
JAKARTA - Langit Jakarta Utara menyuguhkan fenomena alam menarik hari ini, Rabu, 8 Oktober 2025, ketika peristiwa hari tanpa bayangan berlangsung tepat di atas kawasan tersebut. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), momen ini terjadi sekitar pukul 11.39.54 WIB, saat posisi Matahari berada tepat di titik zenit—yaitu posisi tepat di atas kepala pengamat.
Peristiwa ini menimbulkan efek unik: bayangan dari benda tegak di permukaan Bumi tampak lenyap, karena jatuh tepat di bawah objeknya sendiri. Kondisi tersebut dapat diamati secara langsung di ruang terbuka, terlebih jika cuaca cerah dan langit tidak tertutup awan.
Penjelasan Ilmiah: Mengapa Bayangan Bisa Menghilang?
Baca Juga
Menurut BMKG, hari tanpa bayangan merupakan hasil dari fenomena kulminasi utama, yaitu saat deklinasi Matahari (posisi semu Matahari terhadap ekuator langit) bertepatan dengan lintang geografis suatu lokasi. Hal ini terjadi akibat bidang rotasi Bumi yang miring terhadap bidang revolusinya mengelilingi Matahari.
Akibat kemiringan tersebut, posisi semu Matahari tampak bergerak dari 23,5° LU ke 23,5° LS sepanjang tahun. Karena Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa, hampir semua wilayahnya akan mengalami dua kali hari tanpa bayangan setiap tahunnya.
Jadwal Hari Tanpa Bayangan di Jabodetabek
Tak hanya Jakarta Utara, fenomena serupa juga akan menyambangi wilayah lain di Jabodetabek dalam beberapa hari ke depan. Berikut jadwal kulminasi utama menurut BMKG:
Kepulauan Seribu: 7 Oktober 2025 pukul 11.41.24 WIB
Jakarta Utara: 8 Oktober 2025 pukul 11.39.54 WIB
Jakarta Pusat: 9 Oktober 2025 pukul 11.39.58 WIB
Jakarta Timur: 9 Oktober 2025 pukul 11.39.45 WIB
Jakarta Selatan: 9 Oktober 2025 pukul 11.40.05 WIB
Jakarta Barat: 9 Oktober 2025 pukul 11.40.20 WIB
Depok: 9 Oktober 2025 pukul 11.40.12 WIB
Tangerang Selatan: 9 Oktober 2025 pukul 11.40.26 WIB
Tangerang: 9 Oktober 2025 pukul 11.40.44 WIB
Bekasi: 9 Oktober 2025 pukul 11.39.17 WIB
Bogor: 10 Oktober 2025 pukul 11.39.47 WIB
Fenomena Aman Diamati, Tapi Perhatikan Cara Melihatnya
BMKG menegaskan bahwa fenomena hari tanpa bayangan tidak membahayakan dan dapat diamati secara langsung. Namun, masyarakat diimbau tidak menatap Matahari secara langsung tanpa pelindung mata, karena dapat merusak penglihatan.
“Bayangan benda akan tampak sangat pendek, bahkan nyaris menghilang. Ini bisa menjadi momen edukatif untuk memahami dinamika gerak Bumi dan Matahari,” tulis BMKG melalui situs resminya.
Fenomena ini juga menjadi kesempatan emas untuk mengenalkan ilmu astronomi dasar kepada masyarakat, khususnya pelajar. Tanpa perlu teleskop atau alat khusus, siapapun dapat menyaksikannya hanya dengan mengamati bayangan benda tegak seperti tiang atau tongkat.
Siklus Alamiah yang Terjadi Setiap Tahun
Peristiwa hari tanpa bayangan menjadi pengingat tentang hubungan dinamis antara Bumi dan Matahari. Pergeseran posisi Matahari yang menyebabkan perbedaan panjang bayangan merupakan bagian dari siklus tahunan yang terus berulang.
Setiap wilayah yang terletak di sekitar khatulistiwa akan mengalami momen ini dua kali setahun, saat Matahari bergerak melintasi posisi lintang tempat tersebut. Meski berlangsung singkat, fenomena ini menyimpan nilai ilmiah yang penting serta memperlihatkan keteraturan sistem tata surya kita.
Kesempatan Belajar dari Halaman Rumah
Bagi masyarakat Jakarta Utara dan sekitarnya, hari tanpa bayangan menjadi kesempatan menarik untuk menyaksikan keajaiban astronomi dari halaman rumah sendiri. Dengan hanya bermodal tongkat atau benda tegak lainnya, perubahan posisi bayangan dapat diamati secara langsung dan menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan.
Fenomena ini juga mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan tidak selalu harus dipelajari melalui buku atau laboratorium. Alam semesta, melalui peristiwa sederhana seperti hari tanpa bayangan, telah menyediakan “kelas terbuka” yang bisa dinikmati siapa saja.
Hari tanpa bayangan yang terjadi di Jakarta Utara hari ini bukan hanya peristiwa langit biasa, tetapi juga momen refleksi tentang gerak alami Bumi dalam orbitnya mengelilingi Matahari. Dengan pemahaman sederhana, masyarakat dapat melihat bahwa setiap perubahan posisi Matahari membawa konsekuensi ilmiah yang nyata dan dapat diamati langsung.
Sebagaimana ditegaskan BMKG, fenomena ini aman untuk diamati dan bernilai edukatif tinggi, asalkan tetap memperhatikan keselamatan mata saat melihat ke arah Matahari. Maka, jika cuaca cerah, luangkan waktu sejenak untuk menengadah dan menyaksikan salah satu fenomena astronomi paling menarik yang terjadi tepat di atas kepala Anda.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
PTPN IV Perkuat Industri Sawit Berkelanjutan Melalui Tiga Pilar Strategis
- Rabu, 08 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Pakar Ingatkan Bahaya Radikalisme di Tengah Dinamika Medsos
- 08 Oktober 2025
2.
Keanu Reeves Kenang Pekerjaan Pertamanya Sebelum Terkenal
- 08 Oktober 2025
3.
6 Rekomendasi Sandal Pria Lokal Terbaik untuk Harbolnas 10.10
- 08 Oktober 2025
4.
6 Motif Batik Indonesia dan Filosofi Mendalam di Baliknya
- 08 Oktober 2025
5.
Resep Siomay Rumahan Chef Devina yang Laris Dijual
- 08 Oktober 2025