Minggu, 07 September 2025

Manfaat Buah Ciplukan, Cara Mengonsumsi, dan Efek Sampingnya

Manfaat Buah Ciplukan, Cara Mengonsumsi, dan Efek Sampingnya
manfaat buah ciplukan

Manfaat buah ciplukan dikenal luas karena kandungan nutrisinya yang luar biasa untuk menjaga kesehatan tubuh. 

Buah kecil dengan nama ilmiah Physalis peruviana ini memiliki ciri khas unik, yaitu tertutup oleh lapisan menyerupai kelopak daun. 

Untuk menikmatinya, cukup membuka bagian luarnya, lalu menggigit daging buahnya yang memiliki tekstur mirip tomat. Rasanya cenderung manis dengan sedikit asam, dan bisa menjadi camilan sehat yang kaya gizi.

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Buah ini tidak hanya menarik dari segi rasa dan tampilan, tetapi juga kaya akan kandungan yang berguna bagi tubuh. 

Di dalamnya terdapat serat, karbohidrat, lemak, dan protein, serta beragam vitamin dan mineral penting seperti vitamin A, C, dan K, riboflavin, fosfor, dan zat besi. 

Tak hanya itu, buah ini juga mengandung antioksidan seperti beta karoten dan polifenol yang berperan dalam membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat pertumbuhan sel abnormal.

Saat sudah matang, warna buahnya berubah menjadi jingga kekuningan dan terasa manis dengan sedikit rasa asam menyerupai mangga. 

Tanaman ini tergolong mudah ditemukan karena bisa tumbuh di berbagai tempat seperti semak, kebun, tepi jalan, hingga hutan. 

Di Indonesia, buah ini dikenal dengan berbagai sebutan tergantung daerahnya, seperti cecendet di Sunda, keceplokan di Bali, dan leletokan di Minahasa. Di dunia internasional, ciplukan dikenal dengan nama morel berry.

Keunikan rasa dan kekayaan gizinya membuat buah ini semakin populer sebagai bahan alami untuk menjaga kesehatan. 

Tak heran jika manfaat buah ciplukan semakin banyak diperbincangkan karena potensinya dalam menunjang imunitas tubuh secara alami.

Kandungan Buah Ciplukan

Berdasarkan data dari U.S. Department of Agriculture (USDA), dalam takaran satu cangkir atau sekitar 140 gram buah ciplukan, terkandung sejumlah nilai gizi sebagai berikut: energi sebesar 74 kalori, karbohidrat sebanyak 15,7 gram, serat sekitar 6 gram, protein 2,7 gram, serta lemak sebanyak 1 gram.

Kandungan vitamin C dalam buah ini mencukupi 17 persen dari kebutuhan harian pria dan 21 persen untuk perempuan. Kandungan tiamin-nya menyediakan 13 persen untuk pria dan 14 persen bagi perempuan. 

Selain itu, terdapat juga riboflavin sebanyak 5 persen dari kebutuhan harian, serta niacin sebesar 25 persen untuk pria dan 28 persen bagi perempuan.

Vitamin A dalam buah ini memenuhi 6 persen kebutuhan pria dan 7 persen untuk perempuan, sedangkan zat besi mencakup 18 persen bagi pria dan 8 persen untuk perempuan. Fosfor di dalamnya memenuhi 8 persen dari kebutuhan harian.

Selain kandungan tersebut, buah ini juga memiliki kadar vitamin K dan beta karoten yang tinggi, ditambah dengan sedikit kandungan kalsium. 

Tidak hanya itu, ciplukan juga mengandung beberapa senyawa penting seperti asam klorogenat, fisalin, dan asam sitrat. 

Di samping itu, buah ini juga diperkaya dengan zat lain seperti asam malat, tanin, alkaloid, kriptoxantin, gula alami, vitamin A, dan juga elaidic acid.

Kombinasi berbagai zat gizi yang terkandung dalam buah ini sangat mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh. Vitamin A yang ada di dalamnya, misalnya, bermanfaat untuk menjaga ketajaman penglihatan dan kesehatan mata. 

Ditambah lagi dengan keberadaan lutein, beta karoten, serta karotenoid yang turut membantu melindungi mata dari risiko penurunan fungsi penglihatan atau degenerasi makula.

Manfaat Buah Ciplukan untuk Kesehatan

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tanaman buah ciplukan memiliki sejumlah khasiat yang baik bagi tubuh. 

Tanaman ini tergolong herbal dan kaya akan kandungan karotenoid, yaitu senyawa antioksidan yang berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. 

Antioksidan tersebut juga turut membantu menjaga fungsi sistem peredaran darah agar tetap optimal. Berikut ini akan dijabarkan beberapa manfaat buah ciplukan yang berhubungan langsung dengan kesehatan tubuh.

Melindungi Sel dari Kerusakan

Buah ini dikenal memiliki kandungan antioksidan yang melimpah. Berdasarkan informasi dari jurnal Pharmacognosy Review, antioksidan merupakan zat yang berperan penting dalam menjaga serta memperbaiki sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan akibat paparan radikal bebas. 

Dampak negatif dari radikal bebas yang tidak dikendalikan bisa menyebabkan penuaan dini serta berbagai penyakit kronis, seperti gangguan jantung, peradangan, gangguan penglihatan seperti katarak, dan bahkan kanker. 

Buah ini mengandung senyawa fenolik dan berbagai antioksidan kuat lainnya yang diketahui efektif menghambat pertumbuhan sel kanker, khususnya kanker payudara dan kanker kolon. 

Oleh karena itu, mengonsumsinya secara teratur diyakini dapat memberikan perlindungan alami terhadap kerusakan sel dalam tubuh.

Mendukung Sistem Pertahanan Tubuh

Sebuah penelitian yang dimuat dalam Indo American Journal of Pharmaceutical Research menyatakan bahwa buah ini memiliki potensi dalam meningkatkan respons imun tubuh. 

Dalam studi tersebut, buah dikeringkan kemudian diekstrak menggunakan etanol sebanyak 70 persen. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstraknya mampu memicu kematian pada sel kanker payudara. 

Walaupun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, hasil awal ini menunjukkan potensi sebagai bahan dasar dalam pengembangan terapi alternatif. 

Sementara itu, studi lain dari National Health for Biotechnology Information mengamati bahwa kandungan polifenol dalam buah ini mampu menekan pelepasan senyawa-senyawa inflamasi pada tubuh. 

Selain itu, kehadiran vitamin C dalam buah ini juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan dan kekuatan sistem kekebalan tubuh.

Kaya Senyawa Pelindung Tubuh

Buah ini merupakan sumber alami dari berbagai senyawa tumbuhan aktif, termasuk antioksidan. 

Berdasarkan laporan dari US Proceedings of The National Academy of Science, antioksidan berperan dalam melindungi serta memperbaiki sel tubuh yang rusak akibat pengaruh radikal bebas. 

Selain itu, publikasi dari Procedia Chemistry menyatakan bahwa kandungan antioksidan dalam buah ini juga dapat membantu mengatasi berbagai penyakit seperti hepatitis, infeksi malaria, peradangan sendi (rematik), gangguan kulit (dermatitis), gangguan pernapasan seperti asma, dan berbagai jenis kanker.

Menurunkan Risiko Peradangan

Buah ini juga mengandung senyawa bernama withanolides yang memiliki efek antiinflamasi. Zat ini memberikan perlindungan terhadap potensi munculnya gangguan pada usus besar. 

Berdasarkan jurnal Journal of Crohn’s and Colitis, ekstrak buah ini terbukti dapat mengurangi inflamasi pada hewan percobaan yang menderita peradangan usus. 

Selain itu, jaringan tubuh hewan tersebut menunjukkan penurunan kadar senyawa inflamasi. 

Meski uji coba terhadap manusia belum dilakukan, eksperimen dalam tabung reaksi terhadap sel manusia menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengurangi gejala peradangan.

Menjaga Kekuatan Tulang

Buah ini juga merupakan sumber vitamin K yang tinggi. Vitamin ini tergolong larut dalam lemak dan memiliki peran penting dalam proses metabolisme tulang.

Vitamin K dibutuhkan dalam pembentukan jaringan tulang dan tulang rawan, serta berperan dalam menjaga keseimbangan antara penghancuran dan pembentukan tulang. 

Berdasarkan ulasan dari International Journal of Endocrinology, konsumsi vitamin K akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan vitamin D, karena keduanya bekerja bersama-sama dalam menjaga tulang tetap kuat dan sehat.

Menunjang Kesehatan Mata

Buah ini mengandung zat lutein dan beta karoten, serta beberapa jenis karotenoid lainnya. 

Konsumsi rutin makanan yang mengandung karotenoid dari sumber nabati, seperti buah dan sayuran, dikaitkan dengan penurunan risiko terjadinya degenerasi makula akibat pertambahan usia, yang merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan serius. 

Lutein, secara khusus, dianggap efektif dalam menjaga kesehatan indera penglihatan dan mencegah gangguan mata yang berhubungan dengan usia.

Berpotensi Melawan Pertumbuhan Sel Kanker

Meskipun belum terdapat bukti klinis yang menyatakan bahwa buah ini mampu menyembuhkan atau mencegah kanker secara langsung, sejumlah riset awal menunjukkan adanya potensi senyawa aktif dalam buah ini. 

Penelitian yang dilakukan terhadap sel dan hewan percobaan menunjukkan bahwa senyawa bernama 4beta-Hydrozywithanolide E memiliki kemungkinan sebagai agen yang menghambat pertumbuhan kanker. 

Senyawa ini telah diuji dalam konteks beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker payudara. 

Walaupun hasilnya masih bersifat pendahuluan, temuan tersebut membuka peluang untuk diteliti lebih lanjut sebagai bahan terapi pendukung.

Berperan dalam Menurunkan Kadar Kolesterol

Tingginya kadar kolesterol dalam tubuh menjadi masalah kesehatan yang cukup umum, dan dapat memicu munculnya berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah seperti serangan jantung dan stroke. 

Buah ini dipercaya memiliki khasiat dalam membantu menyeimbangkan kadar kolesterol, terutama menurunkan kolesterol jahat. 

Dengan rutin mengonsumsi buah ini, seseorang bisa memperoleh perlindungan tambahan terhadap penyakit yang berkaitan dengan kelebihan kolesterol.

Membantu Mengatasi Gangguan Warna Kulit

Kondisi di mana kulit berubah warna menjadi kekuningan, biasanya disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam darah, sering dikenal dengan istilah penyakit kuning. 

Umumnya dialami oleh bayi yang baru lahir, tetapi dalam beberapa kasus juga dapat terjadi pada orang dewasa. 

Zat-zat seperti saponin, fisalin, flavonoid, dan polifenol yang terdapat dalam buah ini dipercaya dapat memberikan bantuan dalam meredakan gejala dari penyakit tersebut secara alami.

Menjaga Fungsi Sistem Kemih

Salah satu kegunaan buah ini adalah untuk mendukung kerja saluran kemih agar tetap optimal. 

Buah ini diketahui memiliki sifat diuretik, yaitu mampu merangsang produksi urin, sehingga membantu melancarkan proses buang air kecil, mencegah infeksi pada saluran kemih, serta mengurangi risiko pembentukan batu pada kandung kemih. 

Beberapa referensi juga menyebutkan bahwa bagian daunnya bisa digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati gangguan pada saluran kemih, seperti infeksi yang menyebabkan keluarnya nanah saat buang air kecil.

Meredakan Nyeri Sendi dan Gejala Rematik

Rasa nyeri pada persendian atau gejala rematik bisa dikurangi dengan menggunakan bagian tanaman ini, khususnya daunnya. Daun tersebut dapat dijadikan sebagai bahan alami untuk kompres atau olesan pada bagian tubuh yang terasa sakit. 

Caranya, daun dihancurkan lalu dicampur dengan perasan jeruk nipis, kemudian dioleskan ke area tubuh yang terasa nyeri untuk membantu meringankan rasa sakitnya. 

Pendekatan tradisional ini sering digunakan oleh masyarakat untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan akibat gangguan sendi.

Berperan dalam Menurunkan Berat Badan

Salah satu kegunaan dari buah ini adalah membantu proses penurunan berat badan. Karena kandungan kalorinya yang cukup rendah, yaitu sekitar 53 kalori untuk setiap 100 gram, buah ini sangat cocok dikonsumsi oleh mereka yang sedang berusaha menurunkan bobot tubuh. 

Meskipun ukurannya kecil, buah ini tetap mampu memberikan banyak zat gizi tanpa menambah asupan lemak berlebih maupun kalori yang tidak dibutuhkan. 

Dengan begitu, pola makan tetap terjaga dan target penurunan berat badan bisa lebih mudah dicapai.

Mengatur Kadar Gula dalam Darah

Buah ini juga diketahui bisa membantu mengontrol kadar gula dalam darah dan menjadi pilihan yang baik bagi penderita diabetes. 

Terdapat beberapa senyawa di dalamnya yang berfungsi memperlambat pemecahan dan penyerapan gula sederhana dari sumber karbohidrat. 

Hal ini memungkinkan tubuh tidak langsung mengalami lonjakan kadar gula secara tiba-tiba, sehingga fungsi insulin tetap terjaga. 

Kadar gula yang naik-turun secara drastis merupakan pemicu utama diabetes, khususnya tipe 2, dan buah ini bisa menjadi salah satu alternatif alami untuk membantu menstabilkan kondisi tersebut.

Menjaga Fungsi Organ Ginjal dan Hati

Zat aktif dalam buah ini dipercaya memiliki efek yang mampu memperbaiki jaringan yang rusak pada organ hati. 

Selain membantu pemulihan fungsi hati yang terganggu, buah ini juga mampu menjaga kesehatan ginjal dengan cara meningkatkan proses pengeluaran urin. 

Proses ini membantu tubuh dalam membuang racun, kelebihan lemak, garam, serta limbah lainnya dari sistem limfatik, sehingga kedua organ vital tersebut tetap bekerja dengan optimal.

Mendukung Fungsi Otak

Buah ini mengandung kadar vitamin C yang cukup tinggi, yang dipercaya bisa melindungi otak dari risiko gangguan neurodegeneratif seperti alzheimer dan demensia. 

Kedua kondisi tersebut ditandai dengan penurunan kemampuan otak dalam menyimpan dan mengingat informasi. 

Konsumsi buah ini secara teratur dapat mendukung daya pikir, konsentrasi, dan memori, sehingga membantu menjaga fungsi otak tetap tajam seiring bertambahnya usia.

Cara Mengonsumsi Buah Ciplukan

Bagi siapa pun yang ingin merasakan khasiat dari buah kecil berbungkus ini, penting untuk memahami cara mengonsumsinya secara tepat. 

Jika kamu menyukai buah yang memiliki cita rasa segar dan sedikit asam, maka buah ini dapat dikonsumsi secara langsung setelah lapisan pelindung luarnya dibuka, atau bisa juga dikeringkan setelah membuang kulit tipisnya. 

Versi segarnya dapat ditemukan di pasar tradisional, beberapa toko bahan makanan, maupun melalui pembelian daring.

Buah ini juga mampu memberikan sensasi rasa yang berbeda ketika digunakan sebagai campuran dalam berbagai jenis makanan dan kudapan. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menikmatinya antara lain sebagai berikut:

  • Dimakan langsung sebagai camilan ringan.
  • Ditaruh sebagai pelengkap pada campuran buah segar.
  • Ditaburkan di atas sajian salad.
  • Dibuat smoothie menggunakan blender.
  • Dicelupkan dalam lelehan coklat sebagai hidangan penutup.
  • Dimasak menjadi saus untuk menemani hidangan daging atau ikan.
  • Dicampurkan dalam salad berbasis gandum.
  • Disajikan bersama yogurt dan granola sebagai menu sarapan atau camilan sehat.

Efek Samping Buah Ciplukan

Meskipun buah ini dikenal memiliki banyak khasiat yang baik bagi kesehatan, ternyata tetap ada potensi risiko yang perlu diwaspadai. 

Salah satunya berkaitan dengan kandungan solanin, yakni senyawa beracun alami yang juga ditemukan pada beberapa jenis sayuran dan buah seperti tomat dan kentang. 

Berdasarkan temuan dari Veterinary and Human Toxicology, zat ini dapat memicu masalah pada sistem pencernaan, seperti nyeri perut hingga diare, bahkan bisa menyebabkan kondisi serius dalam kasus tertentu.

Beberapa individu bahkan mengalami reaksi yang lebih parah setelah mengonsumsi buah ini dalam keadaan mentah.

Jika ingin menikmatinya, pastikan untuk memilih buah yang telah matang sempurna dan tidak lagi berwarna hijau. Buah dengan warna hijau mengandung senyawa beracun yang berbahaya jika sampai dikonsumsi. 

Selain itu, mengonsumsi buah ini dalam jumlah berlebihan juga tidak disarankan karena bisa berdampak negatif bagi tubuh.

Sebagai penutup, mengonsumsi secara bijak dapat membantu tubuh merasakan langsung manfaat buah ciplukan dalam menjaga kesehatan dan mencegah berbagai gangguan serius.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri