Proses Terjadinya Menstruasi, Hormon, hingga Gejalanya
- Jumat, 11 Juli 2025

Memahami proses terjadinya menstruasi sangat penting bagi setiap perempuan, karena ini merupakan siklus alami yang akan dialami secara rutin.
Meski begitu, banyak pandangan yang berkembang di masyarakat masih dipengaruhi oleh informasi yang keliru atau mitos yang belum terbukti secara ilmiah.
Agar tetap menjaga kesehatan dengan benar, penting bagi kita untuk mengenali bagaimana siklus ini berlangsung.
Baca Juga20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri
Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari gejala yang muncul, peran hormon dalam tubuh, hingga kemungkinan gangguan medis yang bisa menyertainya.
Dengan memahami fakta-fakta yang telah teruji, kita bisa menyikapi berbagai anggapan keliru dengan bijak. Berikut ini akan dibahas secara menyeluruh mengenai proses terjadinya menstruasi yang perlu kamu ketahui.
Pengertian Menstruasi
Haid merupakan keluarnya darah dari dalam rahim melalui saluran vagina sebagai bagian dari siklus alami tubuh perempuan.
Peristiwa ini adalah bagian dari ritme bulanan yang normal dialami oleh wanita, dan umumnya terjadi satu kali setiap bulan.
Dalam keseharian, kondisi ini juga sering disebut dengan istilah datang bulan. Siklus ini terjadi sebagai akibat dari perubahan kadar hormon dalam tubuh wanita.
Rata-rata, satu siklus berlangsung selama 28 hari, dan perdarahan umumnya terjadi selama 4 hingga 6 hari. Volume darah yang dikeluarkan selama masa ini berkisar antara 20 hingga 60 mililiter.
Penting bagi perempuan, terutama mereka yang mulai memasuki masa remaja, untuk memahami lebih banyak mengenai proses ini karena berperan penting dalam sistem reproduksi manusia.
Proses Terjadinya Menstruasi
Menstruasi merupakan keluarnya darah dari vagina yang disebabkan oleh luruhnya lapisan rahim akibat sel telur yang tidak mengalami pembuahan oleh sperma.
Umumnya, peristiwa ini terjadi setiap 28 hari, meskipun pola waktunya bisa berbeda pada setiap perempuan.
Siklus menstruasi adalah rangkaian perubahan hormonal bulanan dalam tubuh wanita yang berfungsi sebagai persiapan untuk terjadinya kehamilan.
Apabila tidak terjadi pembuahan, maka tubuh akan membuang lapisan penebalan dinding rahim yang sebelumnya telah dipersiapkan, dan keluarnya lapisan tersebut dikenal sebagai haid atau menstruasi.
Rangkaian ini berlangsung dalam empat tahapan dan biasanya berulang setiap bulan. Siklus dimulai sejak hari pertama perdarahan dan berakhir pada hari pertama periode berikutnya.
Durasi tiap siklus bisa berbeda-beda, biasanya berlangsung antara 21 hingga 35 hari, meskipun rata-rata berlangsung selama 28 hari.
Selama siklus ini, tubuh akan melewati empat fase penting, yaitu fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal.
Setelah fase luteal berakhir, tubuh kembali masuk ke tahap menstruasi, dan proses ini akan terus berulang hingga seorang wanita memasuki masa menopause. Berikut ini penjelasan mengenai proses terjadinya menstruasi dari awal hingga akhir fase.
1. Tahap Menstruasi
Ini merupakan fase awal dari siklus bulanan perempuan. Tanda dimulainya tahap ini adalah keluarnya darah dari vagina. Darah tersebut berasal dari lapisan dalam rahim yang meluruh karena tidak terjadi pembuahan.
Setiap bulan, tubuh wanita mempersiapkan diri untuk kehamilan dengan menyiapkan lingkungan yang mendukung tumbuhnya janin, salah satunya dengan menebalkan bagian dalam rahim.
Jika sel telur tidak dibuahi, maka lapisan tersebut tidak digunakan dan akan luruh dengan sendirinya. Lapisan inilah yang kemudian keluar dalam bentuk darah.
Itulah mengapa selama masa kehamilan, wanita tidak mengalami perdarahan bulanan, sebab bagian dalam rahim justru menjadi tempat tumbuhnya janin.
Saat sel telur tidak dibuahi, maka dinding rahim yang terdiri atas pembuluh darah, lendir, dan jaringan penunjang lainnya akan mengelupas dan dikeluarkan melalui vagina.
Fase ini dimulai pada hari pertama dari siklus bulanan dan bisa berlangsung antara empat hingga enam hari. Biasanya, wanita akan merasakan rasa sakit di perut bagian bawah dan area punggung, karena kontraksi rahim saat melepaskan lapisan tersebut.
2. Tahap Folikular
Ini adalah fase kedua dalam siklus bulanan perempuan. Fase ini dimulai dengan dilepaskannya hormon perangsang folikel (FSH) dari kelenjar hipofisis di otak.
Hormon ini mendorong ovarium untuk membentuk kantong kecil berisi sel telur yang belum matang, yang dikenal sebagai folikel.
Sel telur tersebut akan mengalami proses pematangan, tetapi tidak semuanya akan bertahan—hanya sel yang paling kuat yang melanjutkan perkembangan. Folikel-folikel lain akan diserap kembali oleh tubuh.
Selama masa ini, lapisan dalam rahim akan mulai menebal kembali untuk mempersiapkan kemungkinan menempelnya sel telur jika terjadi pembuahan.
Proses ini umumnya berlangsung sekitar 16 hari, meski pada sebagian wanita bisa berkisar antara 11 hingga 27 hari, tergantung dari durasi siklus masing-masing.
3. Tahap Ovulasi
Setelah sel telur matang, tubuh mengalami peningkatan hormon estrogen. Kenaikan hormon ini memberi sinyal pada kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH), yang menjadi pemicu fase ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur matang dari ovarium menuju saluran tuba, tempat di mana pembuahan bisa terjadi jika ada sperma. Inilah masa di mana kemungkinan untuk hamil berada di puncaknya.
Setelah dilepaskan, sel telur akan bergerak menuju rahim dan hanya bertahan selama 24 jam. Jika tidak ada sperma yang membuahinya dalam waktu tersebut, sel telur akan mati. Namun jika pembuahan terjadi, kehamilan pun dimulai.
Meski sel telur hanya hidup satu hari, sperma bisa bertahan hingga lima hari di dalam tubuh wanita.
Itu sebabnya, berhubungan seksual beberapa hari sebelum ovulasi juga berpotensi menyebabkan kehamilan. Pada siklus 28 hari, ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14.
4. Tahap Luteal
Tahap ini dimulai setelah ovulasi, ketika sisa folikel yang telah melepaskan sel telur berubah menjadi struktur bernama corpus luteum.
Bagian ini kemudian memproduksi hormon progesteron dan estrogen dalam jumlah besar, yang akan membantu menebalkan kembali dinding rahim sebagai persiapan jika pembuahan terjadi.
Jika sel telur berhasil dibuahi dan menempel di rahim, tubuh akan menghasilkan hormon khusus bernama hCG (human chorionic gonadotropin), yang menjaga keberlangsungan corpus luteum agar tetap memproduksi hormon yang diperlukan untuk menjaga kehamilan.
Sebaliknya, jika tidak terjadi pembuahan, corpus luteum akan menyusut dan kadar hormon estrogen serta progesteron menurun drastis. Akibatnya, lapisan rahim akan meluruh kembali dan siklus dimulai dari awal.
Fase ini juga dikenal sebagai tahap sebelum menstruasi. Gejalanya bisa berupa perubahan suasana hati, timbul jerawat, nyeri pada payudara, hingga perasaan lelah.
Siklus ini akan terus berulang setiap bulan hingga seorang wanita memasuki masa menopause, yang umumnya terjadi pada usia 40 tahun ke atas, ketika kemampuan reproduksi sudah berhenti secara alami.
Proses Terkait Terjadinya Menstruasi yang tidak Normal
Kondisi siklus bulanan yang sehat bisa dikenali dari durasi keseluruhan siklus serta lamanya perdarahan terjadi. Umumnya, panjang siklus berkisar antara 21 hingga 35 hari.
Jika durasinya lebih pendek atau lebih panjang dari rentang tersebut, bukan berarti selalu menandakan adanya masalah.
Ketidakteraturan dalam siklus ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, dan tidak semuanya bersifat mengkhawatirkan. Darah yang keluar biasanya berlangsung selama dua hingga tujuh hari.
Sebagian perempuan mengalami keluhan seperti nyeri perut atau kram sebelum dan saat perdarahan berlangsung. Namun, ada juga yang melaluinya tanpa keluhan apa pun.
Standar mengenai seperti apa kondisi siklus yang sehat bisa berbeda bagi tiap orang. Apa yang dianggap normal bagi satu individu, belum tentu sama pada tubuh orang lain.
Karena itu, ketika muncul ketidakteraturan dalam siklus, penting untuk segera mendapatkan pemeriksaan medis agar penyebabnya dapat diidentifikasi dengan tepat.
Segeralah berkonsultasi ke dokter apabila selama siklus bulanan kamu mengalami hal-hal yang tidak biasa seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
- Proses menstruasi tiba-tiba berhenti selama hampir lebih dari tiga bulan, padahal sedang tidak hamil.
- Siklus proses menstruasi tiba-tiba berantakan padahal sebelumnya sudah teratur.
- Darah menstruasi keluar lebih dari tujuh hari.
- Volume keluarnya darah menstruasi sangat banyak, sehingga harus mengganti tampon atau pembalut setiap dua jam atau bahkan satu jam sekali.
- Siklus proses menstruasi terjadi lebih cepat atau lebih lambat dari kondisi normal yang dialami biasanya.
- Mengalami perdarahan di tengah-tengah siklus proses menstruasi.
- Tiba-tiba tubuh terasa demam dan sakit setelah menggunakan tampon.
Hormon yang Mempengaruhi Menstruasi
Siklus bulanan pada perempuan dapat berlangsung secara normal karena adanya peran penting sejumlah hormon yang mengatur setiap tahapannya. Berikut ini adalah beberapa hormon yang berfungsi dalam mengendalikan jalannya siklus tersebut:
1. Estrogen
Zat ini memiliki fungsi dalam mempertebal jaringan dinding rahim saat tubuh berada dalam fase sebelum haid. Selama masa ini, konsentrasi estrogen akan meningkat.
Namun, ketika tidak terjadi pembuahan dan haid dimulai, kadar hormon ini akan menurun karena tubuh tidak lagi memerlukan lapisan rahim yang tebal.
Sebagian besar estrogen diproduksi di indung telur, sedangkan sebagian kecilnya berasal dari kelenjar adrenal dan jaringan lemak tubuh.
2. Progesteron
Hormon ini memiliki peran dominan saat tubuh memasuki fase setelah pelepasan sel telur.
Fungsinya adalah menjaga ketebalan dan kestabilan lapisan rahim untuk mendukung kemungkinan terjadinya kehamilan, sekaligus mencegah pertumbuhan berlebih pada jaringan tersebut.
Ketika tidak terjadi pembuahan, level hormon ini akan menurun dan tubuh masuk kembali ke fase awal siklus.
3. Hormon Perangsang Folikel (FSH)
Zat ini diproduksi oleh bagian otak yang bernama kelenjar pituitari. Tugas utamanya adalah merangsang pertumbuhan kantong kecil di ovarium yang mengandung sel telur.
Keluarnya hormon ini merupakan tanda bahwa tubuh sedang memasuki tahap awal siklus, yaitu fase pematangan sel telur. Umumnya, fase ini berlangsung selama sekitar 16 hari.
4. Hormon Luteinizing (LH)
Seperti FSH, LH juga diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak. Hormon ini berperan dalam pelepasan sel telur yang telah matang akibat pengaruh FSH.
Proses ini menandakan bahwa tubuh sudah memasuki masa subur atau tahap pelepasan sel telur dari ovarium ke saluran reproduksi.
Gejala yang Muncul selama Menstruasi
Saat perempuan menjalani siklus bulanan, tubuhnya akan mengalami fluktuasi hormon. Perubahan ini bisa berdampak pada berbagai aspek, baik secara jasmani maupun perasaan.
Efeknya kerap dirasakan beberapa hari menjelang keluarnya darah dari area kewanitaan. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah sindrom pramenstruasi atau PMS.
Cara Meminimalisasi Rasa Sakit saat sedang Menstruasi
Siklus haid sering kali disertai keluhan yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan agar gejala yang muncul tidak menghambat kegiatan.
Ada beberapa cara yang bisa diterapkan guna membantu meredakan keluhan yang dirasakan selama masa tersebut.
- Kompres perut bagian bawah dengan botol air hangat atau gunakan bantal pemanas untuk membantu meringankan rasa sakit yang dirasakan
- Minum lebih banyak air dari dan tidak mengkonsumsi apapun yang mengandung garam atau minuman berkafein. Ini membantu mencegah pembengkakan dan retensi air di dalam rahim
- Berolahraga secara teratur
- Makan makanan dengan gizi seimbang yang kaya zat besi dan kalsium
- Konsumsi Vitamin E untuk membantu mencegah peradangan dan meningkatkan respon bagi imun tubuh
- Pilih aktivitas yang menyenangkan untuk menghilangkan stres karena menstruasi
Penanganan terhadap rasa sakit saat haid umumnya disesuaikan dengan faktor penyebabnya, seperti penggunaan pil KB, perdarahan berlebih, pemakaian alat kontrasepsi spiral, maupun konsumsi obat antiperadangan nonsteroid (NSAID).
Di samping itu, keluhan nyeri juga bisa diredakan dengan mengonsumsi pereda nyeri seperti ibuprofen, aspirin, atau jenis analgesik lain yang tersedia di pasaran untuk membantu mengurangi rasa tidak nyaman dan kram.
Sebagai penutup, memahami proses terjadinya menstruasi penting agar setiap perempuan dapat lebih sadar terhadap kondisi tubuhnya dan lebih siap menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Bru
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025