Minggu, 07 September 2025

Mengenal Jenis-jenis Kelainan Tulang dan Cara Mencegahnya

Mengenal Jenis-jenis Kelainan Tulang dan Cara Mencegahnya
jenis-jenis kelainan tulang

Mengetahui jenis-jenis kelainan tulang sangat penting karena tulang merupakan struktur utama yang membentuk kerangka tubuh manusia. 

Tubuh kita terdiri dari 206 tulang yang tersebar dari kepala hingga ujung kaki, dan semua itu bekerja sama untuk mendukung postur tubuh serta memungkinkan kita bergerak dan beraktivitas setiap hari.

Karena tulang berperan penting dalam mendukung fungsi tubuh, menjaga kesehatannya menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. 

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Jika tidak dirawat dengan baik, tulang bisa mengalami gangguan yang mengurangi kemampuannya dalam menjalankan fungsi-fungsinya.

Berbagai faktor dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada tulang. Di antaranya adalah pola hidup yang kurang sehat, kurangnya asupan kalsium dan vitamin D, cedera fisik seperti patah tulang, serta adanya faktor keturunan dari keluarga.

Ketika seseorang mengalami kelainan pada sistem rangkanya, maka aktivitas sehari-harinya pun akan terganggu. 

Ini disebabkan karena tulang tidak hanya membentuk struktur tubuh, tetapi juga berperan dalam pergerakan, produksi sel darah, menyimpan zat mineral, serta melindungi organ-organ vital dalam tubuh.

Gangguan pada tulang bukanlah masalah ringan dan tidak boleh dianggap sepele. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam jenis-jenis kelainan tulang serta gejala-gejalanya agar dapat melakukan langkah pencegahan dan penanganan dengan tepat.

Jenis-jenis Kelainan Tulang

Agar lebih waspada terhadap kesehatan tulang, penting untuk mengetahui jenis-jenis kelainan tulang yang mungkin dialami.

Osteoporosis

Kondisi ini terjadi saat produksi jaringan tulang baru tidak mampu menandingi proses penghancuran jaringan tulang lama yang telah usang. Akibatnya, struktur tulang menjadi rapuh dan mudah retak. 

Area tubuh yang paling sering terdampak adalah tulang belakang, pergelangan tangan, dan panggul. Masalah ini lebih sering dialami oleh perempuan dan individu yang telah lanjut usia. 

Penyebabnya bisa karena kurang asupan kalsium, penggunaan jangka panjang obat golongan kortikosteroid (mengandung hormon steroid buatan), serta gangguan hormonal.

Pada tahap awal, gangguan ini umumnya tidak menunjukkan tanda-tanda jelas, sehingga sering dijuluki sebagai penyakit senyap. 

Namun, jika kerusakan tulang terus berlanjut, bisa muncul keluhan seperti nyeri tulang, perubahan bentuk tubuh, tulang gampang retak, serta penurunan tinggi badan.

Kondisi ini terbagi menjadi dua, yaitu primer dan yang terjadi pada usia anak-anak. Jenis primer bisa dialami wanita setelah menopause (disebut pasca-menopause) serta pria lanjut usia (disebut senilis) tanpa penyebab pasti. 

Sedangkan pada anak-anak, gangguan ini dikenal sebagai osteoporosis juvenil, terbagi menjadi dua: primer yang belum diketahui penyebabnya dan sekunder yang dipicu penyakit tertentu, seperti osteogenesis imperfekta, radang sendi, atau gangguan rakitis.

Rakitis

Gangguan ini adalah kondisi di mana tulang anak menjadi lunak karena proses pembentukan yang tidak sempurna. Pada orang dewasa, istilahnya berubah menjadi osteomalasia atau pelunakan tulang. 

Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan kelainan bentuk tulang hingga meningkatkan risiko patah tulang.

Penyebab utamanya adalah kurangnya asupan vitamin D, nutrisi penting yang mendukung penyerapan kalsium—komponen utama penyusun tulang. Namun, faktor genetik juga dapat memicu terjadinya kondisi ini.

Tanda-tandanya meliputi rasa tidak nyaman di tulang dan otot, kesemutan, serta nyeri setelah beraktivitas. Pada anak, gejalanya bisa berupa:

  • Nyeri pada tulang punggung, kaki, dan pinggul;
  • Bentuk kaki yang tidak normal, seperti bengkok ke dalam atau ke luar;
  • Tinggi badan yang tidak bertambah sesuai usia;
  • Tulang rentan patah;
  • Masalah pada gigi, seperti pertumbuhan yang lambat dan gigi berlubang.

Dalam beberapa kasus, anak yang mengalami rakitis juga bisa mengalami kadar kalsium darah yang rendah, yang kemudian memicu kram otot dan kesemutan, terutama di kaki.

Kelainan ini lebih sering dijumpai pada anak-anak yang memiliki beberapa faktor risiko, seperti:

  • Memiliki kulit gelap;
  • Lahir sebelum waktunya;
  • Tidak mendapatkan ASI eksklusif;
  • Tinggal di daerah minim sinar matahari;
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti antikejang atau antivirus.

Osteomielitis (Infeksi Tulang)

Merupakan peradangan pada tulang akibat serangan mikroorganisme. Mikroba ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka atau penyebaran infeksi dari aliran darah. 

Masalah ini lebih umum terjadi pada orang yang mengalami cedera berat, patah tulang terbuka, memiliki kekebalan tubuh rendah, atau memakai alat prostetik pada sistem geraknya.

Tanda-tanda yang umum dirasakan meliputi nyeri di sekitar tulang, pembengkakan, area terasa panas jika disentuh, demam, dan tubuh terasa lemas. 

Pada anak-anak, biasanya disertai demam tinggi, tidak enak badan, serta nyeri pada area tulang yang terkena.

Osteomielitis terbagi menjadi dua bentuk berdasarkan penyebabnya: hematogen dan eksogen. Tipe hematogen terjadi ketika infeksi dari bagian tubuh lain menyebar melalui darah dan sampai ke tulang. 

Ciri-cirinya antara lain demam, menggigil, serta infeksi di bagian lain seperti saluran napas, saluran kemih, telinga, atau kulit.

Sedangkan tipe eksogen disebabkan oleh masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, atau jamur) melalui luka terbuka. Gejala yang menyertainya adalah rasa sakit, peradangan lokal, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. 

Salah satu bentuk umum osteomielitis eksogen terjadi akibat luka tusuk di telapak kaki, yang dalam 90 persen kasus disebabkan oleh infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa.

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat mengakibatkan infeksi serius dan kematian jaringan tulang. Pada anak-anak, bila dibiarkan, infeksi ini bisa memengaruhi pertumbuhan tulang dan menyebabkan kelainan bentuk tubuh.

Pertumbuhan Abnormal pada Tulang

Kondisi ini terjadi saat sel dalam jaringan tulang berkembang secara tidak wajar hingga membentuk massa jaringan yang dikenal sebagai tumor. 

Walaupun sebagian besar bersifat jinak, pertumbuhan tersebut tetap bisa merusak jaringan tulang sehat di sekitarnya, membuat struktur tulang menjadi lemah dan lebih mudah mengalami keretakan atau patah.

Hingga saat ini, penyebab pasti dari kemunculan tumor ini belum sepenuhnya dipahami. 

Namun, beberapa faktor yang diduga memengaruhi antara lain adanya kelainan genetik, cedera yang pernah dialami tulang, serta paparan radiasi dalam dosis tinggi, seperti dari terapi radiasi.

Tumor pada tulang dapat terbagi menjadi dua tipe, yaitu yang tidak bersifat kanker (jinak) dan yang tergolong kanker (ganas). 

Penting untuk mengenali gejala-gejalanya sejak awal, agar bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan mencegah dampak serius pada tubuh. Jika tidak ditangani dengan benar, tumor ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan bahkan mengancam jiwa.

Salah satu gejala umum yang dirasakan adalah rasa nyeri yang terus menerus di bagian tubuh tempat tumor tumbuh. 

Rasa sakit ini biasanya semakin menjadi saat melakukan aktivitas fisik atau ketika malam hari. Selain rasa sakit, penderita juga dapat mengalami:

  • Demam;
  • Keringat berlebih terutama saat malam;
  • Pembengkakan di area tempat tumor muncul;
  • Tulang yang rapuh dan mudah patah meskipun hanya mengalami benturan ringan.

Gangguan pada Proses Regenerasi Tulang

Kondisi ini ditandai oleh kelainan dalam siklus pembaruan tulang, yang menyebabkan struktur tulang menjadi lemah dan berbentuk tidak wajar. Gangguan ini paling sering terjadi pada tulang panggul, kepala, tulang belakang, serta kaki bagian bawah.

Normalnya, tulang mengalami proses pembaruan secara berkala. Tulang yang rusak akan diurai oleh sel yang disebut osteoklas dan diganti oleh tulang baru yang dibentuk oleh sel osteoblas. 

Namun, dalam kondisi ini, osteoklas bekerja lebih aktif dibandingkan osteoblas, sehingga jaringan tulang yang lama dihancurkan lebih cepat daripada pembentukannya. 

Akibatnya, tulang yang terbentuk menjadi abnormal, tidak kokoh, dan mudah mengalami kerusakan.

Belum ada penjelasan pasti terkait pemicu utamanya, tetapi para peneliti menduga pengaruh dari faktor lingkungan serta genetika dapat menyebabkan kondisi ini. 

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan ini antara lain:

  • Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa;
  • Berusia lebih dari 40 tahun;
  • Berjenis kelamin laki-laki;
  • Sering terpapar zat pencemar, seperti polusi udara atau bahan kimia tertentu.

Sebagian besar penderita tidak merasakan gejala apa pun. 

Namun, bila muncul keluhan, biasanya berupa nyeri di area tulang atau sendi, pembesaran pada bagian tulang tertentu, sakit kepala, gangguan pada pendengaran, serta kesulitan bergerak atau beraktivitas seperti duduk dan berjalan.

Jika tidak menimbulkan keluhan, maka pengobatan khusus tidak diperlukan, cukup dengan pemantauan secara rutin oleh tenaga medis. 

Akan tetapi, bila kondisi ini cukup aktif dan mengenai bagian tubuh vital seperti tulang tengkorak atau tulang belakang, penanganan medis akan sangat disarankan.

Penanganan Medis yang Diberikan:

Penggunaan Obat-obatan:

  • Bisfosfonat: berguna untuk memperlambat aktivitas osteoklas yang berlebihan;
  • Kalsitonin: membantu mengatur kadar kalsium dalam tubuh dan menjaga metabolisme tulang, diberikan jika pasien tidak bisa menggunakan bisfosfonat;
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau diclofenac, untuk meredakan rasa sakit.

Prosedur Bedah:

Jenis tindakan bedah disesuaikan dengan tingkat keparahan serta lokasi kerusakan. Tujuannya bisa bermacam-macam, mulai dari memperbaiki posisi tulang, meredakan tekanan pada saraf, mengatasi patah tulang, hingga mengganti sendi yang rusak.

Beberapa prosedur bedah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Fiksasi internal (pemasangan pen), untuk mengembalikan posisi tulang;
  • Osteotomi, yaitu pengangkatan bagian tulang yang rusak demi mengurangi nyeri dan memperbaiki postur;
  • Penggantian sendi, dengan menggunakan prostetik yang terbuat dari bahan logam, plastik, atau keramik untuk menggantikan sendi yang telah rusak parah.

Kelainan Tulang Bawaan yang Menyebabkan Kerapuhan

Osteogenesis imperfecta merupakan gangguan langka pada struktur tulang yang menyebabkan kerapuhan ekstrem. Kondisi ini membuat tulang mudah mengalami patah, bahkan hanya karena tekanan ringan atau tanpa penyebab yang jelas. 

Selain kerapuhan tulang, tanda-tanda lain dari kondisi ini meliputi perubahan warna putih mata menjadi kebiruan, tinggi badan yang cenderung pendek, sendi yang sangat fleksibel, masalah pada pendengaran, gangguan pernapasan, serta kelainan pada gigi.

Meskipun jumlah penderita penyakit ini sangat sedikit—diperkirakan hanya mencapai sekitar 300 ribu kasus di seluruh dunia—kebanyakan pengidap sudah memiliki kelainan ini sejak mereka lahir. 

Walau demikian, tidak semua kasus langsung terdiagnosis saat lahir. Beberapa baru terdeteksi ketika anak mulai tumbuh atau bahkan setelah dewasa.

Penyakit Sendi Akibat Proses Penuaan

Osteoarthritis merupakan peradangan menahun pada sendi yang timbul akibat kerusakan pada tulang rawan, jaringan pelindung yang memungkinkan gerakan sendi yang lancar. 

Kelainan ini menjadi salah satu jenis gangguan sendi yang paling sering ditemukan. Akibat kerusakan tersebut, penderita akan merasakan nyeri, kekakuan, dan pembengkakan pada sendi.

Gangguan ini bisa memengaruhi berbagai sendi di tubuh, tetapi umumnya menyerang bagian-bagian seperti jari tangan, lutut, pinggul, serta ruas-ruas tulang belakang. 

Gejalanya tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu.

Kelengkungan Abnormal pada Tulang Belakang

Skoliosis merupakan kondisi ketika tulang belakang membentuk lengkungan yang tidak normal menyerupai huruf “C” atau “S”. Gangguan ini umumnya terdeteksi pada anak-anak sebelum masa pubertas, yaitu sekitar usia 10 hingga 15 tahun.

Kebanyakan kasus tergolong ringan, namun bisa berkembang menjadi lebih parah seiring dengan bertambahnya usia, terutama pada perempuan. 

Jika dibiarkan dan tidak tertangani, bentuk lengkung yang ekstrem dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, termasuk gangguan fungsi jantung, paru-paru, serta kelemahan pada bagian tungkai tubuh.

Radang Sendi Autoimun

Rheumatoid arthritis adalah penyakit peradangan kronis yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang justru menyerang jaringan sendiri, termasuk sendi. 

Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional pada sendi, serta perubahan bentuk yang permanen. Gejalanya meliputi pembengkakan, nyeri, dan kekakuan sendi. 

Berbeda dengan beberapa jenis radang sendi lainnya, gangguan ini juga dapat menyasar organ-organ lain, seperti kulit, mata, paru-paru, pembuluh darah, bahkan jantung. Perempuan usia 30 hingga 50 tahun lebih rentan mengalaminya. 

Karena kemiripan gejalanya, penyakit ini kerap sulit dibedakan dari kondisi lain seperti osteoarthritis maupun polimialgia reumatik.

Selain berbagai kondisi yang telah dijelaskan di atas, terdapat sejumlah gangguan tulang lain yang juga patut diwaspadai, seperti infeksi tulang, pertumbuhan sel abnormal (kanker tulang), penumpukan kristal asam urat, kematian jaringan tulang akibat kurangnya suplai darah (osteonekrosis), serta penurunan kepadatan tulang (osteopenia). 

Semua penyakit tersebut dapat mengganggu fungsi utama tulang dalam menopang, melindungi, dan membantu gerakan tubuh, sehingga tidak boleh dianggap sepele.

Cara Mencegah Kelainan Tulang

Masalah pada sistem rangka dapat menimpa siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. 

Kelainan akibat faktor genetik atau bawaan sejak lahir memang tidak bisa dicegah, tetapi gangguan tulang yang disebabkan oleh gaya hidup dan faktor eksternal lainnya masih bisa dihindari dengan beberapa langkah berikut:

1. Memenuhi Kebutuhan Kalsium dan Vitamin D

Dua zat penting yang berperan besar dalam menjaga kekuatan serta kepadatan tulang adalah kalsium dan vitamin D. Nutrisi ini bisa diperoleh dari berbagai jenis makanan seperti produk susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, telur, daging, dan ikan.

Jika asupan dari makanan dirasa belum mencukupi, kamu bisa mempertimbangkan penggunaan suplemen tambahan sesuai anjuran medis. 

Sementara itu, vitamin D juga dapat terbentuk secara alami dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari pagi, sehingga disarankan untuk rutin berjemur di waktu yang tepat.

2. Aktif Bergerak dan Berolahraga

Berolahraga secara rutin terbukti efektif dalam meningkatkan kekuatan tulang dan mengurangi risiko pengeroposan. Kegiatan seperti berjalan kaki, berlari santai, senam, bermain bola, memanjat, yoga, maupun latihan angkat beban dapat menjadi pilihan.

Namun, bagi individu yang sudah memiliki masalah pada tulang atau sendi, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis untuk menentukan jenis olahraga yang sesuai dan tidak menimbulkan risiko tambahan.

3. Mengontrol Berat Badan Tetap Seimbang

Menjaga berat badan tetap dalam kisaran ideal sangat penting untuk mencegah gangguan pada sistem rangka. Kelebihan berat badan atau tubuh yang terlalu kurus sama-sama dapat meningkatkan kemungkinan mengalami kerapuhan tulang. 

Untuk mengetahui apakah berat badan sudah sesuai, kamu bisa rutin menghitung indeks massa tubuh secara berkala.

4. Melakukan Pemeriksaan Kepadatan Tulang Secara Berkala

Pemeriksaan densitas tulang menggunakan alat khusus seperti rontgen sangat bermanfaat dalam menilai seberapa padat dan kuat struktur tulang seseorang. 

Tes ini umumnya direkomendasikan untuk individu yang memiliki risiko tinggi, seperti perempuan yang sudah memasuki masa menopause, lansia, atau mereka yang secara rutin menggunakan obat jenis kortikosteroid.

Sebagai penutup, mengetahui jenis-jenis kelainan tulang sejak dini membantu kita lebih waspada dan menjaga kesehatan tulang agar tetap kuat dan berfungsi dengan optimal.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri