Kamis, 02 Oktober 2025

Danantara Tinjau Restrukturisasi Krakatau Steel, Butuh Rp8,3 Triliun

Danantara Tinjau Restrukturisasi Krakatau Steel, Butuh Rp8,3 Triliun
Danantara Tinjau Restrukturisasi Krakatau Steel, Butuh Rp8,3 Triliun

JAKARTA - Kondisi keuangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) tengah menjadi sorotan nasional.

Perusahaan baja pelat merah ini diketahui menghadapi tekanan utang yang cukup besar, mencapai US$1,7 miliar atau sekitar Rp28,34 triliun, termasuk pokok utang senilai US$1,4 miliar dan bunga US$338 juta. 

Situasi ini memicu langkah strategis dari Danantara Indonesia, sovereign wealth fund yang bertanggung jawab untuk melakukan restrukturisasi dan penyelamatan perusahaan-perusahaan pelat merah, salah satunya Krakatau Steel.

Baca Juga

Samudera Indonesia Suntik Rp500 Miliar ke Galangan Madura

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menegaskan bahwa penyelamatan Krakatau Steel akan segera diproses. “Ada penyelesaian problematika di Krakatau Steel. 

Ini juga masalah, lihat bukunya dan ini punya problem juga,” ujar Dony saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Jakarta. Menurut Dony, langkah restrukturisasi ini menjadi bagian dari 22 program kerja PT Danantara Asset Management (Persero), yang menekankan empat sektor utama, salah satunya sektor manufaktur baja.

Permintaan resmi dari Krakatau Steel terhadap Danantara berupa injeksi modal senilai US$500 juta atau sekitar Rp8,3 triliun. Modal ini akan berbentuk pinjaman atau shareholder loan, dengan tujuan memperkuat modal kerja perusahaan. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KRAS, Daniel Fitzgerald Liman, menyampaikan bahwa pengajuan dana telah dilakukan sejak Juni 2025. “Harapan kami dana segar ini segera cair sebelum Desember 2025, sehingga pada tahun depan kami bisa meningkatkan produktivitas pabrik,” jelas Daniel.

Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menambahkan bahwa dukungan modal ini sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan, termasuk memenuhi kebutuhan bahan baku yang krusial bagi keberlangsungan industri baja nasional. 

“Yang kami butuhkan adalah penyediaan modal kerja oleh Danantara sebesar US$500 juta untuk penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan bahan baku agar fasilitas produksi dapat berjalan efisien dan berkelanjutan,” tuturnya dalam rapat yang sama.

Selain fokus pada modal kerja, Krakatau Steel tengah memperkuat unit hot strip mill (HSM) dan cold rolling mill (CRM) untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing lini produksi. Perseroan juga terus mengembangkan bisnis infrastruktur serta hilirisasi produk baja melalui pembangunan kawasan industri, fasilitas penunjang, dan optimalisasi lini hilir. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas sekaligus menjamin keberlanjutan produksi baja nasional di masa depan.

Langkah Danantara untuk meninjau restrukturisasi Krakatau Steel menunjukkan upaya pemerintah dalam menjaga kelangsungan perusahaan strategis, sekaligus memperkuat peran sektor baja dalam pembangunan nasional. Dengan adanya injeksi modal, diharapkan perusahaan dapat menstabilkan operasional, memperbaiki struktur keuangan, dan melanjutkan proyek-proyek pembangunan yang sedang berjalan.

Selain itu, upaya restrukturisasi ini mencerminkan pendekatan Danantara dalam menangani perusahaan pelat merah secara profesional dan berkelanjutan. Dengan memprioritaskan transparansi, tata kelola yang baik, dan efisiensi operasional, Danantara bertujuan memastikan bahwa perusahaan yang diselamatkan tidak hanya pulih dari tekanan finansial, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.

Penyelamatan Krakatau Steel juga sejalan dengan fokus Danantara untuk mendorong sektor industri strategis nasional. Dengan menempatkan modal kerja dan manajemen risiko yang tepat, langkah ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi baja nasional dan mendukung proyek-proyek infrastruktur serta pembangunan industri hilir yang berkelanjutan.

Dalam konteks ini, injeksi modal US$500 juta bukan sekadar bentuk bantuan finansial, tetapi juga strategi jangka panjang untuk memastikan kelangsungan perusahaan sekaligus menjaga kedaulatan industri baja Indonesia. Dukungan Danantara diharapkan mampu memberikan efek domino positif, mulai dari peningkatan produktivitas pabrik hingga pemenuhan kebutuhan bahan baku, serta mendorong pertumbuhan ekonomi sektor manufaktur nasional.

Dengan proses restrukturisasi yang sedang berlangsung, Krakatau Steel memiliki peluang untuk memperbaiki neraca keuangan, mengoptimalkan lini produksi, dan melanjutkan pengembangan kawasan industri serta fasilitas pendukung. Sementara itu, Danantara menekankan bahwa keselamatan dan keberlanjutan operasional perusahaan menjadi prioritas utama dalam setiap langkah restrukturisasi yang dilakukan.

Inisiatif ini menunjukkan sinergi antara pemerintah melalui Danantara dan manajemen perusahaan pelat merah dalam menghadapi tantangan finansial. Restrukturisasi yang dijalankan diharapkan tidak hanya menyelamatkan Krakatau Steel dari tekanan utang, tetapi juga membangun fondasi yang lebih kuat untuk pertumbuhan industri baja nasional di masa mendatang.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kilang Dumai Terbakar, Tim Pemadam Fokus Selamatkan Unit

Kilang Dumai Terbakar, Tim Pemadam Fokus Selamatkan Unit

Kilang Dumai Kendalikan Kebakaran, Situasi Kini Aman

Kilang Dumai Kendalikan Kebakaran, Situasi Kini Aman

Danantara Ajukan Patriot Bond ke OJK, Target Rp50 Triliun

Danantara Ajukan Patriot Bond ke OJK, Target Rp50 Triliun

Asia Investment Capital Akan Akuisisi Mayoritas Saham SOFA

Asia Investment Capital Akan Akuisisi Mayoritas Saham SOFA

PNM Dorong Literasi Anak Melalui TBM Kolong Ciputat

PNM Dorong Literasi Anak Melalui TBM Kolong Ciputat