Apa Itu Pasak Bumi, Taksonomi, Manfaat, dan Khasiatnya
- Jumat, 11 Juli 2025

Apa itu pasak bumi mungkin belum banyak diketahui, karena tanaman herbal ini umumnya telah diolah menjadi ramuan tradisional sebelum dijual.
Hal ini wajar, karena bentuk aslinya jarang terlihat secara langsung di pasaran. Namun, bagi yang pernah melihat wujud aslinya, hal tersebut tentu menjadi informasi yang menambah wawasan.
Tanaman ini dikenal sebagai salah satu herbal yang tumbuh subur di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
Baca Juga20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri
Bagian yang sering dimanfaatkan adalah akarnya, karena dipercaya mampu meningkatkan stamina dan kesehatan pria secara alami.
Setelah melalui proses pengolahan, tanaman ini biasanya dijadikan bahan utama dalam minuman energi, jamu tradisional, teh, atau bahkan kopi.
Lantas, seperti apa sebenarnya tanaman ini? Apa saja manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaannya? Dan bagaimana cara membudidayakannya agar tetap terjaga kelestariannya dan tidak semakin sulit ditemukan?
Agar lebih memahami secara menyeluruh apa itu pasak bumi, mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Pasak Bumi?
Apa itu pasak bumi? Tanaman yang juga dikenal dengan sebutan Tongkat Ali ini termasuk dalam kelompok tumbuhan ordo Sapindales dan memiliki nama ilmiah Eurycoma longifolia.
Tanaman ini umumnya tumbuh liar di kawasan hutan Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia.
Berbentuk pohon dengan pertumbuhan yang cukup lambat, tingginya bisa mencapai 15 hingga 18 meter dan mulai menghasilkan buah setelah 2 hingga 3 tahun masa tanam.
Meski usia hidupnya bisa mencapai 25 tahun, untuk keperluan komersial tanaman ini biasanya sudah dipanen pada usia 4 tahun.
Di daerah dataran rendah seperti Sumatera dan Kalimantan, tanaman ini sangat melimpah hingga dianggap sebagai tumbuhan liar.
Karena itu, sebutan lokalnya pun beragam, mulai dari Tongkat Ali, Lempedu Pahit, Bedara Puteh, Tongkat Baginda, Akar Jangat Seinang, Tungke Ali, hingga Tung Saw di Thailand, serta nama-nama lainnya.
Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah akarnya, karena dipercaya dapat menunjang kesehatan pria, khususnya dalam meningkatkan vitalitas.
Selain itu, akar tanaman ini juga digunakan untuk mengatasi gangguan lambung, memperbaiki nafsu makan, menurunkan demam, bahkan membantu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
Hasil pengkajian farmakologis oleh Departemen Kehutanan RI menyebutkan bahwa pasak bumi mengandung empat senyawa penting, antara lain:
- Canthin, yang berperan dalam menghambat perkembangan sel kanker.
- Turunan Eurycomanone, yang memiliki efek sebagai anti malaria.
- Quassinoid, bermanfaat untuk mengatasi leukimia dan berpotensi sebagai anti HIV.
- Etanol, yang dikenal sebagai zat afrodisiak atau peningkat gairah.
Tak hanya bagian akar, tanaman ini juga memiliki manfaat pada bagian lainnya. Kulit dan batangnya diketahui bermanfaat untuk meredakan sariawan, demam, nyeri tulang, infeksi cacing, serta menjadi tonik setelah melahirkan.
Daunnya sering digunakan sebagai obat penyakit kulit, sedangkan bunganya bermanfaat untuk mengatasi nyeri kepala, gangguan pencernaan, dan keluhan pada tulang.
Dengan manfaat yang begitu banyak, tak heran jika tanaman ini digolongkan sebagai salah satu herbal unggulan.
Taksonomi dan Morfologi Pasak Bumi
Berdasarkan penjelasan dari Susilowati (2008), posisi taksonomi dari tanaman pasak bumi dapat dijabarkan sebagai berikut: berada dalam kerajaan tumbuhan (Plantae), termasuk ke dalam divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Sapindales, famili Simaroubaceae, genus Eurycoma, dan spesies Longifolia.
Tanaman ini memiliki ciri seperti pohon pada umumnya dengan ketinggian yang bisa mencapai sekitar 10 meter. Daunnya tersusun secara majemuk dengan bentuk yang menyerupai daun ganjil.
Warna batangnya kekuningan, memiliki permukaan kulit yang keras, dan jika dikonsumsi langsung dalam keadaan mentah, rasanya akan terasa sangat pahit. Berikut ini adalah penjabaran detail mengenai morfologi dari tanaman ini:
Batang:
Umumnya tumbuh tanpa cabang. Namun jika terdapat percabangan, bentuknya menyerupai payung dan posisinya tersusun melingkar menyerupai roset. Permukaan batang terasa halus, warnanya cenderung cokelat keabu-abuan, dan terlihat kokoh.
Daun:
Tersusun secara majemuk dengan susunan menyirip dan jumlah helaian ganjil. Panjang daunnya bisa mencapai antara 0,3 hingga 1 meter. Setiap tangkai biasanya memiliki 20 sampai 30 pasang anak daun. Tangkai tersebut berwarna cokelat kehitaman.
Bunga:
Jenis bunganya bisa bersifat monoceus maupun dioceus, namun umumnya lebih sering ditemukan dalam bentuk dioceus. Warna bunganya merah jingga dengan diameter sekitar 0,6 cm.
Di ujung kelopaknya terdapat rambut halus dan kelenjar kecil berbentuk benjolan. Tanaman ini terbagi menjadi dua jenis: tanaman jantan yang tidak menghasilkan buah dan tanaman betina yang dapat berbuah.
Buah:
Buahnya tumbuh secara berkelompok dan memiliki bentuk menyerupai buah kurma, hanya saja berukuran jauh lebih kecil dan bentuknya menyerupai telur.
Akar:
Bagian akar memiliki bentuk yang mirip dengan jenis tanaman lainnya. Akar inilah yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pengobatan herbal, baik melalui proses perebusan secara tradisional maupun dengan metode pengolahan khusus di industri.
Manfaat dan Khasiat Pasak Bumi
Pasak bumi dikenal sebagai tanaman herbal yang menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Fungsi yang paling populer dari tanaman ini adalah sebagai ramuan tradisional untuk meningkatkan vitalitas pria. Namun, kegunaannya tentu tidak terbatas pada satu hal saja.
Berikut ini penjabaran lengkap tentang berbagai manfaat dan khasiat yang bisa diperoleh dari tanaman tersebut:
1. Meningkatkan Hasrat Seksual
Tanaman ini mengandung senyawa etanol yang berperan sebagai afrodisiak, yakni zat yang mampu menstimulasi gairah seksual, terutama pada pria.
Kandungan ini diyakini dapat memicu produksi hormon testosteron, yaitu hormon yang berkaitan dengan fungsi seksual laki-laki.
Kurangnya hormon ini tidak hanya menurunkan hasrat, tetapi juga dapat memicu disfungsi ereksi hingga gangguan kesuburan.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak dari tanaman ini secara rutin mampu membantu meningkatkan kadar testosteron sekaligus mendongkrak gairah seksual pria.
Selain itu, kualitas sperma—termasuk volume, konsentrasi, dan pergerakannya—juga bisa meningkat sehingga turut mendukung kesuburan.
2. Membantu Mengurangi Stres
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tanaman ini mengandung zat aktif yang dapat menurunkan kadar hormon kortisol, yaitu hormon yang dilepaskan tubuh saat mengalami stres.
Dengan menurunnya kadar hormon tersebut, suasana hati bisa lebih stabil dan kecemasan pun berkurang. Konsumsi rutin ekstrak tanaman ini juga dipercaya membantu memperbaiki kondisi emosional seseorang.
3. Menghambat Sel Kanker dan Membantu Penyembuhan Penyakit
Tanaman ini memiliki empat jenis senyawa aktif, tiga di antaranya terbukti memiliki manfaat besar dalam menangkal penyakit dan sel abnormal. Senyawa Canthin diketahui memiliki efek antikanker yang mampu menekan perkembangan sel-sel kanker.
Senyawa turunan Eurycomanone bersifat antimalaria dan bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, mengatasi parasit penyebab malaria, dan melawan infeksi bakteri.
Sementara itu, senyawa Quassinoid diketahui punya potensi sebagai agen anti-leukemia dan prospektif untuk terapi HIV.
4. Menurunkan Kadar Gula dalam Darah
Di beberapa negara seperti India dan Malaysia, tanaman ini digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi diabetes.
Penelitian awal menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak tanaman ini secara teratur dapat membantu mengontrol kadar gula darah serta meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap hormon insulin—yang memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan kadar gula dalam darah.
Meski hasil awal terlihat menjanjikan, riset yang dilakukan masih terbatas dalam skala kecil. Oleh karena itu, diperlukan studi lanjutan untuk memastikan manfaat serta keamanan penggunaannya dalam pengobatan diabetes.
5. Meningkatkan Massa Otot dan Performa Fisik
Ekstrak tanaman ini juga dipercaya dapat menunjang pembentukan otot dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa mengonsumsi 100 mg ekstrak tanaman ini setiap hari selama lima minggu mampu memberikan efek peningkatan massa otot dan kekuatan fisik, khususnya pada pria.
Namun, bagi siapa pun yang ingin menggunakan tanaman ini sebagai suplemen peningkat massa otot, disarankan untuk berkonsultasi lebih dulu dengan tenaga medis agar penggunaan tetap aman dan sesuai kebutuhan tubuh.
Manfaat Pasak Bumi Berdasarkan Bagian-bagiannya
1. Akar
Jika dikombinasikan dengan jenis tanaman obat lainnya seperti kayu manis, bagian ini dapat dijadikan ramuan tonik yang menyehatkan tubuh, meredakan demam, menyembuhkan luka pada gusi, serta mengatasi infeksi cacing dalam tubuh.
Ramuan tersebut juga dipercaya memberikan manfaat bagi perempuan yang baru saja melahirkan.
2. Batang
Terutama bagian kulit batangnya, dapat dimanfaatkan sebagai zat pembeku darah untuk ibu seusai melahirkan, mengurangi nyeri pada tulang, meningkatkan energi tubuh, serta membantu meredakan sakit kepala.
3. Daun
Bagian daun tanaman ini bermanfaat untuk meredakan gangguan pencernaan seperti sakit perut, menyembuhkan sariawan, serta membantu menambah selera makan.
4. Bunga dan Buah
Kedua bagian ini bisa digunakan sebagai ramuan tradisional untuk mengobati penyakit disentri.
Syarat Tempat Tumbuhnya Pasak Bumi
Tanaman ini umumnya tumbuh subur di lahan dengan karakter tanah yang masam dan bertekstur pasir, serta memiliki sistem drainase yang baik.
Habitat alaminya biasanya berada di kawasan hutan dekat wilayah pesisir, baik hutan alami (primer) maupun hutan yang telah mengalami regenerasi (sekunder).
Selain itu, tanaman ini juga bisa ditemukan di daerah perbukitan atau pegunungan yang memiliki pematang dan kemiringan lahan, dengan suhu rata-rata sekitar 25°C serta tingkat kelembapan udara yang berkisar di angka 86%.
Selama pertumbuhannya, tanaman ini memerlukan paparan sinar matahari yang cukup, khususnya untuk mendukung proses pertumbuhan daun dan organ reproduksi.
Tanaman ini mampu menghasilkan bunga dan buah sepanjang tahun, umumnya mulai berbunga pada bulan Juni hingga Juli. Sementara itu, masa panen buah biasanya terjadi sekitar bulan September, saat buah telah mencapai kematangan.
Faktor Kelangkaan Pasak Bumi
Sayangnya, kini banyak kawasan hutan mengalami kerusakan akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, sehingga tanaman pasak bumi menjadi semakin sulit ditemukan.
Kerusakan tersebut umumnya terjadi karena aktivitas seperti penebangan pohon, pengangkutan kayu, hingga pembangunan akses jalan di tengah hutan.
Padahal, tanaman ini memiliki nilai penting bagi masyarakat, khususnya penduduk setempat, karena khasiatnya sebagai bahan obat alami.
Sebagian besar masyarakat lokal masih belum memiliki kemampuan atau fasilitas yang memadai untuk membudidayakan tanaman ini, sebab laju pertumbuhannya tergolong lambat.
Oleh karena itu, mereka masih sangat bergantung pada benih yang tumbuh secara alami di alam liar.
Pemanfaatan Pasak Bumi sebagai Bahan Obat Herbal
Penelitian yang dilakukan oleh Supartini dan Deddy Dwi Nur Cahyono dengan judul Rendemen Akar, Batang, dan Daun Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Sebagai Bahan Baku Obat Herbal menunjukkan bahwa tanaman pasak bumi memiliki potensi besar sebagai sumber bahan baku untuk obat-obatan alami.
Hal ini karena kandungan senyawa aktif di dalamnya, seperti quassinoid—yang memiliki konsentrasi tertinggi—turunan squalene, biphenyl neolignans, alkaloid beta-karbolin, tirucallane triterpenoid, serta canthin-6-one.
Semua senyawa ini membuat tanaman ini dikategorikan sebagai tanaman obat. Selain itu, tingginya permintaan pasar terhadap pasak bumi sebagai bahan dasar pembuatan obat juga turut memicu eksploitasi yang masif terhadap tanaman tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa seluruh bagian tanaman—mulai dari akar, batang, hingga bunga—memiliki kandungan bioaktif yang bermanfaat.
Ekstrak dari bagian akar dan batang mengandung zat-zat seperti alkaloid, tanin, triterpenoid, karotenoid, serta kumarin. Sementara itu, ekstrak dari daun mengandung flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid, karotenoid, dan kumarin.
Manfaat dari kandungan senyawa tersebut meliputi aktivitas sebagai antimalaria, antidiabetes, antidiare, antijamur, antibakteri, antivirus, pelindung hati, pengatur siklus menstruasi, antioksidan, serta antiinflamasi.
Namun, untuk mendukung pemanfaatan secara berkelanjutan, perlu dilakukan optimalisasi penggunaan pasak bumi sebagai bahan dasar obat agar proses pengolahannya lebih efisien dan dampak limbah hasil panen bisa diminimalkan.
Budidaya Pasak Bumi melalui Teknik Stek Pucuk
Selama ini, industri obat herbal yang memanfaatkan tanaman pasak bumi sebagai bahan dasar utamanya masih sepenuhnya bergantung pada hasil dari alam liar, tanpa adanya inisiatif budidaya.
Ketergantungan tersebut berdampak pada penurunan populasi tanaman ini di habitat aslinya. Bahkan, keberadaannya di Indonesia saat ini telah tergolong langka karena semakin sulit ditemukan.
Hal ini diperparah oleh kebiasaan masyarakat yang hanya mengandalkan pertumbuhan alami dari biji, padahal tanaman ini dikenal memiliki laju pertumbuhan yang sangat lambat.
Untuk mengatasi hal tersebut, telah dilakukan penelitian mengenai budidaya tanaman pasak bumi menggunakan metode stek pucuk.
Penelitian tersebut berjudul Perbanyakan Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Melalui Teknik Stek Pucuk oleh Arida Susilowati dan tim.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa teknik ini memungkinkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Akar mulai muncul pada usia sekitar 11 minggu, sebagaimana diamati pada saat pemeriksaan akar dilakukan.
Akar memainkan peran penting dalam keberhasilan stek, sehingga diperlukan analisis mikroteknik guna menelusuri asal-usul pembentukan akarnya.
Akar dari stek pasak bumi terbentuk dari sel meristem yang berasal dari kambium atau jaringan di sekitar pembuluh, yang mulai aktif membelah setelah hormon auksin dari tunas, senyawa rooting cofactor, dan karbohidrat mencapai bagian dasar stek.
Sel-sel ini akan berkumpul dan membentuk calon akar. Jika terjadi luka karena pemotongan, akan terbentuk massa sel yang disebut kalus.
Kalus tersebut kemudian mengalami pembelahan kembali dan membentuk kumpulan sel meristem baru yang disebut primordia akar.
Sebagai penutup, apa itu pasak bumi bukan sekadar tanaman biasa, melainkan herbal alami dengan beragam khasiat yang telah dimanfaatkan sejak lama untuk kesehatan tubuh.

Bru
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025