Harga Minyak Global Naik, Konflik Ukraina Dorong Kenaikan

Kamis, 09 Oktober 2025 | 12:04:13 WIB
Harga Minyak Global Naik, Konflik Ukraina Dorong Kenaikan

JAKARTA - Pasar minyak global mencatat kenaikan harga signifikan sepekan terakhir, terdorong kombinasi ketegangan geopolitik di Ukraina dan konsumsi energi yang meningkat di Amerika Serikat. Kondisi ini membuat investor tetap waspada, sementara produsen minyak menyesuaikan strategi pasokan mereka.

Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent naik US$0,80 atau 1,2% menjadi US$66,25 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) AS menguat US$0,82 atau 1,3% menjadi US$62,55 per barel. Penutupan tersebut merupakan level tertinggi sejak 30 September untuk Brent dan 29 September untuk WTI.

“Data permintaan cukup kuat dan itu akan menjaga pasar tetap mendapat dukungan,” ujar Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.

Ketegangan Ukraina dan Dampak Pasokan Rusia

Dorongan menuju kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina disebut sebagian besar telah habis, menurut seorang diplomat senior Rusia. Ketidakpastian geopolitik ini membuat pasar khawatir potensi pasokan minyak Rusia ke pasar global tetap terbatas.

Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah AS pada 2024. Meski berada di bawah sanksi, negara ini tetap meningkatkan produksinya. Wakil Perdana Menteri Alexander Novak menyatakan bahwa bulan lalu Rusia hampir memenuhi kuota produksi OPEC+, sebagaimana dikutip Interfax.

“Kondisi ini membuat pasar memperkirakan bahwa pasokan Rusia tetap terbatas, sehingga harga minyak mendapat dukungan,” jelas analis energi.

Selain itu, serangan drone Ukraina terhadap kilang minyak Rusia dalam dua bulan terakhir menambah ketidakpastian pasokan. Kejadian ini turut menjaga harga minyak tetap tinggi meski terdapat stok cadangan yang meningkat di AS.

Permintaan Energi AS Meningkat

Di sisi lain, konsumsi minyak di AS naik signifikan, menambah dukungan terhadap harga. Administrasi Informasi Energi (EIA) AS mencatat total produk minyak bumi yang disalurkan melonjak menjadi 21,99 juta barel per hari, level tertinggi sejak Desember 2022.

Meskipun laporan mingguan menunjukkan kenaikan stok minyak mentah AS sebesar 3,7 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan analis 1,9 juta barel, pasar tetap menyoroti kenaikan konsumsi sebagai sinyal permintaan kuat.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan masih tertutupi oleh permintaan domestik yang kuat, khususnya dari sektor transportasi dan industri.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Selain faktor geopolitik dan permintaan energi, ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) juga berperan. Risalah rapat The Fed 16–17 September menunjukkan adanya potensi pemangkasan suku bunga, meski risiko inflasi tetap menjadi perhatian.

Pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 28–29 Oktober, menurut CME Group’s FedWatch Tool. Penurunan suku bunga ini berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi AS sekaligus meningkatkan permintaan minyak.

“Investor memperhitungkan pemangkasan suku bunga sebagai faktor yang bisa mendorong konsumsi energi lebih tinggi, sehingga menstabilkan harga minyak global,” kata analis pasar.

OPEC+ dan Strategi Produksi

Minggu lalu, OPEC+ mengumumkan rencana kenaikan produksi sebesar 137.000 barel per hari untuk November, lebih kecil dari perkiraan pasar. Keputusan ini menunjukkan kehati-hatian OPEC+ dalam menyeimbangkan pasokan dan permintaan, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik.

Dengan produksi yang terkontrol dan permintaan yang meningkat, harga minyak Brent dan WTI telah naik sekitar 3% sepanjang pekan ini. Para analis menilai kondisi ini bisa berlanjut dalam beberapa minggu ke depan jika faktor geopolitik tetap tegang dan konsumsi AS terus meningkat.

Kesimpulan: Harga Minyak Tetap Didukung Faktor Global

Harga minyak dunia mencerminkan kombinasi risiko geopolitik dan permintaan energi yang kuat, di mana ketegangan Ukraina dan konsumsi tinggi di AS menjadi katalis utama. Sementara itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed serta kebijakan OPEC+ turut memberi dukungan tambahan terhadap pasar.

Investor dan pelaku pasar energi disarankan terus memantau:

Perkembangan konflik Ukraina dan dampaknya terhadap pasokan minyak Rusia.

Data konsumsi minyak AS sebagai indikator permintaan global.

Keputusan The Fed terkait suku bunga yang dapat memengaruhi ekonomi dan konsumsi energi.

Kebijakan produksi OPEC+ yang menentukan keseimbangan pasokan dan permintaan global.

Dengan faktor-faktor tersebut, harga minyak global diperkirakan akan tetap tinggi dan fluktuatif, menjadikan pasar energi dunia tetap menjadi fokus para trader dan investor internasional.

Terkini