Minggu, 07 September 2025

Apa Itu Ikan Discus: Asal Muasal hingga Serba-serbinya

Apa Itu Ikan Discus: Asal Muasal hingga Serba-serbinya
apa itu ikan discus

Apa itu ikan discus kini jadi pertanyaan yang sering muncul seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap ikan hias untuk hobi dan bisnis.

Kegiatan memelihara ikan hias yang dulu hanya dianggap sebagai bentuk hiburan, kini mampu memberikan keuntungan finansial. Ikan dari perairan tawar maupun laut makin diminati karena keunikan warnanya dan harga jual yang relatif tinggi.

Salah satu jenis ikan hias yang sedang naik daun adalah ikan discus. Ukurannya kecil, dan habitat aslinya berada di wilayah lembah Sungai Amazon. Harga jual ikan ini cukup beragam, mulai dari Rp12.000 hingga lebih dari Rp100.000 per ekor. 

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Jika warnanya cerah dan kondisi fisiknya prima, maka harga jualnya bisa melonjak lebih tinggi.

Lalu, bagaimana asal usul ikan ini dan apa saja hal yang perlu dipahami sebelum memutuskan untuk memeliharanya atau bahkan membudidayakannya secara serius? 

Untuk menjawab rasa penasaranmu tentang apa itu ikan discus, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Ikan Discus?

Pertanyaan mengenai apa itu ikan discus sering muncul seiring dengan meningkatnya ketertarikan terhadap ikan hias dari wilayah tropis. Ikan ini termasuk dalam ordo Symphysodon dan berasal dari kawasan lembah Sungai Amazon. 

Popularitasnya cukup tinggi, terutama di negara-negara Asia, karena keindahan bentuk dan warnanya. 

Terdapat tiga jenis utama dari ikan ini, yaitu Symphysodon aequifasciatus (dikenal sebagai discus biasa), Symphysodon discus (disebut discus heckel), serta satu spesies baru yang telah diidentifikasi dengan nama ilmiah Symphysodon tarzoo, meski belum memiliki nama umum.

Semua jenis ikan ini memiliki bentuk tubuh yang pipih dengan warna tubuh yang beragam, mulai dari merah, hijau, biru, kuning, hingga kombinasi dari beberapa warna tersebut. 

Ukurannya relatif kecil, hanya sekitar 20 hingga 25 cm untuk panjang dan tingginya. Seperti kebanyakan ikan hias, discus juga bisa dikembangbiakkan. 

Menariknya, kedua induk—baik jantan maupun betina—akan bersama-sama menjaga telur mereka hingga menetas. Setelah menetas, anak-anak ikan akan terus mengikuti induknya, menciptakan pemandangan yang unik dan lucu di dalam akuarium.

Menurut informasi dari kelaskita.com, ikan ini sering dijuluki sebagai “raja akuarium” karena memiliki banyak penggemar, khususnya dari kalangan pencinta ikan hias. 

Sifatnya yang tenang dan tidak agresif membuatnya cocok dipelihara bersama dengan jenis ikan hias lainnya dalam satu wadah tanpa menimbulkan konflik.

Penyakit yang Sering Dialami Ikan Discus

Seperti halnya makhluk hidup lainnya, ikan ini pun rentan terserang berbagai penyakit yang bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Mulai dari gangguan pada insang hingga infeksi jamur pun dapat terjadi. 

Berikut ini beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ikan jenis ini, lengkap dengan gejala serta langkah penanganannya.

Gangguan pada Insang

Penyakit ini menyerang organ pernapasan, menyebabkan ikan kesulitan bernapas. Meski paling sering ditemukan pada ikan jenis tertentu, gangguan insang sebenarnya bisa dialami oleh berbagai spesies ikan lainnya.

Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan larutan formalin sebanyak 4 ml untuk setiap 100 liter air selama tiga hari berturut-turut.

Infeksi Mata Berwarna Putih

Jenis gangguan ini umumnya disebabkan oleh infeksi jamur. Gejala yang muncul adalah terbentuknya lapisan putih tipis pada mata ikan. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa berkembang menjadi kebutaan permanen.

Cara mengobatinya adalah dengan menambahkan 1,5 gram chloramphenicol dan 0,3 gram acriflavine ke dalam 100 liter air dan dilakukan selama tujuh hari berturut-turut.

Kotoran Berwarna Putih

Pada kondisi normal, feses ikan biasanya berwarna coklat tua. Jika tiba-tiba berubah menjadi putih, hal ini bisa menandakan adanya infeksi bakteri pada sistem pencernaan. 

Meski terlihat ringan, gangguan ini dapat menurunkan selera makan dan melemahkan daya tahan tubuh ikan.

Untuk mengatasinya, tambahkan 2 gram metronidazole per 100 liter air dengan suhu air yang dijaga pada kisaran 30 derajat Celsius.

Penyakit Khusus yang Menyerang Ikan Tertentu

Jenis penyakit ini dikenal cukup serius karena sifatnya yang menular dan cenderung menyerang ikan-ikan kecil tertentu. Penyebab utamanya adalah kadar pH yang terlalu tinggi atau kandungan logam berlebih dalam air akuarium. 

Gejala yang muncul antara lain warna tubuh menjadi lebih gelap hingga menghitam, sisik tampak menguncup, serta tubuh ikan terlihat membengkak.

Langkah penanganannya meliputi pemberian antibiotik sebanyak 2 gram, antiprotozoa sebanyak 0,3 gram, serta penambahan garam dengan suhu air dinaikkan hingga 32 derajat Celsius. 

Pastikan sistem aerasi tetap menyala selama proses pengobatan berlangsung untuk menjaga kualitas oksigen di dalam air.

Asal Muasal Ikan Discus

Ikan dengan tubuh pipih dan warna yang mencolok ini ternyata berasal dari daerah lembah Sungai Amazon di Brasil. Berdasarkan catatan sejarah, spesies ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Johan Jacob Heckel pada tahun 1840 di kota Manaus. 

Bentuknya yang menyerupai cakram menjadi alasan utama mengapa ia menamainya dengan sebutan "discus," yang memiliki arti cakram.

Di habitat aslinya, terutama saat musim hujan, ikan ini berkembang biak dengan cukup pesat di perairan Amazon. Kemudian pada tahun 1904, ditemukan lagi varietas lain dari spesies ini yang dikenal sebagai discus hijau. 

Penemuan berikutnya terjadi pada tahun 1960, masih di kawasan Manaus, ketika seorang peneliti bernama Schultz berhasil mengidentifikasi dua jenis tambahan dari spesies ini yang kemudian dikenal sebagai Blue Discus dan Brown Discus.

Serba-serbi Ikan Discus

1. Ikan Ini Dapat Mengalami Perubahan Warna

Jika suatu hari warna tubuh ikan hiasmu tiba-tiba berubah, maka kondisi ini tidak boleh dianggap sepele. 

Perubahan warna bisa menjadi sinyal bahwa ikan tersebut sedang mengalami gangguan kesehatan atau merasa tidak nyaman dengan kondisi lingkungan akuarium. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan perubahan warna antara lain:

  • Tingkat Stres yang Tinggi

Ketika ikan merasa tertekan, tubuhnya dapat berubah warna menjadi lebih gelap atau terlihat pucat. Stres ini bisa timbul akibat perubahan suhu, perpindahan tempat, atau interaksi yang kurang baik dengan ikan lain dalam satu akuarium.

  • Lingkungan Akuarium yang Kurang Stabil

Seperti yang telah disebutkan, faktor lingkungan sangat memengaruhi kondisi fisik ikan. Perubahan dalam suhu air, kadar pH, atau kualitas air secara umum dapat membuat ikan ini mengalami tekanan dan menyebabkan warnanya berubah.

  • Masalah Kesehatan

Selain itu, perubahan warna juga bisa menandakan bahwa kondisi tubuhnya sedang tidak sehat. Infeksi, keberadaan parasit, atau penyakit lain bisa menjadi penyebab utama perubahan warna yang tampak pada tubuh ikan.

2. Jenis Makanan Berpengaruh pada Warna Tubuh

Bagi siapa pun yang ingin serius dalam merawat atau membudidayakan ikan hias ini, penting untuk memperhatikan asupan makanannya. Nutrisi yang tepat sangat berpengaruh terhadap kualitas warna pada tubuh ikan.

Makanan yang disarankan antara lain berupa pakan hidup seperti kutu air, cacing sutra, dan udang kecil. Pelet juga bisa menjadi alternatif yang baik, asalkan mengandung nutrisi yang lengkap. 

Sebelum diberikan, pastikan semua pakan tersebut telah dibersihkan dengan benar agar ikan tetap sehat dan terbebas dari kuman.

3. Sering Menyendiri di Pojok Akuarium

Kebiasaan berdiam di sudut akuarium sering kali menunjukkan bahwa ikan tidak berada dalam kondisi nyaman. 

Alih-alih berenang aktif di seluruh area, ikan ini lebih memilih bersembunyi di pojok akuarium atau di antara bebatuan. Ada beberapa kemungkinan penyebab perilaku ini:

  • Kualitas Air yang Buruk

Kadar amonia atau nitrit yang tinggi dalam air bisa membuat ikan merasa tertekan dan lebih memilih untuk bersembunyi. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa dan menjaga kebersihan air di dalam akuarium.

  • Lingkungan yang Kurang Sesuai

Seperti makhluk hidup lainnya, ikan juga membutuhkan ruang hidup yang nyaman. Suhu air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, serta padatnya jumlah ikan di dalam akuarium bisa menyebabkan rasa tidak nyaman. 

Jika ikan merasa tidak punya ruang yang cukup untuk berenang bebas, ia akan cenderung menyendiri.

  • Sedang Menderita Penyakit

Perilaku menyendiri juga bisa menjadi pertanda bahwa ikan tersebut sedang sakit. Infeksi jamur, bakteri, parasit, atau bahkan virus bisa menyebabkan rasa sakit yang membuatnya enggan bergerak dan lebih memilih untuk diam di satu tempat.

4. Mogok Makan pada Ikan Ini

Ikan jenis ini ternyata juga bisa kehilangan selera makan dan berhenti mengonsumsi pakan. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kondisi tersebut, di antaranya:

  • Mengalami Stres

Stres dapat muncul akibat perubahan kondisi akuarium, konflik dengan ikan lain, atau saat tubuhnya terserang penyakit. Situasi ini bisa membuat ikan menjadi enggan makan.

  • Kualitas Air yang Tidak Optimal

Bagi siapa pun yang ingin merawat ikan ini dengan serius, penting untuk selalu memperhatikan kebersihan dan stabilitas air di dalam akuarium. Air yang tercemar atau kandungan zat-zatnya tidak seimbang bisa menyebabkan ikan kehilangan nafsu makan.

  • Kondisi Tubuh yang Tidak Sehat

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gangguan kesehatan tidak hanya membuat ikan stres, tapi juga berdampak pada pola makannya. 

Beberapa gejala umum yang dapat terlihat termasuk munculnya bintik putih, perubahan warna tubuh, atau warna kotoran yang menjadi putih.

  • Pemberian Pakan Berlebihan

Memberikan makanan dalam jumlah yang terlalu banyak justru dapat membuat ikan menjadi enggan makan di kemudian hari. Hal ini bisa memicu penurunan selera makan atau bahkan mogok makan total.

  • Perubahan Lingkungan Baru

Saat ikan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, biasanya ia akan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Dalam masa adaptasi ini, ikan bisa menunjukkan tanda-tanda stres, termasuk enggan makan.

5. Perilaku Berenang Miring

Perhatikan cara ikan berenang di dalam akuarium. Jika terlihat miring, itu bisa menjadi tanda adanya masalah pada organ tubuh bagian dalam atau sistem sarafnya. 

Beberapa penyebabnya antara lain adalah stres, ketidaksesuaian jenis pakan, atau kualitas air yang tidak mendukung kenyamanan ikan.

Namun, tidak semua gerakan miring berarti ada yang salah. Sebab, ikan ini juga dikenal memiliki kebiasaan alami berenang dalam posisi yang tidak selalu tegak. Jadi, jika tidak disertai gejala lain, kamu tidak perlu langsung panik.

6. Bersahabat dengan Spesies Lain

Ikan ini dikenal memiliki sifat yang tenang dan tidak agresif, sehingga dapat hidup berdampingan dengan berbagai jenis ikan hias lainnya dalam satu akuarium. 

Meski begitu, jangan sampai terlalu banyak memasukkan ikan ke dalam akuarium karena ruang gerak yang sempit bisa membuatnya stres.

Ada beberapa jenis ikan lain yang dikenal cocok untuk dijadikan teman satu akuarium, antara lain neon tetra, cardinal tetra, rasbora, serta corydoras. 

Dengan kombinasi yang tepat, suasana akuarium akan lebih harmonis dan ikan-ikan di dalamnya bisa hidup dengan nyaman.

Sebagai penutup, mengetahui lebih dalam tentang apa itu ikan discus bisa membantumu memahami cara merawatnya dengan tepat dan menciptakan akuarium yang sehat serta indah.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri