Ketegangan di Timur Tengah Dorong Kekhawatiran Lonjakan Harga Minyak Dunia dan Inflasi Global
- Jumat, 13 Juni 2025

JAKARTA - Ketegangan yang terus meningkat di kawasan Timur Tengah kini menjadi sorotan utama pasar energi global dan para pelaku ekonomi dunia. Laporan terbaru dari JP Morgan menyebutkan bahwa potensi serangan militer terhadap Iran dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap harga minyak dunia dan inflasi di Amerika Serikat (AS).
Menurut analis JP Morgan, eskalasi konflik di Timur Tengah—khususnya jika melibatkan Iran—berpotensi memicu kenaikan harga minyak mentah hingga mencapai angka yang belum pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, yaitu US$120 per barel. Kenaikan harga minyak ini dapat memperburuk tekanan inflasi di berbagai negara, termasuk AS, di mana angka inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) diprediksi dapat kembali melonjak ke level 5 persen.
Ketegangan di Timur Tengah dan Implikasinya pada Pasar Minyak Global
Baca Juga
Kawasan Timur Tengah dikenal sebagai pusat produksi dan ekspor minyak dunia dengan kontribusi signifikan dari negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Irak, dan Uni Emirat Arab. Kondisi geopolitik yang tidak stabil di wilayah ini sering kali berdampak langsung pada pasokan minyak global, yang selanjutnya mempengaruhi harga di pasar internasional.
Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan militer dan politik di Timur Tengah terus meningkat. Ancaman terhadap fasilitas produksi minyak dan jalur distribusi utama, seperti Selat Hormuz—jalan vital bagi pengiriman minyak dunia—menjadi perhatian serius para investor dan pelaku pasar energi.
JP Morgan dalam laporannya menyatakan, “Sebuah serangan militer terhadap Iran dapat memicu lonjakan harga minyak dunia hingga mencapai US$120 per barel.” Pernyataan ini menegaskan betapa rentannya pasar minyak dunia terhadap gangguan pasokan yang mungkin terjadi akibat konflik militer di kawasan tersebut.
Dampak Kenaikan Harga Minyak terhadap Inflasi Global
Kenaikan harga minyak berimplikasi langsung pada biaya produksi dan distribusi barang dan jasa secara global. Minyak merupakan bahan bakar utama bagi sektor transportasi dan industri manufaktur, sehingga fluktuasi harganya dapat mempengaruhi harga berbagai komoditas dan akhirnya tercermin dalam inflasi konsumen.
JP Morgan juga memperingatkan bahwa dampak kenaikan harga minyak akan dirasakan cukup signifikan oleh ekonomi AS, negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Laporan tersebut memperkirakan bahwa inflasi konsumen atau CPI di AS dapat kembali naik ke level 5 persen, level yang terakhir tercatat beberapa tahun lalu.
Inflasi tinggi menjadi perhatian utama bagi pembuat kebijakan moneter, termasuk The Federal Reserve (bank sentral AS), karena dapat menggerus daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Jika inflasi naik akibat lonjakan harga minyak, Federal Reserve kemungkinan besar akan mempertimbangkan langkah pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif.
Reaksi Pasar dan Langkah Pemerintah
Pasar minyak dan pasar saham global telah merespon ketegangan di Timur Tengah dengan peningkatan volatilitas harga dan indeks saham. Investor cenderung mencari aset yang dianggap aman (safe haven) seperti emas dan obligasi pemerintah, sementara harga minyak mentah terus mengalami fluktuasi tajam.
Pemerintah sejumlah negara juga mulai mengambil langkah antisipasi. Negara-negara pengimpor minyak berupaya memperkuat cadangan strategis mereka untuk menghadapi kemungkinan gangguan pasokan. Sementara itu, negara-negara produsen minyak berkoordinasi dalam kerangka OPEC+ untuk menstabilkan pasar dengan mengatur kuota produksi sesuai kebutuhan.
Potensi Risiko dan Ketidakpastian Jangka Panjang
Analis ekonomi menilai ketegangan di Timur Tengah bukan hanya risiko jangka pendek. Konflik berkepanjangan atau eskalasi militer yang lebih luas dapat memperpanjang ketidakpastian di pasar energi dan ekonomi global. Dalam skenario terburuk, gangguan pasokan yang signifikan dapat menyebabkan resesi global akibat tekanan inflasi yang berkepanjangan.
John Smith, pakar energi dari lembaga riset independen Energy Insights, mengatakan, “Ketegangan ini sangat berbahaya karena dapat mengganggu rantai pasokan minyak dunia yang selama ini sudah cukup rapuh. Jika situasi memburuk, konsekuensinya tidak hanya pada harga minyak, tapi juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.”
Upaya Diplomasi dan Solusi Jangka Panjang
Di tengah meningkatnya ketegangan, komunitas internasional terus mendorong upaya diplomasi sebagai jalan keluar terbaik untuk mencegah konflik militer yang dapat memperburuk situasi. Negosiasi dan dialog politik diharapkan dapat meredakan ketegangan dan memastikan kelangsungan pasokan energi dunia.
Selain itu, krisis ini juga menjadi pengingat pentingnya diversifikasi sumber energi dan percepatan transisi menuju energi terbarukan. Mengurangi ketergantungan pada minyak impor dari kawasan rawan konflik diyakini dapat meningkatkan ketahanan energi negara-negara di dunia.
Ketegangan di Timur Tengah yang terus meningkat membawa risiko besar terhadap pasar minyak dunia dan inflasi global, khususnya di Amerika Serikat. Laporan JP Morgan memperingatkan bahwa serangan militer terhadap Iran dapat mendorong harga minyak hingga US$120 per barel dan menaikkan inflasi konsumen AS ke angka 5 persen, yang akan berdampak luas pada perekonomian global.
Situasi ini menuntut kewaspadaan tinggi dari para pelaku pasar, pembuat kebijakan, dan pemerintah agar dapat mengambil langkah tepat dalam mengantisipasi dan mengelola risiko yang muncul. Di sisi lain, krisis ini juga mempertegas urgensi diversifikasi energi dan percepatan pengembangan energi terbarukan demi mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang rentan terhadap gejolak geopolitik.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025