Kamis, 02 Oktober 2025

BPS Catat Harga Beras Medium Premium Turun September 2025

BPS Catat Harga Beras Medium Premium Turun September 2025
BPS Catat Harga Beras Medium Premium Turun September 2025

JAKARTA - Harga beras di Indonesia mengalami dinamika yang menarik pada September 2025.
 

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras medium dan premium menunjukkan penurunan secara bulanan meski tetap lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Fenomena ini mencerminkan keseimbangan antara produksi, distribusi, dan permintaan konsumen dalam beberapa bulan terakhir.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menjelaskan pergerakan harga ini secara rinci. “Jika kita pilah menurut kualitas beras di penggilingan, kualitas beras premium turun 0,72% secara month-to-month, tetapi naik 5,60% secara year-on-year. Kualitas beras medium turun 0,54% secara month-to-month, tetapi naik 6,17% secara year-on-year,” katanya.

Baca Juga

Stimulus Fiskal Dorong Pembangunan Gudang Kopdes Merah Putih

Artinya, meskipun harga beras premium dan medium di tingkat penggilingan mencatatkan inflasi tahunan, masyarakat saat ini bisa menikmati penurunan harga dari bulan sebelumnya. Harga rata-rata beras di tingkat penggilingan turun 0,62% secara bulanan, dari Rp13.596 per kilogram pada Agustus 2025 menjadi Rp13.512 per kilogram pada September 2025. Secara tahunan, harga beras di penggilingan naik 5,83%, mencerminkan tren inflasi jangka panjang di sektor pangan.

Penurunan harga bulanan ini juga terlihat di tingkat grosir. Menurut Habibullah, “Untuk di tingkat grosir, terjadi deflasi [beras] sebesar 0,02% secara month-to-month, tetapi terjadi inflasi sebesar 5,54% secara year-on-year.” Rata-rata harga beras grosir turun tipis dari Rp14.292 per kilogram pada Agustus menjadi Rp14.290 per kilogram pada September 2025.

Fenomena serupa tercatat di tingkat eceran, di mana harga beras mengalami penurunan 0,13% secara bulanan, namun naik 4,06% secara tahunan. Secara rinci, harga beras eceran turun dari Rp15.395 per kilogram pada Agustus 2025 menjadi Rp15.375 per kilogram pada September. Menurut BPS, harga ini merupakan rata-rata yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan seluruh wilayah di Indonesia.

Habibullah menekankan bahwa penurunan harga bulanan ini dapat menjadi indikasi pasokan beras yang mulai menyesuaikan dengan permintaan. “Sebagai informasi, harga beras yang kami sampaikan merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia,” ujarnya. Dengan kata lain, meskipun terdapat fluktuasi, distribusi harga beras secara nasional relatif stabil dan memberikan keuntungan bagi konsumen.

Perlu dicatat, kenaikan harga secara tahunan tetap menunjukkan tren inflasi pangan yang menjadi perhatian pemerintah. Inflasi tahunan beras di tingkat penggilingan maupun grosir menunjukkan adanya tekanan biaya produksi dan distribusi yang masih tinggi, namun tidak mengganggu penurunan harga bulanan yang memberikan ruang bagi konsumen untuk membeli beras dengan harga lebih terjangkau pada September.

Data BPS juga menyoroti bahwa harga beras premium naik 5,60% yoy, sedangkan beras medium naik 6,17% yoy. Kenaikan ini sejalan dengan kualitas beras dan permintaan konsumen yang tetap tinggi untuk beras medium, yang menjadi salah satu pilihan utama rumah tangga Indonesia. Penurunan bulanan harga beras memberikan kesempatan bagi pedagang untuk menyesuaikan harga jual dan menstabilkan pasar sebelum menghadapi lonjakan permintaan menjelang akhir tahun.

Secara keseluruhan, kondisi harga beras pada September 2025 mencerminkan keseimbangan antara tekanan inflasi jangka panjang dan penyesuaian harga bulanan. Masyarakat diuntungkan dengan turunnya harga beras dalam jangka pendek, sementara kenaikan tahunan menegaskan pentingnya pengawasan terhadap produksi, distribusi, dan kebijakan pangan pemerintah.

Penurunan harga bulanan di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran juga menjadi indikator penting bagi pengambilan kebijakan terkait pangan. Pemerintah dapat memanfaatkan data ini untuk menyesuaikan strategi penyerapan gabah, subsidi, dan distribusi beras agar inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat terjaga.

Dengan perkembangan ini, konsumen di seluruh Indonesia bisa mengantisipasi ketersediaan beras dengan harga lebih stabil dalam beberapa bulan ke depan. Selain itu, pedagang beras juga memiliki kesempatan untuk menyesuaikan strategi penjualan mereka berdasarkan tren harga bulanan yang menurun, sambil tetap memperhatikan tren tahunan yang cenderung naik.

Bagi sektor pertanian, pergerakan harga ini menjadi sinyal penting untuk merencanakan produksi dan distribusi pada kuartal berikutnya. Para petani dapat menyesuaikan hasil panen mereka agar selaras dengan kebutuhan pasar, sementara pemerintah dapat memastikan bahwa kebijakan pangan tetap mendukung kesejahteraan masyarakat dan menjaga stabilitas harga nasional.

Dengan demikian, meskipun harga beras premium dan medium mencatatkan inflasi tahunan, penurunan bulanan yang terjadi pada September 2025 memberikan optimisme bagi konsumen. Data ini sekaligus menunjukkan bahwa mekanisme pasar bekerja menyeimbangkan antara permintaan dan pasokan, sehingga harga beras dapat tetap terjangkau dan stabil di seluruh Indonesia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PGN Perkuat Peran Mitra Strategis Pembangunan Desa Tertinggal

PGN Perkuat Peran Mitra Strategis Pembangunan Desa Tertinggal

Menhub Pastikan Stasiun KRL JIS Rampung Dalam Bulan Ini

Menhub Pastikan Stasiun KRL JIS Rampung Dalam Bulan Ini

Bebas Biaya Perpanjangan SIM B1, Janji DPR untuk Sopir

Bebas Biaya Perpanjangan SIM B1, Janji DPR untuk Sopir

NTP Petani RI Tembus Level 124,36 Sepanjang September 2025

NTP Petani RI Tembus Level 124,36 Sepanjang September 2025

BGN Pastikan Susu UHT Tetap Disediakan Program MBG

BGN Pastikan Susu UHT Tetap Disediakan Program MBG