Sabtu, 06 September 2025

Heartburn adalah: Tanda Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Heartburn adalah: Tanda Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
heartburn adalah

Heartburn adalah gangguan kesehatan yang umum terjadi di area atas perut atau tengah dada. 

Kondisi ini menimbulkan rasa tidak nyaman, sering kali disertai sensasi asam dan pahit di mulut. Gejala tersebut bisa semakin parah terutama saat berbaring atau setelah mengonsumsi makanan dalam porsi besar.

Gangguan ini dapat dialami oleh semua kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia, meskipun lebih sering ditemukan pada orang dewasa. 

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Heartburn juga sering muncul pada orang dengan kondisi seperti obesitas, diabetes, dan penyakit refluks gastroesofagus (GERD). Wanita hamil juga bisa mengalami keluhan ini akibat pembesaran rahim yang menekan lambung.

Secara keseluruhan, gangguan ini penting untuk diperhatikan oleh siapa saja. Heartburn adalah kondisi yang harus diwaspadai dan dikelola dengan tepat agar tidak menimbulkan komplikasi serius.

Artikel ini akan mengulas definisi, penyebab, gejala, serta tanda-tanda yang menunjukkan perlunya penanganan medis untuk mengatasi heartburn.

Heartburn adalah

Heartburn adalah rasa panas dan perih yang muncul di dada, seperti terbakar, meskipun namanya mengandung kata “heart,” kondisi ini tidak ada hubungannya dengan jantung. 

Penyebab utama keluhan ini adalah asam lambung yang naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan sensasi terbakar tersebut. 

Masalah kesehatan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan dalam beberapa kasus menjadi indikasi gangguan lain, seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). 

Berdasarkan penelitian Kuswono & Akbar (2021), 20 dari 24 pasien GERD melaporkan mengalami gejala heartburn.

Tanda-tanda dan Gejala Heartburn

Gejala dari gangguan ini sangat beragam dan dapat berbeda pada tiap orang yang mengalaminya. 

Namun, hampir semua yang terkena akan merasakan sensasi panas atau terbakar di area tenggorokan dan dada. Beberapa tanda umum lain yang kerap muncul antara lain:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada setelah makan atau saat malam hari
  • Rasa sakit di dada saat berbaring, makan, atau menunduk
  • Rasa pahit atau asam di mulut
  • Sering terbangun di malam hari
  • Batuk
  • Sensasi terbakar di tenggorokan
  • Cairan yang terasa hendak naik dari tenggorokan

Tanda-tanda ini merupakan yang paling sering dialami, meskipun bisa saja ada gejala lain yang belum disebutkan. Jika mengalami tanda-tanda tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Biasanya gejala ini berlangsung sekitar dua jam, namun durasinya bisa berbeda tergantung penyebabnya. Misalnya, jika keluhan muncul setelah mengonsumsi makanan pedas, gejala akan bertahan hingga makanan tersebut benar-benar dicerna. 

Meski demikian, gejala juga bisa muncul lagi beberapa jam kemudian, terutama saat posisi tubuh berubah seperti berbaring atau menunduk.

Heartburn tidak Sama dengan Serangan Jantung

Rasa nyeri di dada sering dianggap sebagai tanda serangan jantung maupun heartburn, sehingga banyak orang bingung membedakan keduanya. 

Kondisi ini memang memiliki gejala yang cukup mirip dan umumnya dialami oleh orang dewasa atau mereka yang kelebihan berat badan.

Namun, perbedaan bisa dilihat dari lokasi nyeri. Jika nyeri hanya terasa di bagian atas perut dan bawah tulang rusuk, kemungkinan besar itu heartburn. 

Sedangkan jika nyeri menyebar ke leher, bahu, atau punggung, dan disertai keringat dingin, pusing, serta sesak napas, hal ini lebih mengarah pada serangan jantung.

Meski begitu, rasa nyeri di dada harus selalu dianggap serius dan disarankan untuk segera konsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Konsultasi ke Dokter?

Beberapa gejala heartburn perlu diwaspadai dan tidak boleh diabaikan, seperti rasa tertekan atau nyeri di dada yang disertai sakit pada tangan, rahang, dan kesulitan bernapas. 

Jika mengalami kondisi tersebut, segera periksakan ke dokter karena kemungkinan itu terkait serangan jantung. Selain itu, konsultasi juga penting jika muncul gejala lain seperti:

  • Nyeri dada yang sangat parah
  • Kesulitan bernapas
  • Susah menelan makanan
  • Sakit kepala yang tidak biasa
  • Dehidrasi
  • Heartburn yang sering muncul dalam seminggu
  • Mual dan muntah walau sudah minum obat bebas
  • Muntah darah atau keluar darah saat buang air
  • Kesulitan mengecap rasa hingga menyebabkan penurunan berat badan

Segera cari pertolongan medis agar penanganan tepat bisa diberikan.

Penyebab Heartburn

Di tubuh kita terdapat otot yang berada tepat di bawah esofagus. Otot ini berperan menutup dan menghalangi asam lambung naik ke kerongkongan saat kita menelan makanan atau minuman. 

Namun, jika otot ini melemah, asam lambung dapat kembali naik ke esofagus dan menyebabkan sensasi panas seperti terbakar di dada yang dikenal sebagai heartburn. Kondisi melemahnya otot ini dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain:

Konsumsi makanan dan minuman tertentu

Beberapa jenis makanan dan minuman, terutama yang pedas, asam, atau berlemak, bisa melemahkan otot di bawah esofagus. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi konsumsi jenis makanan dan minuman tersebut agar otot tetap kuat.

Posisi tubuh

Berbaring setelah makan dapat melemahkan fungsi otot ini karena posisi tersebut memudahkan asam lambung naik kembali ke esofagus.

Tekanan pada perut

Tekanan di area perut juga dapat melemahkan otot dan menyebabkan naiknya asam lambung. 

Hal ini bisa terjadi pada orang yang melakukan olahraga berat, mengalami batuk keras, memiliki berat badan berlebih, atau sedang hamil. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam kondisi tersebut.

Riwayat kesehatan

Beberapa kondisi medis dapat memengaruhi munculnya heartburn, terutama jika kamu memiliki penyakit seperti diabetes, hernia hiatal, scleroderma, sindrom CREST, atau gangguan autoimun lainnya.

Penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa jenis obat, terutama yang digunakan untuk mengatasi asma, tekanan darah, dan masalah jantung, dapat melemahkan otot di bawah esofagus sehingga meningkatkan risiko heartburn.

Kebiasaan hidup

Gaya hidup yang kurang sehat, seperti sering mengonsumsi alkohol, merokok, atau terlalu banyak kafein, juga berkontribusi pada naiknya asam lambung ke esofagus.

Jenis Makanan dan Minuman yang Dapat Memicu Heartburn

Makanan dan minuman yang kamu konsumsi sehari-hari sangat berpengaruh pada kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis makanan dan minuman yang dapat memicu sensasi terbakar di dada atau heartburn.

Makanan pedas

Makanan pedas mengandung capsaicin yang dapat memperlambat proses pencernaan dan meningkatkan risiko heartburn. Selain itu, makanan pedas juga dapat mengiritasi esofagus sehingga memperparah rasa nyeri di dada.

Makanan berlemak

Kadar lemak yang tinggi dalam makanan dapat melemahkan otot di bawah esofagus dengan merangsang pelepasan hormon kolesistokinin (CCK). Kondisi ini membuat asam lambung lebih mudah naik ke esofagus.

Mint

Banyak yang percaya bahwa peppermint dan spearmint bisa membantu masalah pencernaan, namun penelitian menunjukkan bahwa konsumsi mint berlebihan justru dapat merusak saluran esofagus dan memperparah kondisi heartburn.

Selain itu, ada beberapa jenis makanan dan minuman lain yang juga dapat memicu heartburn, antara lain:

  • Minuman bersoda, yang diketahui dapat meningkatkan kadar asam lambung sekaligus melemahkan otot esofagus.
  • Kopi, karena kandungan kafeinnya dapat menyebabkan asam lambung naik dan memicu heartburn.
  • Cokelat, mengandung serotonin, kafein, dan theobromine yang dapat melemahkan otot di bawah esofagus.
  • Bawang bombay, yang memiliki serat yang memengaruhi pencernaan dan bisa memicu naiknya asam lambung ke esofagus.
  • Alkohol, terutama bir dan wine, yang dapat meningkatkan asam lambung sekaligus merusak saluran esofagus.

Hal-hal yang Dapat Meningkatkan Risiko Serangan Heartburn

Heartburn merupakan gangguan kesehatan yang dapat dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari gaya hidup, jenis makanan yang dikonsumsi, sampai dengan kondisi kesehatan tubuh. 

Selain itu, ada beberapa hal lain yang bisa memicu munculnya heartburn:

  • Mengkonsumsi makanan yang berlemak dan pedas
  • Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan minum kopi
  • Sedang hamil
  • Obesitas
  • GERD
  • Diabetes
  • Jenis olahraga yang dapat menekan perut seperti sit up atau yang lainnya
  • Menggunakan celana yang terlalu ketat

Komplikasi yang Sering Diakibatkan oleh Heartburn

Heartburn yang dibiarkan dalam waktu lama dan tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat dapat berujung pada munculnya berbagai komplikasi, seperti:

  • Dinding esofagus rusak atau terluka
  • Susah menelan makanan akibat dinding esofagus yang menyempit
  • Muntah darah atau keluar darah saat buang air besar
  • Asma
  • Radang tenggorokan
  • Gigi rusak

Diagnosis Heartburn oleh Dokter

Jika kamu belum pernah berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah heartburn, mungkin bertanya-tanya bagaimana proses diagnosisnya. 

Tenang saja, dokter atau tenaga medis akan memulai dengan memeriksa gejala fisik serta menanyakan riwayat kesehatan yang kamu miliki.

Setelah itu, dokter biasanya akan menyarankan perubahan gaya hidup, pola makan, menjalani diet khusus, atau memberikan resep obat yang sesuai.

Namun, jika hasil pemeriksaan awal belum cukup meyakinkan atau kondisi heartburn sudah cukup parah hingga menyebabkan kerusakan pada organ lain, dokter mungkin akan menyarankan beberapa tes tambahan, seperti:

Endoskopi gastrointestinal

Tes ini dilakukan dengan memasukkan alat kamera kecil melalui mulut untuk melihat kondisi dinding esofagus. Dokter juga bisa mencari tahu penyebab dari keluhan heartburn yang kamu alami.

Manometri esofagus

Jika hasil endoskopi tidak menunjukkan adanya komplikasi namun rasa sakit masih muncul, tes ini digunakan untuk memeriksa fungsi otot bagian bawah esofagus, apakah masih normal atau tidak.

Ambulatory acid probe

Tes ini bertujuan mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan asam lambung untuk naik sampai ke esofagus.

X-ray

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi esofagus dan area dada.

Cara Mengatasi Heartburn

Biasanya, heartburn yang tergolong ringan dapat diatasi dengan mengonsumsi beberapa jenis obat, antara lain:

  • Antasid yang berfungsi cepat menetralkan asam lambung
  • H2-receptor antagonists (H2RA) yang mengurangi produksi asam lambung sekaligus mengurangi rasa nyeri
  • Proton pump inhibitors (PPI) seperti lansoprazole dan omeprazole

Namun, perlu diingat bahwa obat-obatan tersebut tidak selalu efektif untuk semua orang. Beberapa pasien bahkan bisa mengalami efek samping seperti suara serak, napas berbunyi (wheezing), atau pneumonia setelah pengobatan.

Jika gejala heartburn seperti nyeri dada tetap muncul setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut, sebaiknya segera periksakan kondisi ke dokter terdekat.

Cara Mencegah Heartburn

Rasa terbakar di dada sebenarnya bisa diminimalisir dengan melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup sehari-hari. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk mengurangi gejala heartburn:

Menjaga berat badan

Mengendalikan berat badan dapat menurunkan risiko terkena diabetes, yang salah satu pemicunya adalah heartburn. Kamu bisa menjalani diet sehat sesuai anjuran dokter untuk menjaga berat badan tetap ideal.

Mengatur porsi makan

Usahakan tidak makan dalam porsi besar sekaligus. Meskipun ada anggapan bahwa makan banyak bisa menahan lapar lebih lama, cara ini kurang dianjurkan. 

Lebih baik makan dalam porsi kecil tapi lebih sering agar berat badan terjaga dan rasa lapar bisa terkontrol.

Hindari pakaian ketat

Kenakan pakaian yang nyaman dan tidak terlalu sempit karena baju ketat dapat memberi tekanan pada perut, menyebabkan asam lambung naik dan menimbulkan sensasi terbakar di dada.

Rutin berolahraga

Melakukan olahraga secara teratur dapat membantu mencegah heartburn. Aktivitas ini tidak hanya memudahkan pengendalian berat badan, tapi juga menjaga kebugaran tubuh secara keseluruhan.

Hindari makan sebelum tidur

Seringkali orang merasa lapar dan makan sebelum tidur, namun kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko heartburn. Tidur dengan perut penuh membuat asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.

Jangan langsung berbaring setelah makan

Usahakan beri jeda sekitar tiga jam sebelum berbaring setelah makan. Berbaring terlalu cepat bisa mengganggu proses pencernaan, terutama jika porsi makan cukup besar.

Ubah pola konsumsi makanan dan minuman

Kurangi asupan makanan dan minuman yang memicu heartburn, seperti yang tinggi lemak, pedas, minuman bersoda, bawang bombay, kopi, dan cokelat.

Hindari merokok dan minuman beralkohol

Menjauhi rokok dan alkohol penting untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk sistem pencernaan, karena kandungan berbahaya di dalamnya dapat merusak tubuh secara bertahap.

Sebagai penutup, heartburn adalah gangguan pencernaan yang dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan pengelolaan makanan agar gejalanya tidak semakin parah.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri