Minggu, 07 September 2025

5 Manfaat Penggunaan Sekam dalam Tanaman dan Cara Membuatnya

5 Manfaat Penggunaan Sekam dalam Tanaman dan Cara Membuatnya
manfaat penggunaan sekam

Manfaat penggunaan sekam dikenal luas dalam pertanian karena mampu menyuburkan tanah dan melindungi tanaman dari serangan hama.

Saat menanam sayuran, buah-buahan, maupun tanaman hias, pemilihan media tanam menjadi langkah penting agar pertumbuhan tanaman optimal. 

Sekam merupakan salah satu media tanam yang umum digunakan, di samping berbagai jenis media lainnya yang juga tersedia.

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Sekam sendiri terbagi menjadi dua tipe, masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dalam mendukung pertumbuhan tanaman. 

Bagi pemula yang baru menekuni kegiatan bercocok tanam, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan sekam, jenis-jenis media tanam lainnya, serta bagaimana peran masing-masing dalam menunjang tanaman agar tumbuh sehat dan kuat.

Dengan mengetahui lebih dalam tentang media tanam, khususnya manfaat penggunaan sekam, proses menanam akan menjadi lebih efektif dan memberikan hasil yang lebih maksimal.

Pengertian Media Tanam

Bisa jadi kamu pernah membaca atau mendengar bahwa tanah di Indonesia tergolong sangat subur. Berbagai jenis tumbuhan dapat tumbuh dengan mudah hanya dengan menaburkan benih atau bibitnya saja di atas tanah. 

Namun, kondisi tersebut tentu tidak selalu berlaku ketika kamu mencoba menanam tanaman tertentu di pekarangan rumah.

Agar tanaman yang kamu tanam bisa tumbuh besar, bahkan berbuah, diperlukan teknik yang tepat serta bahan-bahan pendukung agar tumbuhan tetap sehat dan berkembang. 

Salah satu elemen penting yang perlu dipersiapkan adalah tempat tumbuhnya tanaman, yang disebut dengan media tanam.

Pemilihan media tanam tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Media yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman serta metode penanaman yang digunakan. 

Dengan kesesuaian tersebut, tanaman memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh subur dan sehat.

Bagi pemula yang baru mulai menekuni kegiatan berkebun, istilah media tanam tentu sudah sering terdengar. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan media tanam? 

Media tanam adalah wadah atau tempat di mana tanaman bisa bertumbuh dan ditanam. Wadah ini harus memiliki kandungan unsur hara dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang proses pertumbuhannya.

Ada berbagai macam jenis media tanam yang bisa digunakan untuk bercocok tanam. Pemilihannya harus didasarkan pada metode tanam yang digunakan serta disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tanaman.

Setiap jenis media tanam memiliki cara perawatan yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memahami karakteristik dan kondisi dari media tanam yang akan digunakan sebelum menanam tanaman tertentu di dalamnya.

Jenis-jenis Media Tanam

Terdapat beberapa jenis media yang dapat digunakan untuk menanam, dan secara umum bisa dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu media tanam untuk metode hidroponik dan media tanam untuk metode organik. 

Belakangan ini, sistem tanam hidroponik memang tengah menjadi tren karena dinilai praktis dan tidak memerlukan lahan yang luas, namun tetap mampu menghasilkan sayuran segar yang siap untuk dipanen.

Meski demikian, cara menanam dengan sistem hidroponik umumnya lebih kompleks karena membutuhkan teknik tertentu yang cukup rumit jika dibandingkan dengan cara tanam menggunakan sistem organik. 

Oleh karena itu, pembahasan kali ini akan difokuskan terlebih dahulu pada jenis-jenis media tanam organik, karena metode ini lebih sesuai bagi mereka yang baru mulai belajar menanam.

Media tanam dari bahan organik pada dasarnya sudah mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman, sehingga tidak perlu tambahan bahan lain untuk menunjang pertumbuhannya. 

Di bawah ini adalah beberapa contoh media tanam organik yang banyak dimanfaatkan dalam kegiatan bercocok tanam:

1. Kompos

Salah satu jenis media tanam organik yang paling sering digunakan adalah kompos. Media ini dikenal luas karena dapat diterapkan pada berbagai macam tanaman. Kompos berasal dari limbah alami yang telah melewati proses fermentasi. 

Salah satu keunggulan dari media ini adalah kemampuannya dalam mengembalikan kesuburan tanah. Hal ini disebabkan karena kandungan nitrogen dalam kompos cukup tinggi, yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dengan baik.

2. Batang Pakis

Jenis media berikutnya adalah batang pakis. Media ini cukup populer dan biasa digunakan untuk tanaman tertentu seperti anggrek. 

Namun, tidak semua jenis batang pakis dapat digunakan—yang umum digunakan biasanya batang pakis hitam yang dijual dalam bentuk potongan persegi. 

Batang pakis memiliki struktur yang mampu menopang pertumbuhan tanaman hias, khususnya jenis bunga. 

Meski begitu, perlu diperhatikan bahwa batang pakis rentan menjadi tempat tinggal serangga atau binatang kecil lain yang bisa merusak tanaman, sehingga pemantauan secara rutin sangat diperlukan.

3. Arang

Jenis media tanam lainnya yang juga sering digunakan adalah arang. Arang dipilih karena memiliki kemampuan menyimpan air yang cukup baik. 

Sebelum digunakan, arang biasanya dipotong menjadi bagian-bagian kecil agar mudah dimasukkan ke dalam pot atau wadah tanaman. 

Meskipun cukup praktis, penggunaan arang sebagai media tanam tetap memerlukan tambahan nutrisi seperti pupuk, karena kandungan unsur hara alami pada arang tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara maksimal.

4. Lumut

Salah satu bahan alami lain yang bisa digunakan untuk menanam tanaman adalah lumut. Namun, tidak semua jenis lumut bisa digunakan begitu saja. 

Jenis yang umum dimanfaatkan adalah lumut yang berasal dari kelompok tumbuhan paku. Struktur lumut memiliki banyak pori-pori kecil yang membantu akar tanaman tumbuh dan melekat dengan kuat. 

Karena itu, lumut sangat cocok sebagai media tanam yang mendukung perkembangan akar secara maksimal.

5. Pupuk dari Kotoran Hewan

Jenis media tanam berikutnya berasal dari kotoran ternak yang telah diolah. Bahan ini tergolong sangat umum digunakan karena kaya akan unsur yang diperlukan tanaman untuk bertumbuh dengan baik. 

Kandungan hara di dalamnya cukup tinggi, membuatnya sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Kelebihan lainnya adalah ketersediaannya yang melimpah dan kemudahan dalam proses pembuatannya. 

Namun, perlu diperhatikan bahwa bahan ini harus dalam kondisi matang agar tidak menimbulkan bakteri berbahaya yang bisa merusak tanaman.

6. Tanah Humus

Humus merupakan bahan alami yang terbentuk dari pelapukan sisa-sisa organisme. Biasanya ditemukan di tanah dengan tekstur yang gembur dan warna yang cenderung gelap. 

Jenis media ini juga bisa dipadukan dengan tanah biasa untuk meningkatkan kualitasnya. Humus yang baik tidak ditumbuhi jamur dan mampu menyediakan unsur esensial untuk kebutuhan tumbuhan. 

Oleh karena itu, penggunaan humus dapat memberikan manfaat besar bagi proses pertumbuhan tanaman.

7. Kulit Padi

Jenis bahan tanam terakhir yang akan dibahas lebih lanjut adalah kulit padi. Media ini terbagi menjadi dua bentuk, yaitu yang belum dibakar dan yang telah melalui proses pembakaran. 

Meski tidak terlalu populer, bahan ini cukup banyak digunakan oleh para petani. Kulit padi adalah hasil sampingan dari penggilingan gabah. 

Sifat-sifatnya antara lain tahan lama, tidak mudah menyatu, dan mampu menyimpan air dengan baik, sehingga mendukung sistem perakaran tanaman.

Sementara itu, versi yang telah dibakar memiliki keunggulan lain. Selain bersih dari mikroorganisme merugikan, bahan ini juga kaya akan kandungan karbon. 

Hal ini menjadikannya sangat ideal untuk digunakan sebagai bahan tanam karena dapat membantu memperbaiki struktur tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman.

Manfaat Penggunaan Sekam dalam Tanaman

Sekam adalah bagian luar dari padi yang tersisa setelah bulir beras dipisahkan melalui proses penggilingan. Selain menghasilkan bekatul, penggilingan padi juga menyisakan sekam sebagai limbah sampingan. 

Berdasarkan informasi dari cybex.pertanian.go.id, sekam padi di Indonesia kerap dianggap tidak berguna dan sering dibuang begitu saja, khususnya di wilayah-wilayah sentra pertanian.

Meskipun dapat dijual, nilai jualnya tergolong rendah dan umumnya hanya digunakan sebagai bahan bakar oleh industri pembuatan batu bata. 

Namun kini, sekam mulai mendapat perhatian di kalangan petani karena telah terbukti berguna sebagai media untuk menanam.

Dalam penggunaannya sebagai media tanam, sekam padi menawarkan sejumlah keunggulan. Bentuknya yang menyerupai perahu dan memiliki ruang atau rongga menjadikannya mampu menahan unsur hara lebih lama dalam tanah. 

Selain itu, manfaat penggunaan sekam juga mencakup peningkatan kualitas pertumbuhan tanaman berkat kemampuannya menjaga kelembapan dan struktur media tanam dengan baik.

1. Membantu memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan sirkulasi udara di dalamnya

Menambahkan kulit padi ke dalam campuran tanah tanam bisa memberikan dampak positif terhadap struktur tanah, terutama bagi tanaman yang tumbuh di pot atau polybag. 

Campuran ini akan membuat tanah menjadi lebih gembur dan memiliki banyak celah udara, yang sangat disukai oleh tanaman. 

Dengan struktur tanah seperti ini, akar tanaman akan tumbuh lebih leluasa dan menyebar ke berbagai arah karena tersedianya banyak ruang di dalam tanah.

Sebagai contoh, jika kamu menanam tanaman seperti pandan atau sirih, maka kamu akan melihat pertumbuhan akar kecil yang berwarna putih tumbuh cukup banyak saat media tanam dicampur dengan kulit padi.

2. Mencegah gangguan dari hewan peliharaan seperti kucing

Agar kegiatan berkebun bisa berhasil dan tanaman tetap tumbuh sehat, maka penting untuk melindungi tanaman dari gangguan luar, termasuk dari hewan seperti kucing. 

Kucing sering kali bermain-main atau bahkan buang air di kebun dan halaman rumah. Selain itu, mereka juga bisa mencakar atau menggigit bagian tanaman hingga menyebabkan kerusakan.

Untuk mencegah hal ini tanpa harus menyakiti hewan tersebut, kamu bisa menebarkan kulit padi dalam jumlah banyak di sekitar area tanam, kemudian tutup permukaannya dengan tanah agar tampak seperti mulsa alami. 

Umumnya, kucing tidak suka berada di atas tanah yang ditutupi bahan ini karena bentuknya yang tajam dan tidak nyaman untuk mereka injak, sehingga mereka cenderung menghindarinya.

3. Menghalau hama seperti bekicot dan slug

Seperti yang telah dijelaskan, keberhasilan menanam juga bergantung pada perlindungan terhadap hama. Salah satu jenis hama yang kerap menyerang adalah bekicot dan juga slug. 

Slug memiliki bentuk mirip bekicot, hanya saja tidak memiliki cangkang, dan sering kali disangka sebagai lintah padahal keduanya berbeda.

Kedua jenis hewan ini biasanya aktif menyerang tanaman muda di malam hari dengan cara menggerogoti bagian tanaman yang masih lunak. Untuk mencegahnya, kulit padi bisa digunakan sebagai penghalang alami di sekitar tanaman. 

Bagian bawah tubuh bekicot dan slug yang lunak tidak tahan terhadap permukaan tajam dari kulit padi, sehingga mereka enggan melintas di atasnya. 

Namun, perlu diwaspadai bahwa keduanya memiliki kemampuan memanjat, sehingga tetap ada potensi serangan dari bagian atas jika ada akses menuju ke sana.

4. Berperan sebagai pelindung tanah dan memberikan tampilan estetis pada kebun

Bagi yang belum mengetahui, pelindung tanah atau biasa disebut penutup permukaan tanah adalah lapisan yang diletakkan di sekitar tanaman guna menjaga kelembaban, menghambat pertumbuhan gulma, serta mendukung keberadaan mikroorganisme yang berguna bagi tanah. 

Penutup ini bisa terbuat dari bahan seperti jerami, plastik, kompos, maupun kertas bekas. Salah satu alternatif yang juga efektif digunakan sebagai pelindung tanah adalah kulit padi. 

Selain berfungsi melindungi tanaman, penggunaan bahan ini juga dapat menciptakan tampilan yang lebih bersih dan rapi, sehingga kebun atau pot akan terlihat lebih menarik secara visual.

5. Dapat dibakar dan dimanfaatkan sebagai campuran bahan tanam lainnya

Kulit padi terdiri dari dua jenis, yaitu yang belum dibakar dan yang sudah melalui proses pembakaran. 

Jenis yang telah dibakar biasanya mengalami penggosongan sebagian (sekitar setengahnya) atau seluruhnya. Hasil pembakaran ini kemudian dapat dicampurkan dengan tanah atau kompos untuk dijadikan bahan tanam yang baru.

Keunggulan dari hasil pembakaran ini meliputi sifatnya yang ringan, tidak mudah menggumpal, steril dari organisme merugikan, serta kaya akan nutrisi penting. 

Hal ini menjadikan pot lebih mudah dipindahkan karena bobotnya yang ringan. Manfaat lain dari kulit padi yang telah dibakar meliputi:

  • Mampu menyimpan nutrisi dalam tanah sehingga pasokan makanan bagi tanaman tetap tersedia.
  • Membantu menyeimbangkan tingkat pH di tanah agar tidak terlalu asam.
  • Kandungan silika di dalamnya bisa mendukung kekuatan dan tegaknya daun tanaman. Hasil uji menunjukkan bahwa tanaman dengan bahan ini memiliki daun yang lebih kuat.
  • Mengandung fosfor yang mendukung ketahanan tanaman dan mempercepat pertumbuhan jaringan sel.
  • Memberikan lingkungan hidup yang ideal bagi mikroorganisme yang mendukung pertumbuhan tanaman.

Cara Membuat Sekam Bakar

Jika dibandingkan berdasarkan kandungan nutrisinya, hasil pembakaran kulit padi cenderung lebih unggul dalam membantu pertumbuhan tanaman. Namun, ketersediaannya yang terbatas di pasaran menjadikan harganya relatif mahal.

Bagi yang ingin memanfaatkan jenis ini sebagai campuran media tanam, tidak perlu merasa khawatir karena proses pembuatannya dapat dilakukan secara mandiri di rumah. 

Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana untuk membuatnya, terutama bagi pemula.

Persiapan alat pembakaran

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menyiapkan wadah pembakaran. Kamu bisa memanfaatkan drum logam kecil atau kaleng bekas berkapasitas sekitar 20 liter yang tahan terhadap panas.

Lubangi bagian atas kaleng dengan diameter sekitar 10 cm tepat di tengah. Selain itu, buat juga beberapa lubang berukuran 2 hingga 3 cm di sisi-sisinya.

Lubang-lubang ini berfungsi sebagai jalur agar panas dari pembakaran dapat menjalar ke kulit padi tanpa harus membakarnya secara langsung. Selanjutnya, sambungkan kaleng tersebut dengan pipa logam berdiameter 10 cm. 

Letakkan kaleng tersebut di dalam lingkaran tanah atau batu yang berfungsi sebagai penyangga dan penahan panas.

Proses pembuatan

  • Letakkan batok atau sabut kelapa ke dalam kaleng yang sudah disiapkan.
  • Sebarkan kulit padi mengelilingi alat pembakaran.
  • Nyalakan api pada bagian dalam kaleng.
  • Biarkan api menghasilkan panas yang cukup untuk mengubah kulit padi menjadi kehitaman, tanpa membakarnya sampai menjadi abu.
  • Ketika warna sudah mulai menghitam, siram kulit padi tersebut dengan air untuk menghentikan proses pembakaran sebelum menjadi abu.
  • Tunggu sampai suhunya turun dan tidak panas lagi.
  • Setelah benar-benar dingin, hasil pembakaran tersebut sudah siap untuk digunakan sebagai salah satu bahan dalam media tanam.

Sebagai penutup, manfaat penggunaan sekam tak hanya mendukung kesuburan tanah, tetapi juga membantu menjaga kelembapan dan melindungi tanaman dari gangguan hama.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri