Apa Itu Hedge Fund: Sejarah, Ciri, Karakteristik, dan Tujuan
- Selasa, 05 Agustus 2025

Apa itu hedge fund? Di era modern, pilihan instrumen investasi seperti saham, crypto, dan derivatif makin beragam dan berkembang pesat.
Beberapa di antaranya yang cukup populer meliputi saham, mata uang kripto, hingga produk derivatif. Salah satu bentuk dari instrumen derivatif tersebut adalah hedge fund.
Lantas, apa sebenarnya apa itu hedge fund? Dan bagaimana keunggulan maupun kelemahannya jika dibandingkan dengan jenis investasi lainnya?
Baca Juga
Untuk memahami hal tersebut secara menyeluruh, mari kita bahas lebih lanjut dalam penjelasan berikut ini.
Apa Itu Hedge Fund?
Apa itu hedge fund? Istilah ini merujuk pada sekumpulan dana yang dikumpulkan dari berbagai investor untuk kemudian diinvestasikan dengan tujuan memperoleh keuntungan yang positif, bahkan melebihi rata-rata hasil yang diberikan oleh pasar.
Perlu diketahui bahwa hedge fund termasuk dalam kategori instrumen derivatif keuangan.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), derivatif adalah suatu kontrak atau perjanjian yang nilai atau potensi keuntungannya bergantung pada kinerja suatu aset lain.
Di antara berbagai jenis derivatif yang diperdagangkan di BEI, terdapat derivatif keuangan atau financial derivatives, yaitu instrumen yang potensi keuntungannya mengikuti kinerja instrumen keuangan seperti obligasi, saham, suku bunga, mata uang, dan lainnya.
Instrumen derivatif seperti ini umumnya dimanfaatkan oleh pelaku pasar sebagai bagian dari strategi lindung nilai atau hedging. Dalam praktiknya, para investor hedge fund biasanya mempercayakan dananya kepada seorang manajer investasi.
Manajer ini bertanggung jawab dalam menghimpun dana serta mencari peluang keuntungan di berbagai pasar dengan menerapkan strategi seperti short selling, penggunaan leverage, hingga metode investasi spekulatif lainnya yang tidak umum digunakan oleh reksadana.
Sejarah Berdirinya Hedge Fund
Pengelolaan dana investasi secara kolektif ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1949 oleh seorang sosiolog dan penulis bernama Alfred Winslow Jones.
Ia mendirikan sebuah perusahaan bernama Alfred Winslow Jones’s Company, yang kemudian dikenal dengan nama A.W. Jones & Co.
Pada awal pendiriannya, dana yang berhasil dihimpun mencapai 100 ribu dolar Amerika Serikat, dengan 40 ribu dolar di antaranya berasal dari kekayaan pribadi milik Jones.
Dalam operasionalnya, A.W. Jones & Co memfokuskan investasi pada berbagai sektor industri otomotif.
Namun, sepanjang dekade 1950-an hingga awal 2000-an, strategi pengelolaan investasi yang mereka gunakan belum menarik perhatian besar dari para investor.
Baru memasuki era 2000-an, bentuk pengelolaan dana kolektif ini mulai menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat.
Bahkan pada tahun 2018, total nilai dana yang dikelola dalam sektor ini di seluruh dunia telah mencapai sekitar 3,2 triliun dolar Amerika Serikat, yang jika dikonversikan ke mata uang rupiah setara dengan kurang lebih 44.827 triliun rupiah.
Ciri-ciri Hedge Fund
Setelah mengetahui definisinya, penting juga untuk memahami ciri khas serta karakteristik dari jenis investasi ini. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Tingkat Likuiditas Rendah
Jenis investasi ini tergolong kurang likuid karena hanya terbuka untuk kalangan investor tertentu secara terbatas atau privat.
Selain itu, dana yang telah ditanamkan tidak bisa langsung ditarik sewaktu-waktu, melainkan harus menunggu periode tertentu, seperti tiga bulan hingga satu tahun setelah penempatan dana awal.
Potensi Imbal Hasil Lebih Besar
Investor yang terlibat dalam pengelolaan dana kolektif ini umumnya menerapkan pendekatan yang lebih agresif dibandingkan jenis investasi lain seperti reksadana.
Strategi yang digunakan bertujuan untuk memperoleh imbal hasil yang melebihi rata-rata, sehingga potensi keuntungan yang diincar pun relatif lebih tinggi.
Karakteristik Hedge Fund
Pengelolaan dana secara kolektif ini memiliki sejumlah ciri khas yang memudahkan untuk dikenali. Berikut adalah beberapa karakteristik utamanya:
Persyaratan Penghasilan Tertentu
Untuk dapat bergabung sebagai investor dalam bentuk pengelolaan dana semacam ini, dibutuhkan pendapatan yang cukup besar.
Salah satu syarat utamanya adalah memiliki penghasilan minimal 200 ribu dolar Amerika Serikat, atau setara dengan sekitar 2,8 miliar rupiah, dalam dua tahun terakhir.
Umumnya Mengandalkan Dana Pinjaman atau Leverage
Model investasi ini sering memanfaatkan leverage guna meraih keuntungan dari kondisi mispricing.
Istilah tersebut merujuk pada situasi ketika suatu aset dihargai tidak sesuai dengan nilai sebenarnya—baik itu terlalu tinggi (overvalued) maupun terlalu rendah (undervalued).
Leverage digunakan sebagai respons atas dinamika peluang investasi yang terus berubah. Laba yang diperoleh nantinya akan dibagikan kepada para investor yang tergabung di dalamnya.
Terdapat Struktur Biaya Tertentu
Dalam aktivitasnya, terdapat sistem biaya yang terdiri dari rasio pengelolaan dan juga biaya berbasis kinerja.
Salah satu contoh sistem yang sering digunakan adalah “Two and Twenty,” yaitu potongan biaya pengelolaan sebesar dua persen serta tambahan potongan sebesar dua puluh persen dari total keuntungan yang diperoleh.
Biaya tersebut menjadi kompensasi bagi manajer investasi atas usaha mereka dalam mengelola dana.
Menyediakan Pilihan Investasi yang Lebih Luas
Jenis pengelolaan dana ini juga menawarkan kebebasan yang lebih besar dalam memilih instrumen investasi. Pilihan yang tersedia bisa meliputi valuta asing, saham, hingga aset lain seperti properti dan mata uang fiat.
Hal ini berbeda dengan instrumen seperti reksadana atau obligasi yang cenderung lebih terbatas, karena hanya menawarkan opsi seperti pasar uang atau saham.
Tujuan Hedge Fund
Berikut ini merupakan beberapa tujuan utama yang ingin dicapai oleh para investor ketika memilih bentuk investasi kolektif ini:
Mengoptimalkan Potensi Keuntungan
Sama seperti pada instrumen investasi lainnya, para investor memiliki harapan untuk meraih keuntungan maksimal melalui strategi ini. Hal tersebut tercermin dari upaya besar mereka dalam mengumpulkan dan mengelola dana secara kolektif.
Bahkan, banyak di antara mereka yang memanfaatkan bantuan manajer profesional guna merancang strategi investasi yang tepat serta menjalankan pengelolaan dana secara optimal.
Mengurangi Tingkat Risiko
Mirip dengan pendekatan diversifikasi yang diterapkan dalam reksadana, bentuk investasi ini juga tidak hanya terfokus pada satu jenis aset saja.
Dengan demikian, risiko kerugian dapat ditekan, terutama jika ada salah satu aset yang mengalami penurunan nilai secara tiba-tiba. Pendekatan ini memberikan perlindungan tambahan bagi para investor dalam menghadapi fluktuasi pasar.
Kelebihan dan Kekurangan Hedge Fund
Kelebihan Investasi dalam Bentuk Dana Kolektif
Berikut beberapa keunggulan yang bisa diperoleh apabila kamu memilih jenis investasi ini sebagai bagian dari portofoliomu:
1. Tingkat Fleksibilitas Lebih Tinggi
Jenis investasi ini dikenal memiliki fleksibilitas yang cukup besar, bahkan melebihi instrumen seperti reksadana.
Hal ini dikarenakan bentuk investasinya tidak diperdagangkan secara terbuka di pasar publik, sehingga aturan yang mengikatnya pun cenderung lebih longgar.
Dengan kondisi tersebut, investor memiliki keleluasaan dalam menerapkan berbagai strategi seperti penggunaan derivatif, praktik short selling, serta pemanfaatan leverage.
Pendekatan ini memberikan peluang untuk memperoleh keuntungan yang melebihi rata-rata pengembalian pasar.
2. Risiko Kerugian Lebih Terkendali
Selain menawarkan potensi imbal hasil yang tinggi, jenis investasi ini juga dapat mengurangi eksposur terhadap kerugian pasar secara umum. Dengan fokus pada risiko-risiko yang lebih terukur, tingkat kerugian dapat ditekan hingga 50 persen.
Bagi para investor, hal ini berarti volatilitas portofolio akan lebih rendah jika dibandingkan dengan instrumen keuangan lain seperti saham.
Dampaknya, portofolio cenderung lebih stabil, terdiversifikasi, dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.
3. Pendampingan dari Tenaga Profesional
Bagi mereka yang masih baru dalam dunia investasi dan belum memiliki keahlian dalam menganalisis berbagai instrumen keuangan, penggunaan jasa manajer profesional menjadi pilihan yang umum.
Para manajer ini akan membantu dalam pengelolaan dana sekaligus memberikan masukan terkait strategi yang paling sesuai agar hasil investasi bisa maksimal.
Kekurangan Investasi dalam Bentuk Dana Kolektif
Namun, selain memiliki sejumlah keunggulan, jenis investasi ini juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1. Biaya yang Lebih Tinggi
Sebagian besar pengelolaan dana ini menerapkan sistem biaya yang dikenal sebagai struktur “2 dan 20.”
Artinya, investor akan dikenakan biaya manajemen sebesar 2 persen dari total dana yang dikelola, serta tambahan 20 persen dari total keuntungan yang dihasilkan.
Biaya manajemen sebesar 2 persen digunakan untuk menutupi operasional pengelolaan dana, sedangkan 20 persen sisanya menjadi kompensasi bagi manajer pengelola. Struktur biaya ini tentu jauh lebih besar dibandingkan reksadana, yang umumnya hanya mengenakan biaya pengelolaan di bawah dua persen.
2. Risiko Strategi yang Lebih Tinggi
Meski memiliki mekanisme untuk mengendalikan risiko kerugian, jenis investasi ini tidak sepenuhnya terbebas dari risiko yang muncul akibat strategi yang terlalu kompleks.
Strategi investasi yang agresif dan tidak konvensional justru dapat menimbulkan potensi kerugian strategis.
Sebagai contoh, pada tahun 2011, sektor ini sempat mengalami penurunan nilai investasi sebesar 4,8 persen, lebih rendah dibandingkan instrumen investasi lainnya yang diperdagangkan di pasar pada saat itu.
Perbedaan Hedge Fund dan Mutual Fund (Reksa Dana)
Meskipun sama-sama merupakan bentuk pengelolaan dana kolektif dan memiliki portofolio yang bersifat terdiversifikasi, investasi jenis ini sering disamakan dengan reksadana atau mutual fund.
Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Berikut ini beberapa aspek yang membedakan antara keduanya:
Tujuan Investasi
Investor dalam reksadana umumnya bertujuan untuk melampaui benchmark index atau tolok ukur yang mewakili performa sekumpulan sekuritas, seperti indeks S&P 500, LQ45, dan sejenisnya.
Di sisi lain, tujuan dari investor dalam pengelolaan dana kolektif alternatif adalah memperoleh tingkat pengembalian setinggi mungkin sambil menekan risiko kerugian serendah mungkin.
Struktur Biaya
Pada reksadana, biaya yang dibebankan kepada investor berkisar antara 0,5 hingga 1,5 persen dan hanya mencakup biaya manajemen.
Sedangkan pada bentuk investasi alternatif ini, terdapat sistem biaya yang lebih kompleks dan tinggi, yaitu 2 persen untuk biaya pengelolaan dan tambahan 20 persen dari keuntungan yang diperoleh sebagai kompensasi bagi manajer dana.
Jenis Investor
Reksadana terbuka bagi siapa saja, termasuk masyarakat umum yang ingin berinvestasi dalam jumlah kecil maupun besar. Sebaliknya, jenis investasi alternatif ini hanya dapat diakses oleh investor terakreditasi dengan jumlah investasi yang sangat besar.
Tingkat Likuiditas
Reksadana memiliki likuiditas yang tinggi karena memungkinkan investor untuk melakukan jual beli kapan saja sesuai kebutuhan.
Sementara itu, jenis investasi kolektif alternatif memiliki batasan waktu tertentu untuk transaksi jual beli, seperti tiga bulan atau setelah jangka waktu yang telah ditentukan sejak penempatan dana awal.
Peraturan dan Regulasi
Reksadana diatur secara jelas oleh otoritas pasar modal dan tunduk pada regulasi yang ditetapkan oleh instansi terkait seperti bursa efek maupun Kementerian Keuangan.
Sebaliknya, pengelolaan dana kolektif alternatif tidak selalu mengikuti aturan yang ketat dan cenderung lebih bebas dari pengawasan regulator formal.
Pendekatan dan Strategi Investasi
Strategi investasi dalam reksadana umumnya terbatas pada instrumen seperti saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Berbeda dengan itu, jenis investasi alternatif memberikan keleluasaan kepada investor untuk menggunakan berbagai taktik, seperti melakukan short selling, membeli aset yang tidak likuid, serta strategi lain yang lebih kompleks dan agresif.
Contoh Hedge Fund Terbesar dan Paling Terkenal di Dunia
Alfred Winslow Jones mendirikan perusahaan pengelola dana kolektif bernama A.W. Jones & Co pada tahun 1949.
Sebagai seorang mantan sosiolog, ide untuk terjun ke dunia investasi muncul saat ia menulis artikel tentang tren investasi untuk majalah Fortune.
Dalam praktik investasinya, ia mencoba mengurangi risiko kepemilikan saham jangka panjang dengan melakukan short-selling pada saham lainnya.
Karena kontribusinya tersebut, Jones dikenal luas sebagai pelopor sekaligus tokoh utama dalam perkembangan awal model investasi ini.
Popularitas jenis investasi ini mulai meningkat tajam ketika Fortune menerbitkan laporan bahwa kinerjanya berhasil melampaui sebagian besar reksadana pada era 1960-an.
Sejak saat itu, bermunculan berbagai perusahaan pengelola dana yang menggunakan pendekatan serupa dengan strategi yang semakin beragam.
Namun, banyak strategi tersebut ternyata mengandung risiko yang sangat tinggi, hingga menyebabkan sejumlah perusahaan mengalami kerugian besar selama dekade 1970-an.
Kebangkitan pasar keuangan global di kemudian hari turut mendorong tren ini kembali berkembang.
Beberapa investor yang sukses merancang strategi perdagangan mulai mendirikan perusahaan mereka sendiri. Tokoh-tokoh terkenal dalam dunia ini termasuk George Soros dan Jim Simons.
Hingga kini, tercatat ada lebih dari 15.000 entitas serupa di seluruh dunia, dengan total aset yang dikelola mencapai sekitar 3 triliun dolar Amerika.
Salah satu perusahaan terbesar di industri ini adalah Bridgewater Associates, yang per Juni 2019 mengelola dana sebesar 123 miliar dolar AS.
Peringkat kedua ditempati oleh Renaissance Technologies dengan dana kelolaan sebesar 68 miliar dolar, disusul oleh Man Group di posisi ketiga. Man Group merupakan yang terbesar di kawasan Eropa, dengan dana kelolaan mencapai 62 miliar dolar AS.
Selain itu, terdapat pula BlackRock, yang dikenal sebagai perusahaan manajemen aset dengan total kelolaan mencapai 7,4 triliun dolar Amerika pada akhir 2019.
Meski kerap dijuluki sebagai “bank bayangan,” status BlackRock sebenarnya adalah perusahaan pengelola aset.
Dari keseluruhan dana yang mereka tangani, hanya sekitar 32,9 miliar dolar yang dikelola melalui divisi bisnis yang berfokus pada strategi investasi serupa.
Tips Mendirikan Hedge Fund yang Tepat
Sama seperti saat merintis sebuah usaha, merancang strategi dan rencana yang matang sangat penting sebelum memulai pengelolaan dana kolektif. Berikut ini beberapa langkah yang dapat kamu lakukan:
Pelajari Sektor Investasi yang Dituju
Dalam banyak hal, penting untuk memahami terlebih dahulu bidang yang akan dijadikan fokus investasi.
Hal ini juga berlaku dalam pengelolaan dana kolektif. Sebagai contoh, jika kamu tertarik berinvestasi di sektor pertanian, maka kamu perlu memahami setidaknya gambaran umum kegiatan di dalamnya serta faktor-faktor yang dapat memengaruhi performanya.
Beberapa aspek yang patut dipelajari mencakup potensi sumber daya di lokasi tertentu, ketersediaan tenaga kerja, serta prospek sektor tersebut dalam jangka pendek maupun panjang.
Hindari Menggunakan Dana Pribadi sebagai Modal
Ada sebagian orang yang menggunakan dana kebutuhan pribadi untuk menambah modal investasi. Tindakan seperti ini dapat menjadi bumerang jika dana tersebut tidak kembali sesuai harapan.
Oleh karena itu, penting untuk memisahkan dana yang dialokasikan untuk investasi dengan dana yang diperuntukkan untuk kebutuhan pribadi agar tidak menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan.
Tentukan Sasaran Jangka Waktu Investasi
Langkah selanjutnya adalah menetapkan target yang ingin dicapai—apakah tujuan investasi bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
Penetapan ini penting karena pendekatan serta strategi yang diterapkan akan berbeda, tergantung pada jangka waktu yang menjadi fokus utama pengelolaan dana.
Sebagai penutup, apa itu hedge fund bisa menjadi awal pemahamanmu untuk masuk ke dunia investasi yang kompleks namun menjanjikan bila dikelola dengan strategi yang tepat.

Bru
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
- 08 September 2025
2.
Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata
- 08 September 2025
3.
ULTIMA PLN Icon Plus Permudah Home Charging EV
- 08 September 2025
4.
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
- 08 September 2025
5.
KUR BRI 2025 Tawarkan Angsuran Ringan Mudah
- 08 September 2025