Rosan Roeslani Jabat CEO Danantara Sekaligus Menteri Investasi

Senin, 24 Februari 2025 | 13:35:55 WIB

Jakarta - Rosan P. Roeslani kini mengemban dua tanggung jawab besar sekaligus. Ia ditunjuk sebagai Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sekaligus menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Dalam konferensi pers yang digelar setelah peluncuran Danantara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025), Rosan menegaskan bahwa kedua jabatan yang diembannya bisa berjalan seiring. Menurutnya, peran Danantara dan sektor investasi saling berhubungan sehingga memungkinkan adanya sinergi yang baik.

"Ya, saya kan Menteri Investasi dan Hilirisasi. Sedangkan Danantara berada dalam ranah investasi. Jadi, justru akan tercipta sinergi yang sangat baik ke depannya," ujar Rosan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dengan peran ganda ini, ia tidak hanya bertanggung jawab dalam menyusun peta jalan (roadmap) investasi dan mengurus perizinan, tetapi juga mempercepat implementasi proyek dengan memanfaatkan dana yang tersedia.

Menurutnya, kebijakan ini merupakan langkah terobosan yang telah diterapkan di beberapa negara. Ia mencontohkan Uni Emirat Arab (UEA), di mana Menteri Investasi negara tersebut juga menjabat sebagai kepala Sovereign Wealth Fund mereka.

"Dengan model seperti ini, kita bisa memastikan investasi berjalan lebih efektif dan optimal," tambahnya.

Sebagai badan pengelola investasi negara, Danantara memiliki peran strategis sebagai "investment arm" pemerintah. Salah satu fokus utamanya adalah mengoptimalkan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hasil dari optimalisasi tersebut kemudian akan digunakan untuk mendanai berbagai proyek investasi di berbagai sektor guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Rosan menekankan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan yang jelas mengenai tata kelola Danantara. Presiden menginginkan agar badan ini dijalankan dengan prinsip good governance yang ketat, kehati-hatian, transparansi, serta penuh integritas.

"Pesan dari Bapak Presiden adalah bahwa Danantara harus dikelola dengan tata kelola yang benar, transparan, dan penuh integritas," tegas Rosan.

Pentingnya prinsip tata kelola yang baik ini menjadi semakin relevan mengingat Danantara akan mengelola dana dalam jumlah yang sangat besar. Hingga saat ini, total aset dalam pengelolaan (AUM) badan tersebut mencapai sekitar US$ 900 miliar.

Dengan jumlah dana sebesar itu, Rosan menekankan bahwa manfaat dari investasi Danantara harus dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

"Tadi Bapak Presiden juga menyampaikan bahwa ini adalah aset bangsa yang harus kita jaga dan kembangkan. Kita harus memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan oleh anak cucu kita di masa mendatang," pungkasnya.

Sebagai entitas investasi baru yang memiliki peran strategis, Danantara diharapkan mampu menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus memastikan bahwa Indonesia tetap kompetitif dalam persaingan investasi global.

Terkini