Minggu, 07 September 2025

7 Cara Meredakan Sesak Nafas yang Alami dan Penyebabnya

7 Cara Meredakan Sesak Nafas yang Alami dan Penyebabnya
cara meredakan sesak nafas

JAKARTA - Cara meredakan sesak nafas bisa dilakukan secara alami tanpa obat, terutama jika kondisi masih ringan dan tak perlu penanganan khusus.

Mengatasi sesak nafas sejak dini dapat membantu mencegah perkembangan menjadi masalah yang lebih serius. 

Sesak nafas, yang juga dikenal sebagai dispnea, merupakan gangguan pernapasan yang terjadi akibat masalah pada jantung atau paru-paru sehingga oksigen tidak dapat didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh. 

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Saat mengalami atau menyaksikan seseorang mengalami sesak nafas, tidak perlu panik karena ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan sebagai cara meredakan sesak nafas secara efektif.

Penyebab Sesak Nafas

Sesak nafas, atau yang secara medis dikenal sebagai dyspnea, merupakan reaksi alami tubuh ketika membutuhkan lebih banyak energi dan oksigen. 

Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, baik orang sehat, lansia, ibu hamil, orang yang sedang stres, maupun yang merasa takut. 

Sesak nafas termasuk hal yang umum dan biasanya tidak berbahaya karena tubuh memberi sinyal bahwa saat itu dibutuhkan tambahan energi dan oksigen, sehingga tubuh melakukan upaya fisik untuk memenuhinya.

Namun, sesak nafas juga bisa terjadi akibat penyakit tertentu. Jika sesak nafas dialami karena kondisi medis, penting untuk waspada terhadap gejalanya. 

Sebelum mencoba meredakan sesak nafas, penting untuk memahami penyebabnya terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa penyebab sesak nafas yang perlu diperhatikan.

Kondisi Paru-paru

Salah satu penyebab sesak nafas adalah adanya penyempitan atau peradangan pada saluran udara, atau saluran udara yang tersumbat oleh dahak. Hal ini membuat udara sulit masuk dan keluar dari paru-paru. 

Akibatnya, paru-paru menjadi kaku dan kehilangan elastisitas sehingga sulit mengembang dan terisi udara. Beberapa kondisi paru-paru yang dapat menyebabkan sesak nafas akut antara lain:

  • Serangan asma
  • Emboli paru (bekuan darah di paru-paru)
  • Infeksi paru seperti tuberkulosis atau pneumonia
  • Pneumotoraks (paru-paru kolaps)
  • Penumpukan cairan di paru-paru

Selain itu, ada pula kondisi paru-paru yang menyebabkan sesak nafas kronis atau jangka panjang, seperti:

  • Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
  • Penyakit paru interstisial seperti sarkoidosis
  • Bronkiektasis
  • Kanker paru-paru

Masalah pada Jantung

Sesak nafas juga dapat terjadi karena gangguan pada jantung, terutama sesak nafas jangka panjang yang sering muncul tiba-tiba. Kondisi ini biasanya memburuk saat berbaring atau tidur dalam posisi terlentang. 

Penyakit jantung yang dapat menyebabkan sesak nafas meliputi gagal jantung, tamponade jantung (kelebihan cairan di sekitar jantung), serangan jantung, serta gangguan irama jantung (aritmia).

Kecemasan atau Anxiety

Sesak nafas juga bisa dipicu oleh perasaan cemas atau takut. Saat mengalami kecemasan, tubuh secara alami akan bernapas lebih cepat, membuat otot-otot pernapasan menjadi tegang. 

Namun, sesak nafas akibat kecemasan berlebihan atau serangan panik bisa berbahaya, karena penderita mungkin kesulitan bernapas dengan baik.

Pada gangguan kecemasan, bernapas terlalu cepat bisa menyebabkan hiperventilasi, yaitu pernapasan berlebihan yang mengubah keseimbangan gas dalam paru-paru. 

Karbon dioksida yang seharusnya ada di darah terdorong keluar, sehingga otak menerima sinyal yang keliru tentang kebutuhan bernapas.

Saat serangan panik berlangsung, penderita sering mengalami kesulitan bernapas, disertai gejala lain seperti jantung berdebar, berkeringat, rasa sakit, lemas sampai ingin pingsan, dan anggota tubuh gemetar.

Selain itu, beberapa penyebab lain sesak nafas meliputi kebiasaan merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, kekurangan berat badan, anemia, serta perubahan postur tulang belakang yang memengaruhi bentuknya.

Cara Meredakan Sesak Nafas

Sesak nafas seringkali disertai dengan gejala seperti nyeri dada, pusing, batuk, dan kelelahan. Kondisi ini juga dapat terjadi pada seseorang yang memiliki fobia tertentu, seperti takut pada laut atau samudra, yang dikenal sebagai thalassophobia.

Seperti halnya penyakit lain, sesak nafas bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas, pilek, hingga kebiasaan merokok. Bahkan, sesak nafas terkadang menjadi pertanda penyakit yang lebih serius.

Meski demikian, saat mengalami sesak nafas atau melihat orang lain mengalaminya, tidak perlu panik. Sebaiknya, coba lakukan beberapa cara meredakan sesak nafas berikut ini untuk membantu mengatasi kondisi tersebut.

Pursed Lip Breathing

Teknik pernapasan ini sederhana dan bisa dilakukan kapan saja. Pertama, tarik napas lewat hidung selama sekitar dua detik dengan mulut tertutup. 

Selanjutnya, hembuskan napas perlahan lewat mulut selama dua detik. Saat melakukan cara ini, pastikan leher dan bahu dalam kondisi rileks, tidak tegang.

Duduk dengan Tubuh Sedikit Membungkuk

Metode kedua bisa dilakukan dalam posisi duduk. Dudukkan tubuh dengan sedikit condong ke depan dan membungkuk ringan. 

Letakkan tangan di atas lutut atau paha, kemudian bernapaslah secara perlahan sambil menjaga tubuh tetap santai dan rileks.

Berdiri Bersandar pada Dinding

Saat sesak napas muncul, coba berdiri dengan punggung bersandar pada dinding dan tubuh sedikit condong ke depan. Buka kaki selebar bahu dan letakkan tangan di paha. 

Jaga pinggul tetap rileks menempel di dinding, lalu bernapaslah dengan tenang dan santai.

Berbaring

Bagi yang sering terbangun akibat sesak napas atau mengalami sleep apnea, mencoba berbaring terlentang bisa membantu. Letakkan bantal di bawah kepala dan lutut, lalu bernapaslah dengan tenang, santai, dan perlahan.

Teknik Pernapasan Diafragma

Pernapasan diafragma dapat membantu meredakan sesak napas. Duduklah di kursi, rilekskan bahu, lutut, kepala, dan leher. Letakkan satu tangan di perut dan satu lagi di dada. 

Tarik napas perlahan lewat hidung hingga tangan di perut terasa bergerak. Saat menghembuskan napas, kencangkan otot perut dan hembuskan perlahan lewat mulut dengan bibir mengerucut. 

Pastikan hembusan napas lebih lama dari tarikan napas. Ulangi selama sekitar lima menit.

Menggunakan Kipas

Sebuah studi tahun 2010 yang dipublikasikan di Journal of Pain and Symptom Management menunjukkan bahwa meniupkan udara dari kipas genggam ke wajah dan hidung bisa mengurangi gejala sesak napas. 

Sensasi udara yang masuk ini memberikan efek seolah-olah lebih banyak udara yang terhirup, sehingga membantu meredakan sesak. 

Namun, metode ini tidak mengatasi penyebab medis dari sesak napas dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena kontroversi.

Duduk dengan Menyandarkan Kepala ke Meja

Jika sesak napas menyerang dan ada meja atau kursi di sekitar, cobalah duduk dengan posisi yang lebih nyaman untuk mengatur pernapasan. 

Duduklah di kursi dengan kaki menyentuh lantai menghadap meja, condongkan dada sedikit ke depan, lalu letakkan tangan di atas meja dan sandarkan kepala pada lengan atau bantal jika tersedia.

Cara Mengatasi Sesak Nafas pada Ibu Hamil

Secara umum, ibu hamil sering mengalami sesak napas saat duduk, berdiri, dan terutama saat tidur. Hal ini terjadi karena ketika berbaring, dada terasa tertekan oleh perut yang membesar. 

Sesak napas saat tidur tentu mengganggu kualitas istirahat ibu hamil karena menimbulkan ketidaknyamanan. 

Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui cara meredakan sesak napas agar dapat memperoleh tidur yang lebih baik, sehingga kesehatan ibu dan janin tetap terjaga menjelang hari kelahiran. 

Berikut ini beberapa metode untuk mengatasi sesak napas saat tidur bagi ibu hamil.

Menggunakan Penyangga

Metode pertama adalah dengan memanfaatkan beberapa bantal sebagai penyangga di bagian atas tubuh. 

Posisi tidur setengah duduk ini membantu menopang punggung atas dan memungkinkan rahim terdorong ke bawah oleh gravitasi, sehingga paru-paru memiliki ruang lebih luas. 

Cara ini efektif mengurangi tekanan antara paru-paru dan rahim, sehingga pernapasan menjadi lebih lega saat tidur.

Memberi Ruang untuk Paru-paru Bernafas

Cara berikutnya adalah dengan memberi ruang sebanyak mungkin bagi paru-paru untuk bernafas. Jika sesak napas muncul saat tidur, ibu hamil dapat mencoba bangun, lalu duduk tegak atau berdiri. 

Posisi ini dapat memperluas ruang di rongga perut sehingga pernapasan menjadi lebih mudah.

Menempatkan Bantal di Kaki

Jika dua cara sebelumnya belum cukup efektif, ibu hamil dapat mencoba menaruh bantal di kaki. 

Posisi tidur yang dianjurkan adalah miring ke kiri, dengan bantal diletakkan di antara kedua kaki dan kepala ditinggikan menggunakan bantal. Pastikan punggung tetap lurus dalam posisi ini. 

Tidur miring ke kiri membantu menjaga agar rahim menjauh dari aorta, arteri utama yang mengalirkan darah beroksigen ke seluruh tubuh ibu hamil, sehingga peredaran darah menjadi lebih lancar dan sesak napas berkurang.

Menjaga Postur Tubuh yang Tepat

Langkah selanjutnya untuk meredakan sesak napas saat tidur bagi ibu hamil adalah dengan rutin menjaga postur tubuh yang benar. 

Cara ini membantu agar rahim tetap menjauh dari diafragma sebanyak mungkin, sehingga pernapasan tidak terganggu. 

Ibu hamil juga dapat memanfaatkan alat pendukung seperti sabuk khusus kehamilan yang membantu menjaga postur tubuh agar tetap baik dan nyaman.

Tetap Tenang dan Jangan Panik

Saat mengalami sesak napas, hal paling penting adalah menjaga ketenangan dan tidak panik. 

Meski ibu hamil mungkin merasa seolah-olah mendapatkan udara yang lebih sedikit, hal ini sebenarnya dipengaruhi oleh kadar progesteron yang meningkat selama kehamilan. 

Oleh karena itu, rasa panik sebaiknya dihindari kecuali jika sesak napas terjadi secara tiba-tiba, semakin parah, atau disertai gejala lain seperti batuk, nyeri, mengi, atau jantung berdebar.

Melatih Teknik Pernapasan

Selama kehamilan, ibu hamil bisa melatih teknik pernapasan yang terkontrol, misalnya metode Lamaze. Teknik ini mengajarkan untuk mengatur napas dengan sadar dan perlahan, bukan sekadar bernapas secara otomatis. 

Latihan pernapasan ini tidak hanya membantu mengurangi sesak napas, tapi juga sangat bermanfaat saat proses persalinan nanti.

Mengurangi Aktivitas Berat

Di masa kehamilan, terutama saat usia kehamilan sudah memasuki trimester akhir atau mendekati tanggal perkiraan lahir, penting bagi ibu hamil untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas berat. 

Mengurangi beban aktivitas dapat membantu mengurangi rasa sesak napas yang mungkin muncul, terutama saat tidur.

Sebagai penutup, menerapkan cara meredakan sesak nafas dengan tepat dapat membantu meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup sehari-hari secara signifikan.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri