Selasa, 09 September 2025

Pengertian Pengendalian Diri, Aspek, dan Cara Melakukannya

Pengertian Pengendalian Diri, Aspek, dan Cara Melakukannya
pengertian pengendalian diri

Pengertian pengendalian diri merujuk pada kemampuan individu untuk mengatur serta mengendalikan emosi, dorongan, dan perilaku dalam dirinya. 

Kemampuan ini menjadi aspek penting yang perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, sebab berperan besar dalam mencegah munculnya tindakan yang tidak diinginkan, sekaligus membantu seseorang tetap fokus pada tujuan yang ingin diraih. 

Maka dari itu, memiliki kendali atas diri sendiri dapat membuat arah hidup menjadi lebih jelas dan tertata. 

Baca Juga

Hari Olahraga Nasional 2025 Momentum Persatuan Lewat Sport

Untuk memahami lebih dalam, berikut akan dijelaskan secara lengkap mengenai makna dari pengendalian diri, meliputi unsur-unsur yang membentuknya, penyebab yang mempengaruhinya, serta langkah-langkah untuk melatihnya agar menjadi lebih baik. 

Pengertian pengendalian diri ini dapat menjadi bekal penting dalam perjalanan pengembangan diri secara menyeluruh.

Pengertian Pengendalian Diri

Menurut Calhoun dan Acocella (1990), pengendalian diri atau self-control diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengatur berbagai proses yang berkaitan dengan kondisi fisik, mental, dan juga perilaku. 

Dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa pengendalian diri merupakan rangkaian mekanisme yang dijalankan individu dalam membentuk dan mengarahkan dirinya sendiri.

Sementara itu, Goldfried dan Merbaum menjelaskan bahwa pengendalian diri adalah kemampuan untuk merancang, mengelola, membimbing, serta mengarahkan perilaku menuju arah yang lebih baik. 

Mahoney dan Thoresen turut memberikan pandangan bahwa kemampuan ini mencerminkan keterhubungan penuh antara individu dengan lingkungan sekitarnya.

Kemampuan untuk mengendalikan diri yang dimiliki seseorang akan sangat membantu dalam menyesuaikan perilaku terhadap berbagai situasi yang dihadapi. 

Dalam pandangan Chaplin (2006), pengendalian diri merupakan suatu kapasitas untuk mengatur tindakan diri sendiri, sekaligus kemampuan untuk menahan dorongan impulsif yang muncul secara tiba-tiba.

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Messina dan Messina, yang menyebutkan bahwa pengendalian diri mencakup seperangkat perilaku yang berorientasi pada keberhasilan individu dalam mengubah dirinya sendiri, menangkal dorongan merusak, dan membentuk keyakinan bahwa diri sendiri mampu menghadapi tantangan. 

Selain itu, hal ini juga mencerminkan kemandirian dari pengaruh eksternal, kebebasan dalam menentukan arah hidup, kemampuan membedakan antara perasaan dan pemikiran logis, serta tindakan yang mengutamakan tanggung jawab terhadap diri pribadi.

Dari berbagai sudut pandang tersebut, pengertian pengendalian diri dapat dirangkum sebagai kemampuan yang dimiliki individu untuk mengarahkan keinginan dan perilakunya secara sadar, menahan tindakan impulsif yang dapat membawa dampak buruk, serta mengarahkan perilaku tersebut menuju hasil yang lebih baik dan bermanfaat.

Aspek Pengendalian Diri

Menurut konsep yang diungkapkan oleh Averill (dalam Sarafino, 1994), kemampuan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri dapat dikelompokkan ke dalam lima dimensi.

Averill sendiri menyebut pengendalian ini sebagai bentuk kendali pribadi. Kelima dimensi tersebut mencakup pengaturan tingkah laku, pengelolaan pikiran, pengambilan keputusan berdasarkan preferensi individu, pengelolaan informasi, dan peninjauan kembali terhadap sumber tekanan.

Pengaturan Tingkah Laku

Dimensi pertama merujuk pada kesiapan untuk memberikan reaksi yang dapat secara langsung mengubah atau memengaruhi situasi yang tidak nyaman. Kemampuan ini mencakup dua bagian utama:

  • Kemampuan mengatur pelaksanaan tindakan, yaitu keterampilan individu dalam menentukan pihak mana yang sebaiknya mengelola suatu keadaan, bisa dirinya sendiri maupun pihak luar.
  • Kemampuan menyesuaikan rangsangan, yaitu kecakapan untuk memahami kapan dan bagaimana menghadapi rangsangan yang dianggap mengganggu.

Pengelolaan Pikiran

Dimensi kedua merupakan kapasitas seseorang dalam menangani informasi yang tidak diharapkan dengan cara seperti menafsirkan, mengevaluasi, dan menyesuaikan situasi yang dihadapi agar sesuai dengan kerangka pikir yang sehat, sebagai bentuk penyesuaian diri secara mental guna mengurangi tekanan. 

Averill membagi kemampuan ini menjadi dua bagian:

  • Mencari informasi, yakni usaha individu dalam memahami lebih dalam mengenai situasi yang tidak menyenangkan agar dapat membuat persiapan atau langkah antisipatif.
  • Melakukan evaluasi, yakni proses seseorang dalam menilai suatu keadaan dengan memusatkan perhatian pada sisi baiknya berdasarkan sudut pandangnya sendiri.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan

Dimensi ketiga berfokus pada keterampilan individu dalam memilih langkah yang sesuai dengan pandangan atau nilai yang ia pegang. Dengan kata lain, seseorang memiliki kebebasan untuk menentukan tindakan yang menurutnya paling tepat.

Pengelolaan Informasi

Dimensi keempat berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengurangi tekanan melalui peningkatan kemampuan dalam memperkirakan dan mempersiapkan diri terhadap kemungkinan yang akan datang, dengan cara meredakan ketakutan terhadap hal-hal tak terduga.

Peninjauan Kembali Sumber Tekanan

Dimensi kelima menyoroti kemampuan individu dalam membangun keyakinan tentang penyebab munculnya tekanan, baik itu menyangkut siapa maupun apa yang memicu terjadinya situasi tersebut.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Diri

Menurut pendapat dari Nur Ghufron dan Rini (2011:32), terdapat sejumlah elemen yang dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam mengendalikan diri, yang terbagi menjadi dua kategori utama, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal

Salah satu aspek utama yang mempengaruhi pengendalian diri berasal dari dalam diri seseorang, dikenal sebagai faktor internal. 

Salah satu contohnya adalah usia. Semakin bertambahnya umur seseorang, biasanya akan berbanding lurus dengan meningkatnya kemampuan dalam mengelola dan mengontrol tindakannya secara lebih baik.

Faktor Eksternal

Selain faktor dari dalam diri, terdapat pula pengaruh dari luar yang disebut sebagai faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah lingkungan keluarga. 

Dalam konteks ini, peran orang tua sangat penting karena mereka memiliki andil besar dalam membentuk disiplin anak.

Ketika orang tua secara konsisten menerapkan kedisiplinan yang disertai dengan konsekuensi nyata sejak dini, hal ini akan membentuk sikap konsisten pada anak yang terus terbawa hingga dewasa. 

Sikap ini menjadi bekal penting bagi anak dalam mengontrol dirinya dengan lebih baik.

Selain kedua faktor di atas, masih ada sejumlah aspek lainnya yang juga bisa mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengelola dan mengendalikan dirinya atau yang dikenal sebagai kontrol diri.

Arah Keberagamaan

Salah satu unsur yang turut menentukan kemampuan seseorang dalam mengontrol dirinya adalah arah keberagamaannya. Bergin menyebutkan bahwa arah keberagamaan berkaitan erat dengan berbagai hasil positif, termasuk dalam hal kepribadian. 

Misalnya, keberagamaan dapat berdampak pada tingkat kecemasan, kemampuan mengatur diri, kepercayaan yang tidak rasional, depresi, serta karakter kepribadian lainnya. 

Arah keberagamaan ini memiliki hubungan positif terhadap kemampuan seseorang dalam mengontrol diri.

Gaya Pengasuhan dari Orang Tua

Pengaruh kedua datang dari cara orang tua mendidik anaknya. Penerapan kedisiplinan oleh orang tua sangat berperan dalam membentuk kemampuan seseorang untuk mengatur perilaku. 

Sikap disiplin yang konsisten dari orang tua sejak masa kanak-kanak akan membentuk individu yang mampu mempertanggungjawabkan segala tindakannya, baik itu yang membawa dampak positif maupun negatif.

Aspek Kognitif

Pengaruh ketiga berasal dari aspek kognitif. Pengendalian diri seseorang tidak lepas dari bagaimana ia merencanakan atau memikirkan tindakannya. 

Kemampuan untuk membuat perencanaan sebelum melakukan suatu hal menunjukkan bagaimana pemikiran individu turut membentuk kendali terhadap dorongan atau tindakan spontan.

Cara Mengendalikan Diri

Menstabilkan Pola Pernapasan

Langkah awal yang bisa dilakukan untuk menjaga kendali atas diri sendiri adalah dengan menstabilkan pola pernapasan. 

Berdasarkan hasil penelitian, hanya diperlukan waktu sekitar satu setengah menit bagi reaksi kimia dalam otak untuk kembali ke keadaan semula melalui proses ini. 

Dengan menerapkan teknik pernapasan sebagai cara untuk meredakan emosi, kamu bisa memberikan jeda bagi pikiran agar lebih tenang.

Langkah ini pun sangat praktis dilakukan, yakni dengan menarik napas dalam-dalam secara perlahan, lalu nikmati setiap hembusannya sebelum melanjutkan aktivitas harian. 

Melalui cara ini, kamu bisa menyegarkan pikiran dalam waktu yang relatif singkat. Menstabilkan pola nafas menjadi langkah awal yang penting dalam upaya mengontrol diri secara lebih efektif.

Mengendalikan Ledakan Emosi

Langkah berikutnya dalam mengatur diri sendiri adalah dengan mencoba menahan luapan emosi, terutama kemarahan. 

Saat berada dalam kondisi yang membuatmu mudah tersulut emosi, usahakan tetap tenang dan tahan dorongan untuk meluapkan kemarahan saat itu juga.

Terdapat suatu pola yang dikenal sebagai siklus ledakan emosi, yaitu rangkaian peristiwa yang diawali oleh peningkatan tekanan, puncak ledakan, lalu diikuti dengan dampak setelahnya. 

Namun, ketika seseorang mampu menjaga kontrol diri, maka pola ini dapat diputus dan tidak berlangsung. Kemampuan untuk menahan diri dari amarah akan membantumu berpikir lebih jernih dan bertindak lebih masuk akal.

Meningkatkan Kesadaran Pribadi

Cara ketiga untuk menjaga kendali atas diri sendiri adalah dengan meningkatkan kesadaran terhadap apa yang sedang dirasakan dan dilakukan. 

Ini penting karena saat dikuasai oleh emosi, sering kali seseorang tidak menyadari tindakan yang diperbuatnya. Dalam mengekspresikan perasaan pun perlu ada pertimbangan waktu dan situasi yang tepat.

Menunjukkan emosi bukanlah sesuatu yang keliru, apalagi saat menghadapi kejadian berat seperti kehilangan orang terdekat atau barang bernilai tinggi. Namun yang lebih utama adalah memiliki kesadaran untuk tetap mengelola kondisi emosional.

Seberapa pun besar tekanan atau rasa kecewa yang dirasakan, melempar barang atau berteriak pada orang lain yang berniat membantu justru akan memperburuk keadaan. 

Kesadaran diri menjadi kunci agar kamu bisa mengetahui kapan saatnya meluapkan perasaan, dan kapan lebih baik menyimpannya serta menyalurkannya ke hal yang lebih positif.

Menyalurkan Diri Lewat Aktivitas Favorit untuk Mengalihkan Fokus

Langkah keempat dalam mengelola dorongan diri dapat dilakukan dengan menyibukkan diri dalam kegiatan yang disukai, seperti menonton film, berbelanja, bermain, atau berolahraga. 

Bila merasa perlu jeda dari rutinitas, penting untuk mengatur jadwal agar seluruh tanggung jawab tetap terselesaikan.

Membangun Pola Pikir Baru

Langkah kelima adalah mencoba melihat persoalan dari perspektif yang berbeda. Saat menghadapi tantangan, yakini bahwa di balik setiap kejadian pasti ada pelajaran berharga, baik berupa pengalaman positif maupun negatif. 

Dengan begitu, kamu akan semakin dewasa dalam menghadapi situasi yang serupa di masa mendatang.

Menganggap Setiap Hari Sebagai Kesempatan Terakhir

Langkah keenam dalam menata diri adalah membayangkan bahwa hari ini adalah kesempatan terakhir untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

Dengan pemikiran seperti ini, kamu akan terdorong untuk lebih tenang, bersikap penuh makna, dan menurunkan emosi secara perlahan.

Mengambil Keputusan Secara Tenang dan Matang

Langkah ketujuh adalah bersikap hati-hati dalam membuat keputusan dan tidak terburu-buru menyelesaikan persoalan. Tindakan yang tergesa-gesa berisiko memperburuk keadaan. 

Sebaliknya, diperlukan ketenangan dan pemikiran matang agar keputusan yang diambil tepat dan tidak menimbulkan masalah baru.

Memiliki Kemampuan untuk Memberi Maaf

Langkah kedelapan dalam mengelola emosi diri adalah dengan belajar memberi maaf kepada sesama, meskipun pada kenyataannya hal ini tidak selalu mudah dilakukan. 

Akan tetapi, kemampuan untuk memaafkan merupakan bagian penting dalam menjaga kestabilan emosi. Dengan mengembangkan sikap ini, kamu akan terhindar dari pikiran-pikiran yang tidak sehat dan dapat menciptakan kedamaian dalam batin.

Tidak Menganggap Sebuah Masalah Terlalu Berat

Pendekatan kesembilan yang dapat digunakan untuk menjaga kendali diri yaitu dengan tidak menjadikan suatu persoalan terasa lebih besar dari yang sebenarnya. Hal ini penting agar kamu tidak terjebak dalam tekanan emosional. 

Banyak situasi yang tampaknya rumit justru bisa diatasi dengan tenang, selama kamu dapat berpikir dengan kepala dingin, melihat permasalahan secara objektif, dan menentukan langkah yang tepat untuk menanganinya.

Menimbang Konsekuensi dari Emosi yang Tidak Terkontrol

Strategi kesepuluh yang bisa diterapkan untuk menjaga kestabilan diri yaitu dengan mempertimbangkan apa saja dampak negatif yang mungkin terjadi jika kamu membiarkan amarah atau perasaan lain menguasai. 

Perasaan yang meledak-ledak memang sesuatu yang wajar, terutama saat berada dalam situasi yang tidak diinginkan, saat keinginan tidak tercapai, atau ketika mengalami kehilangan. 

Namun, jika emosi tersebut terus dibiarkan tanpa upaya untuk mengelolanya, hal ini bisa berdampak serius.

Beberapa kemungkinan yang bisa timbul antara lain: keretakan hubungan sosial, kesulitan dalam menjalin relasi baru, masalah di lingkungan kerja atau perkuliahan, munculnya keinginan untuk mencari pelarian yang tidak sehat seperti penggunaan zat terlarang, hingga terjadinya luapan emosi yang merusak.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami apa yang sebenarnya memicu perasaan tersebut dan mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan akar permasalahannya. 

Dengan begitu, keseimbangan emosi dapat terjaga dan aktivitas harian pun tidak terganggu.

Mengenali Emosi yang Sedang Dialami

Langkah kesebelas dalam mengelola diri adalah dengan menyadari emosi yang sedang dirasakan. Luangkan waktu sebentar untuk mengamati keadaan batin serta apa yang sedang dirasakan pada saat itu. 

Saat dorongan emosi muncul secara mendadak, banyak orang cenderung bertindak secara impulsif, yang pada akhirnya bisa menyakiti diri sendiri maupun orang lain, seperti merusak barang atau menyakiti orang di sekitarnya. 

Untuk menenangkan diri, cobalah tanyakan pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi, apa penyebab munculnya reaksi tersebut, serta langkah apa yang bisa diambil untuk menyikapi situasi yang sedang dihadapi. 

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek ini, kamu bisa mencegah tindakan impulsif yang merugikan dan mulai melihat permasalahan secara lebih rasional.

Menuliskan Isi Pikiran dan Hati

Langkah kedua belas untuk melatih kendali diri adalah dengan menulis tentang hal-hal yang dirasakan. Kegiatan menulis dapat menjadi sarana untuk mengevaluasi diri dan memahami perasaan yang tengah dialami. 

Saat perasaan dituangkan dalam bentuk tulisan, kamu bisa melihat lebih dalam kondisi mental yang terjadi pada saat itu. 

Hal ini juga dapat membantu mengidentifikasi sumber masalah yang memicu emosi tersebut, dan pada akhirnya memberi peluang untuk mengolah perasaan tersebut menjadi sesuatu yang lebih membangun dan positif.

Melatih Pikiran melalui Meditasi

Langkah ketiga belas dalam menjaga kendali diri adalah dengan melibatkan diri dalam kegiatan meditasi untuk menenangkan gejolak emosi. Meditasi membantu seseorang agar lebih peka terhadap apa yang dirasakan dan dialami. 

Selama proses meditasi, kamu akan belajar untuk memahami tiap emosi yang muncul tanpa langsung menghakimi atau menyalahkan diri sendiri, serta membuka jalan untuk meresponnya dengan lebih bijak. 

Dengan kesadaran tersebut, kamu dapat mulai melepas hal-hal yang membebani pikiran dan menumbuhkan ketenangan dari dalam.

Sebagai penutup, memahami pengertian pengendalian diri membantu kita lebih bijak dalam menghadapi emosi, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas setiap tindakan.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Ramalan Shio 9 September 2025 Penuh Kebahagiaan

Ramalan Shio 9 September 2025 Penuh Kebahagiaan

Gaya Hidup Sehat 2025 dengan Gadget Fitness Modern

Gaya Hidup Sehat 2025 dengan Gadget Fitness Modern

Gemini AI Hadirkan Video Miniatur Seru Dan Kreatif

Gemini AI Hadirkan Video Miniatur Seru Dan Kreatif

Tiga Altcoin Kripto Siap Pecahkan Rekor Baru September

Tiga Altcoin Kripto Siap Pecahkan Rekor Baru September

6 Manfaat Madu untuk Kecantikan Alami Kulit Wajah

6 Manfaat Madu untuk Kecantikan Alami Kulit Wajah