Pemerintah Percepat Lelang Proyek Panas Bumi 2025, Siapa Emiten yang Siap Raup Keuntungan
- Senin, 16 Juni 2025

JAKARTA - Pemerintah Indonesia membuka lelang proyek panas bumi tahun ini dengan langkah yang lebih agresif dibandingkan tahun lalu. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat transisi energi nasional menuju Energi Baru Terbarukan (EBT), serta membuka peluang investasi dan ekspansi bagi emiten-emiten di sektor tersebut.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik dari panas bumi sebesar 90 MW pada tahun 2025. "Kami optimistis dengan percepatan lelang dan dukungan regulasi yang lebih baik, target ini dapat tercapai," ujar Dadan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 16 JUNI 2025.
Sebagai informasi, Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi sekitar 29.000 MW, menjadikannya salah satu negara dengan cadangan panas bumi terbesar di dunia. Namun, hingga saat ini, baru sekitar 2.130 MW yang terpasang. Dengan percepatan lelang proyek, diharapkan pemanfaatan potensi ini dapat meningkat secara signifikan.
Baca Juga
Salah satu emiten yang aktif dalam pengembangan energi panas bumi adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). Corporate Secretary PGEO, Kitty Andhora, menyampaikan bahwa perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas terpasang dari 672,5 MW menjadi 1.000 MW dalam dua hingga tiga tahun ke depan. "Dengan percepatan pengembangan, Indonesia tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga mencapai kemandirian energi dan memposisikan diri sebagai pemimpin global di EBT," kata Kitty.
Selain PGEO, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga menunjukkan komitmen serius dalam sektor EBT. Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini berencana menambah kapasitas panas bumi hingga 104,6 MW pada tiga tahun ke depan, dengan investasi sebesar US$ 346 juta. "Kami fokus pada pengembangan aset geothermal dan tenaga angin untuk mendukung target bauran energi terbarukan Indonesia," ujar Direktur BREN.
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) juga tidak ketinggalan. Perusahaan ini telah menyelesaikan pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Tembesi, Batam, dengan kapasitas 46 MWp. Selain itu, TOBA juga telah memulai operasi komersial pembangkit listrik tenaga mini-hidro (PLTM) di Lampung dengan kapasitas 6 MW. "Dengan diversifikasi ke energi terbarukan, kami berharap dapat berkontribusi pada bauran energi bersih Indonesia," kata Presiden Direktur TOBA, Dicky Yordan.
Sementara itu, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) fokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan surya. Perusahaan ini mengoperasikan PLTA Cikopo-2 di Jawa Barat (7,4 MW), PLTA Tomasa di Sulawesi Tengah (10 MW), PLTA Yaentu di Sulawesi Tengah (10 MW), dan PLTA Kukusan-2 di Lampung (5,4 MW). ARKO juga memiliki sekitar 20 titik PLTA yang masih dalam tahap pengembangan.
Dengan percepatan lelang proyek panas bumi dan dukungan dari pemerintah, prospek sektor EBT di Indonesia semakin cerah. Emiten-emiten seperti PGEO, BREN, TOBA, dan ARKO diperkirakan akan menjadi pemain utama dalam pengembangan energi terbarukan di Tanah Air.
Investor yang berminat dapat mempertimbangkan saham-saham emiten tersebut sebagai bagian dari portofolio investasi mereka. Namun, seperti halnya investasi lainnya, disarankan untuk melakukan analisis mendalam dan konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025