Sabtu, 06 September 2025

Tanda Miom Keluar, Diagnosis, hingga Cara Pengobatannya

Tanda Miom Keluar, Diagnosis, hingga Cara Pengobatannya
tanda miom keluar

Tanda miom keluar kerap disalahartikan sebagai gumpalan darah menstruasi karena tampilan fisiknya yang terlihat mirip dan sulit dibedakan.

Karena itulah, sebagian wanita mengira bahwa miom atau fibroid rahim dapat keluar secara alami bersamaan dengan darah haid. Namun, bagaimana sebenarnya penjelasan medis mengenai kondisi ini?

Fibroid rahim sendiri merupakan jenis tumor jinak yang tumbuh di bagian dalam maupun sekitar rahim perempuan. 

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Walaupun tidak bersifat ganas, tumor ini bisa berkembang menjadi lebih besar dan menimbulkan nyeri pada bagian perut, terutama ketika sedang mengalami menstruasi.

Berdasarkan hasil sebuah studi, sekitar 80% wanita di dunia berisiko mengalami miom saat menginjak usia 50 tahun. 

Meski begitu, sebagian besar pengidap tidak merasakan gejala apa pun dan baru mengetahui keberadaan tumor ini saat melakukan pemeriksaan rutin, misalnya saat menjalani kontrol kehamilan.

Karena itu, penting bagi setiap wanita untuk memahami dan mengenali tanda miom keluar agar dapat membedakannya dari gejala menstruasi biasa dan segera berkonsultasi ke dokter jika diperlukan.

Gumpalan Darah saat Haid Belum Tentu Tanda Miom Keluar

Ternyata, munculnya gumpalan darah saat menstruasi tidak selalu menandakan keluarnya jaringan dari rahim. 

Hal ini merupakan kondisi yang normal dan kerap dialami oleh banyak perempuan, terutama saat memasuki hari-hari awal siklus haid, seperti hari kedua atau ketiga.

Pada perempuan yang diketahui memiliki pertumbuhan jaringan jinak di rahim, keberadaan gumpalan darah saat haid menjadi lebih sering dijumpai. 

Ini terjadi karena massa jaringan tersebut dapat menghambat kerja rahim dalam mendorong darah keluar secara optimal. Alhasil, darah akan tertahan lebih lama dan membentuk gumpalan sebelum akhirnya keluar.

Selain aliran darah yang lebih deras dan dalam jumlah banyak, jaringan jinak di rahim juga bisa menyebabkan berbagai gejala tambahan. 

Beberapa keluhan yang sering muncul antara lain rasa nyeri berkepanjangan di punggung bagian bawah, rasa sakit saat melakukan hubungan seksual, perut terasa penuh atau membengkak, kesulitan untuk memperoleh kehamilan, serta bercak darah di luar jadwal haid.

Maka dari itu, penting untuk mengenali tanda miom keluar maupun gejala lain yang berkaitan agar bisa mendapatkan penanganan medis yang sesuai.

Keluarnya Miom Bersama Menstruasi adalah Kasus Langka

Dalam teori medis, jaringan miom tidak bisa keluar bersamaan dengan darah menstruasi, terutama pada perempuan yang masih berada dalam usia subur. 

Tumor jinak di rahim ini hanya bisa mengecil atau hilang secara alami saat wanita memasuki masa menopause atau melalui tindakan bedah.

Meski begitu, sebuah studi mencatat adanya kasus pada wanita berusia 22 tahun yang mengalami keluarnya jaringan miom dari rahim secara spontan melalui vagina. Gejala yang menyertai peristiwa ini meliputi keluarnya gumpalan darah disertai dengan:

  • Nyeri di perut
  • Peningkatan suhu tubuh
  • Pendarahan menstruasi yang berat

Terjadinya pelepasan jaringan miom secara spontan pada wanita muda ini merupakan kasus yang jarang ditemukan dan hingga kini belum ada penjelasan pasti yang dapat mengungkap penyebabnya. 

Salah satu teori yang dianggap masuk akal menyebutkan bahwa jaringan miom di dalam rahim telah mengalami kematian sel, sehingga tubuh secara alami berusaha mengeluarkannya seperti halnya limbah metabolik.

Faktor lain yang mungkin menyebabkan jaringan miom keluar antara lain:

  • Masa menopause
  • Efek dari konsumsi obat tertentu
  • Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim
  • Riwayat tindakan aborsi
  • Persalinan melalui operasi
  • Prosedur penyumbatan pembuluh darah rahim
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh

Namun, jaringan miom yang keluar tersebut hanya sebagian. Pasien tetap membutuhkan perawatan medis untuk memastikan seluruh bagian tumor jinak yang sudah tidak aktif itu benar-benar dikeluarkan dari tubuh agar tidak memicu infeksi yang bisa membahayakan kesehatan.

Langkah medis yang diberikan oleh dokter antara lain pemberian obat untuk mempercepat proses pengeluaran jaringan miom, penyuntikan obat tertentu, dan pemantauan berkala. 

Dalam waktu tujuh minggu, ukuran jaringan mengecil hingga sekitar 28 mm dan tidak ada lagi gejala baru yang muncul, sehingga dokter memutuskan untuk tidak melakukan prosedur operasi pengangkatan.

Apa yang Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Miom?

Mengacu pada informasi dari Mayo Clinic, beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini antara lain:

  • Berada dalam rentang usia subur, yakni sekitar 16–50 tahun
  • Ketidakseimbangan hormon estrogen akibat kondisi medis tertentu atau penggunaan obat-obatan
  • Adanya riwayat penyakit serupa dalam keluarga
  • Perempuan berkulit hitam memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini
  • Mengalami haid pertama pada usia yang terlalu dini
  • Pola makan yang lebih banyak mengandung daging merah dibandingkan dengan asupan sayur, buah, serta produk susu
  • Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, termasuk bir

Masih mungkin terdapat faktor risiko lain yang belum disebutkan dalam penjelasan tersebut. Jika merasa khawatir akan penyebab lainnya, sebaiknya berkonsultasi langsung dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci.

Bagaimana Mendiagnosis Penyakit Miom?

Mioma adalah jenis tumor yang paling umum ditemukan di area panggul perempuan. Kondisi ini sering terdeteksi secara tidak sengaja saat menjalani pemeriksaan rutin. 

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyadari adanya bentuk rahim yang tidak wajar, yang kemudian mengarah pada dugaan adanya pertumbuhan tumor jinak tersebut. 

Jika terdapat kecurigaan ke arah kondisi ini, dokter umumnya akan menganjurkan beberapa pemeriksaan berikut:

Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan USG baik melalui vagina maupun perut dilakukan menggunakan teknologi gelombang suara untuk memperoleh citra dari rahim pasien.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ukuran dan bentuk tumor yang mungkin tumbuh di dalam rahim, serta membantu memperjelas diagnosis.

Selama prosedur ini, dokter akan mengoleskan gel khusus di area perut atau vagina, lalu menggerakkan alat bernama transduser di atas permukaan tubuh tersebut. 

Alat ini bekerja dengan mengirimkan gelombang suara berfrekuensi tinggi ke dalam tubuh dan menangkap pantulan gelombang dari jaringan organ dan cairan tubuh. 

Pantulan tersebut diubah menjadi sinyal listrik dan ditampilkan dalam bentuk gambar di monitor, sehingga kondisi organ dalam dapat diamati secara langsung.

Pemeriksaan Laboratorium

Jika ditemukan adanya perdarahan menstruasi yang tidak biasa, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan tambahan untuk mencari tahu penyebab pasti dari kondisi tersebut. Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes darah lengkap.

Tes darah lengkap bertujuan untuk menilai apakah kadar hemoglobin berada dalam kisaran normal. 

Selain itu, dokter mungkin juga akan merekomendasikan pemeriksaan darah lainnya untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada kelenjar tiroid atau gangguan pembekuan darah.

Pemeriksaan Pencitraan

Apabila hasil USG belum cukup memberikan informasi yang diperlukan, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan pencitraan lanjutan guna memastikan diagnosis secara lebih akurat. 

Berikut beberapa jenis pemeriksaan pencitraan yang bisa digunakan:

a. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pemeriksaan ini memberikan visualisasi yang detail mengenai ukuran serta letak pertumbuhan jaringan abnormal, sekaligus membantu dalam membedakan tipe-tipe tumor dan merancang pendekatan terapi yang paling sesuai.

b. Sonohisterografi

Dikenal juga sebagai sonogram dengan infus cairan saline, metode ini menggunakan larutan steril untuk memperluas rongga rahim, sehingga mempermudah dokter dalam mengevaluasi permukaan dinding rahim serta kemungkinan adanya jaringan yang tidak normal.

c. Histerosalpingografi (HSG)

Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan kontras ke dalam rahim dan saluran telur melalui leher rahim. Pemeriksaan ini membantu dokter dalam melihat lebih jelas bagian dalam rahim dan saluran tuba melalui layar monitor. 

Tes ini umumnya digunakan ketika terdapat dugaan masalah kesuburan, serta dapat mengetahui apakah terdapat hambatan pada saluran telur dan keberadaan jaringan tidak normal di dalam rahim.

d. Histeroskopi

Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk tabung kecil berkamera (histeroskop) melalui leher rahim ke dalam rongga rahim. 

Setelah alat masuk, dokter akan menyuntikkan cairan khusus untuk melebarkan rahim sehingga bagian dalamnya bisa diamati dengan lebih baik. 

Selain rongga rahim, prosedur ini juga memungkinkan dokter untuk menilai kondisi saluran reproduksi lainnya seperti vagina dan tuba falopi.

Cara Mengobati Penyakit Miom

Pengobatan untuk kondisi ini umumnya diberikan bila gejala yang dirasakan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Namun, jika tidak menimbulkan keluhan, perawatan medis biasanya tidak diperlukan. Beberapa pilihan penanganan yang umum direkomendasikan meliputi:

Penggunaan Obat

Berikut adalah beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk membantu mengelola kondisi ini:

a. Pereda Rasa Sakit

Untuk meredakan nyeri yang muncul akibat pendarahan saat datang bulan, dapat digunakan obat antinyeri seperti ibuprofen. 

Meski begitu, penting untuk membaca dan mengikuti petunjuk dosis yang tertera pada kemasan agar tidak melebihi batas konsumsi yang aman.

b. Kontrasepsi Oral

Dokter mungkin akan menyarankan penggunaan pil kontrasepsi guna membantu mengurangi gejala anemia dan pendarahan yang diakibatkan oleh pertumbuhan jaringan abnormal tersebut. 

Beberapa studi menyebutkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal, baik yang mengandung progestin saja maupun yang merupakan kombinasi hormon, dapat mengecilkan ukuran jaringan yang tumbuh di rahim.

Namun, pada sebagian individu, pemakaian kontrasepsi jenis ini justru bisa memicu pertumbuhan jaringan tersebut. Oleh karena itu, konsultasi medis sebelum menggunakannya sangat dianjurkan.

c. Agonis GnRH

Obat jenis ini bekerja dengan cara menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron, sehingga tubuh memasuki kondisi menyerupai masa menopause sementara.

Dengan demikian, menstruasi akan terhenti, jaringan abnormal akan berangsur mengecil, dan risiko anemia pun dapat ditekan.

Biasanya, dokter akan meresepkan obat ini sebagai langkah awal sebelum prosedur operasi dilakukan. 

Namun, harga obat ini tergolong tinggi dan penggunaannya dibatasi maksimal enam bulan karena dapat meningkatkan risiko kerapuhan tulang serta menyebabkan gejala seperti rasa panas berlebih (hot flash).

Untuk meminimalkan efek samping tersebut, dokter dapat menambahkan hormon tambahan atau progestin dalam dosis rendah. Setelah pengobatan dihentikan, jaringan yang menyusut bisa tumbuh kembali.

d. Modulator Reseptor Estrogen Selektif (SERM)

Obat yang termasuk dalam kategori ini berfungsi mengatur pengaruh hormon estrogen dalam tubuh. 

Penggunaannya dapat membantu mengecilkan ukuran pertumbuhan jaringan abnormal di rahim tanpa menimbulkan efek samping yang biasanya dialami saat menopause.

Namun, efektivitas obat ini dalam mengecilkan ukuran jaringan tersebut masih belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli. 

Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis sebelum memutuskan untuk menggunakannya.

e. Asam Traneksamat

Obat jenis non-hormonal ini biasanya diberikan untuk mengurangi volume darah yang keluar saat haid, terutama bila jumlahnya berlebihan. 

Obat ini juga bisa digunakan bagi mereka yang sedang merencanakan kehamilan, karena tidak mengganggu sistem hormonal tubuh saat mengobati kondisi tersebut.

f. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD)

Meskipun tidak memiliki efek untuk memperkecil ukuran pertumbuhan jaringan, alat kontrasepsi jenis hormonal ini dapat membantu mengurangi gejala yang sering dialami seperti pendarahan hebat dan kram saat menstruasi.

Namun, penempatannya harus disesuaikan dengan lokasi jaringan yang tumbuh. Ini karena beberapa jenis alat kontrasepsi ini bisa memberikan dampak negatif jika terlalu dekat atau bersentuhan langsung dengan area yang terdampak.

Tindakan Operasi Invasif (Melibatkan Sayatan)

Apabila berbagai metode pengobatan yang telah dijelaskan sebelumnya tidak memberikan hasil yang diharapkan dalam mengurangi keluhan, maka dokter bisa merekomendasikan tindakan pembedahan. 

Operasi umumnya menjadi solusi terbaik jika kondisi pertumbuhan jaringan di rahim sudah tergolong berat.

Diskusikan dengan dokter mengenai manfaat serta risiko yang mungkin terjadi selama atau setelah prosedur operasi dilakukan. Beberapa jenis operasi invasif yang umum digunakan untuk menangani kondisi ini antara lain:

a. Histerektomi

Tindakan ini sering dipilih jika ukuran pertumbuhan jaringan di rahim cukup besar. Prosedur ini melibatkan pengangkatan seluruh bagian rahim, sehingga setelahnya kehamilan tidak lagi memungkinkan. 

Tindakan ini efektif dalam mencegah kondisi serupa muncul kembali di masa mendatang.

b. Miomektomi

Jika seseorang memiliki beberapa jaringan tumbuh abnormal dengan ukuran yang besar dan berada di dalam lapisan rahim, dokter bisa menyarankan prosedur ini. Metode ini lebih cocok bagi mereka yang masih ingin memiliki keturunan. 

Namun, tidak semua jenis pertumbuhan jaringan dapat diangkat melalui prosedur ini. Kemungkinan munculnya jaringan baru tetap ada, sehingga dalam beberapa kasus dibutuhkan operasi tambahan.

Prosedur Non-Invasif (Tanpa Tindakan Sayatan)

Meskipun operasi pengangkatan sering menjadi langkah utama dalam penanganan kondisi ini, perkembangan teknologi medis kini menghadirkan sejumlah pilihan terapi tanpa sayatan.

Salah satu metode yang kian dikenal adalah MR guided Focused Ultrasound (MRgFUS), yaitu teknik yang menggunakan gelombang suara untuk menghancurkan jaringan tanpa merusak area sehat di sekitarnya.

Beberapa pilihan tindakan minim invasif yang bisa dilakukan meliputi:

a. Embolisasi Arteri Rahim

Dalam metode ini, dokter akan menyuntikkan zat polivinil alkohol (PVA) ke dalam pembuluh darah yang mengalirkan suplai ke jaringan tersebut. Zat tersebut berfungsi memutus pasokan darah, sehingga ukuran jaringan yang tumbuh akan mengecil.

Prosedur ini umumnya diberikan kepada pasien dengan ukuran jaringan yang sangat besar. Walau bukan operasi, pasien kemungkinan perlu menjalani perawatan inap. 

Konsultasikan dengan tenaga medis untuk memahami seluruh manfaat dan potensi risikonya.

b. Ablasi Endometrium

Prosedur medis ini bertujuan menghancurkan lapisan bagian dalam rahim guna mengurangi perdarahan hebat saat menstruasi. Tindakan ini lebih cocok bagi individu yang memiliki jaringan abnormal berukuran kecil di bagian dalam rahim.

c. Myolisis

Tindakan ini menggunakan teknik laparoskopi dengan bantuan gelombang radio, sinar laser, atau aliran listrik untuk mengecilkan pembuluh darah yang menyuplai jaringan yang tumbuh.

Ada pula variasi dari prosedur ini yang disebut cryomyolysis, yaitu menghancurkan jaringan dengan cara dibekukan menggunakan nitrogen cair.

d. Miomektomi Laparoskopi atau Robotik

Tindakan pengangkatan jaringan ini bisa dilakukan melalui sayatan kecil di area perut dengan menggunakan alat bedah berbentuk tipis. 

Metode ini dilakukan jika jumlah jaringan yang perlu diangkat tergolong sedikit, dan dapat dilakukan dengan bantuan teknologi robotik maupun secara manual melalui laparoskopi.

e. Miomektomi Histeroskopi

Jika jaringan tumbuh di bagian dalam rahim (submukosa), maka prosedur ini bisa menjadi pilihan. 

Melalui alat khusus yang dimasukkan melalui saluran vagina dan leher rahim, dokter akan mengangkat jaringan dari dalam rahim tanpa membuat sayatan pada perut.

f. Morcellation

Pada metode ini, jaringan akan dipecah menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah dikeluarkan. 

Teknik ini termasuk inovasi baru dalam penanganan masalah ini dan memiliki keuntungan dalam mengurangi risiko pada organ rahim dibandingkan metode lainnya.

Sebagai penutup, mengetahui tanda miom keluar sejak dini penting agar penanganan medis dapat segera dilakukan dan risiko komplikasi bisa diminimalkan secara optimal.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri