.

Sebagai contoh bisnis plan makanan secara utuh, perlu dipahami bahwa usaha di sektor kuliner selalu memiliki peluang yang menjanjikan karena makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak akan pernah hilang. 

Meski begitu, kamu tidak disarankan untuk memulai usaha makanan secara terburu-buru tanpa perhitungan matang. Maka dari itu, penting untuk menyusun perencanaan bisnis terlebih dahulu, sebagaimana ilustrasi yang akan dijelaskan berikut ini.

Struktur Organisasi

Susunan organisasi dalam rencana usaha ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

  • Identitas Usaha: Onde-Onde Yummy
  • Model Bisnis: usaha perseorangan yang bergerak dalam bidang manufaktur
  • Kategori Usaha: camilan atau makanan ringan
  • Lokasi Usaha: Jalan Kuda No. 5A, Semarang

Arah dan Tujuan Usaha

Perusahaan Onde-Onde Yummy memiliki arah dan tujuan yang dijadikan pedoman:

1. Arah Utama (Visi)

Menjadi pelaku usaha kuliner yang dikenal luas di tanah air maupun kawasan Asia Tenggara, dengan dukungan kemitraan dari berbagai penjuru dunia dan tetap memprioritaskan aspek kesehatan serta kebermanfaatan bagi banyak orang.

2. Langkah Strategis (Misi)

  • Menyajikan Onde-Onde dengan cita rasa unggulan
  • Menawarkan produk yang bermutu tinggi dan bermanfaat, mampu bersaing dengan produk sejenis
  • Menjalin kemitraan bisnis lintas negara untuk memperluas jaringan dan pertumbuhan usaha
  • Menjalankan komunikasi yang solid bersama pelanggan maupun rekan usaha
  • Membuka peluang kerja demi memberikan kontribusi sosial yang luas

3. Profil Usaha

Onde-Onde Yummy merupakan gagasan usaha dalam dunia makanan, yang secara khusus memfokuskan diri pada produksi Onde-Onde. Usaha ini menangani langsung seluruh proses produksi sampai ke tahap distribusi produk kepada konsumen.

Seluruh kegiatan produksi dan penjualan dilakukan di alamat yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk mendukung aktivitas tersebut, sejumlah pegawai turut dilibatkan dalam operasional usaha ini.

Produk utama Onde-Onde Yummy berupa Onde-Onde matang yang siap dikonsumsi secara langsung oleh pelanggan.

Dalam proses produksinya, perusahaan sangat memperhatikan standar kebersihan, kandungan gizi yang baik untuk tubuh, serta kepraktisan bagi pembeli. 

Produk Onde-Onde yang tersedia ditawarkan dengan harga yang ramah di kantong dan dikemas dengan tampilan menarik guna mempertahankan mutu serta meningkatkan daya tarik bagi pembeli potensial.

4. Identitas Pembuat Rencana Usaha

  • Latar Belakang Pendidikan: Sarjana Tata Boga
  • Pengalaman Profesional: pernah menjabat sebagai kepala koki di restoran Sari Rasa selama tiga tahun.

5. Segmentasi Konsumen

Dalam bagian segmentasi konsumen ini, Onde-Onde Yummy menargetkan produknya untuk semua lapisan usia, mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang lanjut usia. 

Produk yang disajikan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan tanpa memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Lebih dari itu, Onde-Onde yang diproduksi oleh usaha ini menggunakan bahan berkualitas yang kaya akan nutrisi, sehingga memberikan manfaat gizi bagi para konsumennya. 

Meskipun terbuka untuk seluruh usia, kelompok usia remaja hingga dewasa menjadi fokus utama pemasaran produk. Hal ini disebabkan karena camilan seperti Onde-Onde seringkali dijadikan teman bersantai, terutama ketika menonton televisi. 

Oleh sebab itu, produk ini memiliki peluang besar untuk terjual dengan cepat di kalangan remaja hingga dewasa.

6. Perkiraan Produksi Awal

Harga jual ditetapkan sebesar Rp7.000 per potong. Penjualannya difokuskan di pasar tradisional maupun toko sekitar. Jumlah awal produk yang diproduksi sebanyak 100 buah, yang menghasilkan total nilai penjualan sebesar Rp1.000.000. 

Berdasarkan analisis, potensi permintaan di pasar diperkirakan meningkat dua kali lipat, yaitu mencapai 200 buah.

7. Kekuatan dan Kelemahan Produk

Meskipun produk Onde-Onde Yummy masih dalam proses pengembangan untuk menjadi lebih optimal, terdapat sejumlah keunggulan yang sudah dimiliki saat ini, seperti:

  • Menawarkan pilihan rasa yang lebih beragam dan menggugah selera dibanding produk sejenis
  • Dibuat dari bahan-bahan yang bernutrisi tinggi, berkualitas, dan aman dikonsumsi tanpa menimbulkan efek samping bagi tubuh
  • Menjaga mutu produk dengan proses pembuatan yang bersih serta pengemasan menarik
  • Memiliki harga yang mudah dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat
  • Namun demikian, terdapat juga sisi lemah dari produk ini, yakni:
  • Daya tahan produk yang terbatas karena mudah mengalami perubahan tekstur atau berjamur bila tidak segera dikonsumsi

8. Proses Produksi

Bahan baku utama untuk membuat Onde-Onde mencakup tepung terigu, telur, wijen, bahan pengembang, serta komponen lainnya. 

Langkah pertama dalam pembuatan adalah mencampurkan adonan dan membentuknya menjadi bulat. Setelah itu, adonan ditaburi wijen dan dimasak menggunakan wajan dengan minyak dalam jumlah besar.

9. Strategi Pemasaran

Penjualan Onde-Onde Yummy dilakukan melalui berbagai cara, antara lain melalui promosi lisan dari konsumen ke konsumen, pemanfaatan media sosial, serta metode lain yang mendukung peningkatan visibilitas produk.

10. Proyeksi Pendapatan

Untuk satu kali produksi, biaya operasional yang dibutuhkan sekitar Rp300.000, yang mencakup seluruh kebutuhan bahan baku hingga menjadi produk siap jual. 

Dalam sebulan, produksi dilakukan sebanyak dua kali, menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp2.000.000. Setelah dikurangi biaya, keuntungan bersih yang dapat diperoleh adalah sebesar Rp800.000.

Demikian gambaran menyeluruh mengenai rancangan usaha di bidang makanan ini. Selain sebagai referensi untuk rencana usaha serupa, juga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun langkah-langkah yang lebih detail dan strategis ke depannya.

Sebagai penutup, contoh bisnis plan makanan ini dapat menjadi referensi awal untuk merancang strategi usaha kuliner yang terstruktur, menarik, dan berpotensi berkembang.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Samsung Galaxy S25 FE: AI, Kamera, dan Desain Premium

Samsung Galaxy S25 FE: AI, Kamera, dan Desain Premium

Samsung Galaxy S25 FE, Alternatif Flagship untuk Content Creator

Samsung Galaxy S25 FE, Alternatif Flagship untuk Content Creator

Oppo F31 Series 5G Resmi Rilis dengan Baterai 7.000mAh

Oppo F31 Series 5G Resmi Rilis dengan Baterai 7.000mAh

Oppo A6 GT 5G Hadir, Usung Snapdragon 7 Gen 3

Oppo A6 GT 5G Hadir, Usung Snapdragon 7 Gen 3

Xiaomi 13T Resmi Hadir dengan 5G Super Cepat

Xiaomi 13T Resmi Hadir dengan 5G Super Cepat