Selasa, 09 September 2025

Menilik Skema Pembiayaan Jumbo Program 3 Juta Rumah Prabowo

Menilik Skema Pembiayaan Jumbo Program 3 Juta Rumah Prabowo

JAKARTA - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah memutar otak untuk mencari solusi pembiayaan dalam merealisasikan program ambisius pembangunan 3 juta rumah bagi masyarakat Indonesia. Program ini menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan baru, mengingat kebutuhan hunian yang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang semakin pesat.

Tak tanggung-tanggung, program ini diperkirakan membutuhkan anggaran jumbo hingga mencapai Rp750 triliun. Besarnya kebutuhan dana ini membuat pemerintah harus mengkaji berbagai skema pembiayaan agar program dapat berjalan dengan lancar tanpa membebani keuangan negara secara berlebihan.

Dalam beberapa hari terakhir, jajaran menteri Kabinet Merah Putih Prabowo intensif menggelar pertemuan untuk membahas berbagai skenario pembiayaan perumahan. Beberapa opsi yang mengemuka termasuk penggunaan dana APBN, skema kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga melibatkan sektor swasta melalui skema public-private partnership (PPP). Selain itu, pemerintah juga tengah menjajaki kemungkinan memanfaatkan pendanaan dari lembaga keuangan internasional guna memperkuat kapasitas fiskal dalam mendukung proyek besar ini.

Baca Juga

Simulasi KUR BRI September 2025: Cicilan Rp40 Ribuan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dalam keterangannya, menyatakan bahwa salah satu strategi yang sedang dikaji adalah optimalisasi dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi. Dengan skema ini, diharapkan masyarakat berpenghasilan rendah dapat lebih mudah memiliki hunian yang layak dengan suku bunga yang terjangkau.

Di sisi lain, pemerintah juga tengah berdiskusi dengan sektor perbankan untuk memperluas akses kredit perumahan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) turut dilibatkan dalam pembahasan ini guna memastikan bahwa kebijakan pembiayaan perumahan tetap selaras dengan stabilitas sistem keuangan nasional.

Analis ekonomi menilai bahwa tantangan utama dalam proyek ini bukan hanya soal pendanaan, tetapi juga dalam aspek teknis pelaksanaan, termasuk ketersediaan lahan, regulasi yang mendukung, serta efisiensi dalam distribusi dan pembangunan rumah. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengembang, serta masyarakat sangat dibutuhkan agar proyek ini bisa berjalan sesuai target dan benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia.

Dengan berbagai langkah strategis yang tengah digodok, publik menaruh harapan besar agar program ini dapat menjadi solusi nyata dalam mengatasi krisis perumahan di Indonesia. Keberhasilan program ini akan menjadi tolok ukur bagi efektivitas kebijakan Prabowo dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

Afied

Afied

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BNI KUR 2025: Pinjaman Usaha Ringan Hingga Rp500 Juta

BNI KUR 2025: Pinjaman Usaha Ringan Hingga Rp500 Juta

KUR Mandiri 2025: Pinjaman UMKM Bunga Rendah dan Ringan

KUR Mandiri 2025: Pinjaman UMKM Bunga Rendah dan Ringan

Tips Cicilan KPR Ideal: Maksimal Sepertiga dari Gaji

Tips Cicilan KPR Ideal: Maksimal Sepertiga dari Gaji

Investasi Emas Mikro: Solusi Menabung Cerdas untuk Generasi Muda

Investasi Emas Mikro: Solusi Menabung Cerdas untuk Generasi Muda

OJK Bakal Seragamkan Aturan Rekening Dormant di Bank

OJK Bakal Seragamkan Aturan Rekening Dormant di Bank