Sabtu, 06 September 2025

Fase Siklus Menstruasi dan Hormon yang Mempengaruhinya

Fase Siklus Menstruasi dan Hormon yang Mempengaruhinya
fase siklus menstruasi

Fase siklus menstruasi merupakan proses biologis alami yang dialami oleh perempuan setelah memasuki masa pubertas. 

Proses ini terdiri dari beberapa tahapan yang terjadi di dalam sistem reproduksi wanita, dimulai dari pembentukan sel telur hingga pengeluarannya dari rahim.

Perubahan ini terjadi secara berkala setiap bulan dan merupakan bagian dari fungsi normal tubuh wanita. 

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Menstruasi sendiri terjadi saat lapisan endometrium—atau dinding rahim—bersama dengan sel telur yang tidak dibuahi, luruh dan dikeluarkan melalui vagina. Lantas, seperti apa siklus menstruasi yang tergolong sehat dan normal? 

Pada tulisan ini, kamu akan diajak mengenali lebih dalam tentang bagaimana tubuh wanita menjalani perubahan tersebut setiap bulannya. Yuk, pahami bersama bagaimana tubuh bekerja melalui fase siklus menstruasi ini dengan bijak.

Bagaimana Menstruasi Bisa Terjadi?

Proses menstruasi dimulai ketika lapisan yang melapisi bagian dalam rahim luruh dan keluar melalui vagina dalam bentuk darah. Sebelum hal ini terjadi, tubuh melalui sejumlah tahapan terlebih dahulu. 

Awalnya, organ penghasil sel telur akan melepaskan satu sel telur, yang kemudian bergerak menuju rahim dan menempel di dindingnya, menunggu kemungkinan pembuahan.

Selama masa penantian tersebut, lapisan dalam rahim akan semakin menebal sebagai bentuk persiapan untuk mendukung terbentuknya kehamilan jika terjadi pembuahan.

Jika ada sel sperma yang berhasil mencapai dan menyatu dengan sel telur, maka pembuahan dapat terjadi dan memulai proses perkembangan janin.

Namun jika tidak ada pembuahan, maka jaringan yang sebelumnya menebal di rahim akan meluruh dan dikeluarkan dari tubuh melalui vagina. 

Setelah fase ini selesai, seluruh rangkaian akan kembali berulang dari awal sebagai bagian dari proses alami tubuh wanita.

Keseluruhan tahapan ini disebut sebagai rangkaian bulanan yang umum terjadi pada perempuan. Lamanya proses tersebut bervariasi antara satu individu dengan lainnya. 

Ada yang mengalami secara teratur, sementara sebagian lainnya tidak. Umumnya, rentang waktu proses ini berlangsung antara 21 hingga 35 hari, namun durasi 28 hari adalah yang paling sering dijumpai.

Hormon yang Memengaruhi Fase dalam Siklus Menstruasi

Rangkaian alami yang terjadi setiap bulan pada tubuh perempuan ini terdiri atas beberapa fase, yang masing-masing dipengaruhi oleh lima jenis hormon utama dalam tubuh. Berikut penjelasannya:

Estrogen

Zat kimia alami yang diproduksi oleh organ penghasil sel telur ini memiliki peran krusial, terutama dalam mendorong pelepasan sel telur. 

Selain itu, senyawa ini juga terlibat dalam perubahan fisik saat masa remaja, serta membantu membentuk kembali lapisan dalam rahim setelah masa pengeluaran darah selesai.

Progesteron

Sama seperti estrogen, hormon ini juga dihasilkan oleh organ yang sama dan bertugas memperkuat bagian dalam rahim. 

Fungsinya bersinergi dengan estrogen untuk mendukung kemampuan reproduksi serta menjaga kondisi rahim agar siap menghadapi kemungkinan kehamilan.

Follicle Stimulating Hormone (FSH)

Zat pengatur ini berperan dalam membantu perkembangan sel telur hingga mencapai tahap matang di dalam organ reproduksi perempuan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pituitari, yang terletak di bagian dasar otak.

Luteinizing Hormone (LH)

Hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar pituitari dan memiliki peran penting dalam merangsang proses pelepasan sel telur dari ovarium, yang merupakan bagian dari tahapan alami dalam siklus bulanan wanita.

Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH)

Zat pengatur ini diproduksi oleh otak dan berfungsi mengaktifkan proses pembentukan dua hormon penting lainnya, yaitu luteinizing hormone dan follicle stimulating hormone. 

Kedua hormon tersebut berperan dalam proses pematangan serta pelepasan sel telur selama siklus bulanan berlangsung.

Fase Siklus Menstruasi

Secara umum, proses alami yang dialami wanita setiap bulan ini terbagi ke dalam tiga bagian utama, yaitu masa keluarnya darah dari rahim, masa sebelum dan saat pelepasan sel telur, serta masa menjelang datangnya haid berikutnya. 

Ketiga bagian tersebut merupakan bagian dari fase siklus menstruasi yang dialami secara berulang oleh tubuh perempuan. Berikut penjelasan dari masing-masing tahap tersebut.

Tahap Pertama: Masa Haid

Tahapan awal ini umumnya terjadi selama tiga hingga tujuh hari. Pada masa ini, jaringan dalam rahim serta sel telur yang tidak dibuahi akan luruh dan keluar dalam bentuk darah. 

Volume darah yang dikeluarkan biasanya berkisar antara 30 hingga 40 mililiter, dan paling banyak dikeluarkan pada tiga hari pertama. 

Beberapa perempuan bisa merasakan ketidaknyamanan seperti kram di bagian perut, punggung, atau sekitar panggul. Kondisi ini disebabkan oleh otot rahim yang berkontraksi akibat meningkatnya hormon prostaglandin.

Meskipun menimbulkan rasa sakit, kontraksi tersebut sebenarnya berfungsi untuk membantu tubuh mengeluarkan jaringan rahim yang telah meluruh. 

Selain nyeri, perempuan yang sedang mengalami masa ini juga dapat merasakan gejala lain seperti perubahan emosi, berkurang atau bertambahnya selera makan, serta sakit kepala.

Tahap Kedua: Sebelum dan Saat Pelepasan Sel Telur

Setelah masa haid berakhir, lapisan rahim mulai terbentuk kembali. Penebalan ini terjadi sebagai persiapan jika nantinya ada sel telur yang berhasil dibuahi. Tahap ini berlanjut hingga masa subur atau saat pelepasan sel telur dimulai.

Ketika masa subur berlangsung, kantung folikel yang berisi sel telur akan pecah dan melepaskan isinya. 

Sel telur yang keluar kemudian bergerak menuju rahim melalui saluran tuba. Setelah dilepaskan, sel telur hanya bisa dibuahi dalam jangka waktu sekitar 24 jam. 

Bagi pasangan yang ingin memiliki keturunan, melakukan hubungan suami istri pada masa ini atau beberapa hari sebelumnya menjadi langkah yang tepat, sebab ini adalah waktu paling ideal untuk terjadinya kehamilan. 

Terlebih, sel sperma bisa bertahan hidup di dalam rahim selama tiga hingga lima hari. Biasanya, masa subur berlangsung sekitar dua minggu setelah hari pertama haid terakhir. 

Namun, waktu ini bisa berbeda pada setiap perempuan. Perubahan waktu pelepasan sel telur cukup sering terjadi, terutama pada mereka yang memiliki siklus bulanan yang tidak teratur.

Tahap Ketiga: Menjelang Haid

Pada fase ini, lapisan bagian dalam rahim akan terus mengalami penebalan. Proses ini terjadi karena pecahnya kantung folikel yang melepaskan sel telur, yang kemudian membentuk jaringan bernama korpus luteum di dalam organ penghasil sel telur. 

Jaringan ini memiliki peran penting dalam memproduksi hormon progesteron, yang berfungsi untuk membantu mempersiapkan rahim apabila terjadi pembuahan.

Namun, jika tidak ada pertemuan antara sel telur dan sperma, maka tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda yang umum dialami sebagian besar perempuan, seperti ketidakstabilan suasana hati serta berbagai keluhan fisik. 

Beberapa contohnya meliputi rasa nyeri di area payudara, sakit kepala, tubuh terasa cepat lelah, dan perut terasa penuh atau kembung.

Seiring tidak terjadinya proses pembuahan, jaringan korpus luteum akan mengalami perubahan dan menghentikan produksi hormon progesteron. 

Penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh menyebabkan lapisan dinding rahim mulai meluruh. 

Proses ini kemudian berujung pada keluarnya darah dari rahim, yang menandai dimulainya kembali masa haid. Rangkaian proses ini umumnya terjadi dalam pola bulanan yang konsisten. 

Namun, apabila seseorang mengalami ketidakteraturan dalam siklusnya, durasi perdarahan yang lebih dari tujuh hari, atau bahkan tidak mengalami haid selama tiga bulan berturut-turut, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke tenaga medis guna mendapatkan evaluasi dan penanganan yang sesuai.

Siklus Haid Normal

Perhitungan masa haid dimulai dari hari pertama keluarnya darah hingga menjelang awal periode berikutnya. Setiap perempuan memiliki pola yang berbeda-beda, sehingga durasinya tidak selalu sama antara satu individu dengan lainnya. 

Umumnya, proses ini berlangsung setiap 21 hingga 35 hari, dengan durasi perdarahan sekitar dua sampai tujuh hari.

Pada masa-masa awal seorang perempuan mulai mengalami haid, biasanya durasi antar periode cenderung lebih panjang. Namun seiring pertambahan usia, jaraknya menjadi lebih pendek dan ritmenya pun lebih stabil.

Tanda bahwa siklus haid berjalan normal bisa dikenali dari adanya pola waktu yang tetap setiap bulan. 

Selain itu, sebagian perempuan mungkin mengalami rasa sakit ringan hingga berat saat menstruasi, atau bahkan tidak merasakan nyeri sama sekali. 

Semua kondisi tersebut masih dianggap wajar selama terjadi secara teratur setiap bulan dalam rentang waktu yang disebutkan tadi.

Meski begitu, menjelang berakhirnya masa reproduktif atau mendekati menopause, pola ini bisa berubah menjadi tidak menentu.

Waspada Siklus Haid yang tidak Normal

Sebagian besar perempuan mengalami masa haid selama empat hingga tujuh hari. Umumnya, periode ini terjadi setiap 28 hari, meskipun jarak antar periode yang masih dianggap teratur berada dalam kisaran 21 hingga 35 hari. 

Namun, tidak semua perempuan memiliki siklus yang konsisten. Ketidakteraturan ini bisa ditandai dengan beberapa hal berikut:

  • Jarak antar periode lebih dari 35 hari atau kurang dari 21 hari.
  • Tidak mengalami haid selama tiga kali berturut-turut.
  • Volume darah yang keluar jauh lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya.
  • Perdarahan berlangsung lebih dari tujuh hari.
  • Mengalami gejala tambahan seperti nyeri hebat, mual, muntah, atau kram perut saat haid.
  • Timbul bercak atau darah di luar masa haid, termasuk setelah hubungan intim atau saat sudah tidak berada di masa subur.

Ketika mengalami kondisi seperti yang disebutkan, bisa jadi tubuh sedang menunjukkan adanya gangguan terkait sistem reproduksi, seperti:

  • Amenore

Yaitu tidak terjadinya haid sama sekali. Kondisi ini dianggap tidak wajar apabila berlangsung selama 90 hari atau lebih, kecuali jika seseorang sedang hamil, menyusui, atau telah memasuki masa tidak subur. 

Pada remaja, jika usia sudah menginjak 15–17 tahun dan belum juga mengalami haid meskipun tanda-tanda pubertas seperti pertumbuhan payudara sudah terlihat, juga bisa termasuk dalam kondisi ini.

  • Oligomenore

Yaitu situasi ketika haid hanya terjadi sesekali atau jarang.

  • Dismenore

Yakni munculnya kram atau rasa sakit yang sangat mengganggu saat haid.

  • Perdarahan uterus abnormal

Biasanya muncul ketika jadwal haid tidak teratur. Gejalanya meliputi perdarahan yang sangat banyak, durasi haid yang berkepanjangan, atau keluarnya darah di luar periode haid, termasuk setelah berhubungan intim atau pasca masa subur.

Memahami pola haid sangat penting untuk mengetahui kondisi tubuh. Jika kamu merasa mengalami ketidakteraturan atau gejala yang tidak biasa, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Tanda-tanda Siklus Menstruasi Teratur

Selain dilihat dari keteraturan jarak antar periodenya, kondisi haid yang normal juga bisa dikenali dari beberapa indikator lain, seperti berikut:

Warna Darah

Secara umum, darah yang keluar saat haid memiliki warna merah cerah, mirip dengan warna buah ceri. Namun, tingkat kecerahan warna ini bisa berbeda pada tiap perempuan, bergantung pada kekentalan serta jumlah darah yang keluar.

Warna merah yang mencolok biasanya muncul di awal periode, yakni hari pertama hingga kedua, karena volume darah yang dikeluarkan cukup banyak. Di akhir masa haid, warna darah akan berubah menjadi lebih gelap atau kecokelatan. 

Hal ini terjadi karena darah tersebut telah berada cukup lama di dalam rahim sebelum akhirnya keluar, bahkan bisa jadi merupakan sisa dari periode sebelumnya yang belum sempat dikeluarkan secara sempurna.

Durasi Haid

Biasanya, perempuan mengalami haid selama tiga hingga tujuh hari. Meski begitu, ada juga yang hanya mengalami perdarahan selama dua hari. 

Lama tidaknya masa ini bisa dipengaruhi oleh jumlah darah yang dikeluarkan—semakin pendek waktunya, kemungkinan volume darah yang keluar lebih banyak.

Jika masa haid berlangsung sangat lama dan tidak kunjung berhenti, hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti penggunaan alat kontrasepsi hormonal, gangguan pada kelenjar tiroid, kondisi medis seperti adenomiosis, atau kelebihan berat badan.

Keluarnya Cairan dari Vagina

Beberapa hari sebelum masa haid tiba, umumnya tubuh akan mengeluarkan cairan dari area leher rahim. Kondisi ini sering muncul di masa subur dan menjadi bagian dari proses alami tubuh. 

Biasanya, cairan tersebut berwarna putih bening, tidak menimbulkan bau, dan memiliki tekstur yang agak lengket serta kental. Menjelang masa subur, cairan ini bisa menjadi lebih encer.

Tanda-Tanda Fisik dan Emosional Menjelang Haid

Ciri-ciri yang sering dialami menjelang masa haid antara lain:

  • Perut terasa penuh atau begah.
  • Nyeri di bagian bawah perut dan punggung.
  • Sulit tidur.
  • Payudara menjadi lebih sensitif.
  • Timbul jerawat.
  • Menginginkan jenis makanan tertentu.
  • Perubahan emosi atau suasana hati.

Gejala-gejala ini umumnya muncul beberapa hari sebelum darah haid keluar dan akan mereda setelah memasuki hari-hari pertama menstruasi. 

Selama gejala masih dalam batas wajar dan tidak mengganggu rutinitas harian, kondisi tersebut masih dianggap normal. 

Namun, jika gejalanya terasa lebih berat, disertai dengan gangguan suasana hati ekstrem hingga menyerupai depresi, hal ini bisa mengindikasikan adanya gangguan serius seperti PMDD.

Apabila muncul perdarahan di luar jadwal haid, perubahan warna darah menjadi tidak biasa, keluarnya cairan yang tidak wajar dari vagina, rasa sakit berlebihan, atau pola haid yang berubah tanpa pengaruh alat kontrasepsi, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. 

Perubahan tersebut bisa jadi merupakan tanda adanya kondisi kesehatan tertentu yang perlu ditangani lebih lanjut.

Sebagai penutup, memahami fase siklus menstruasi penting agar kamu bisa lebih peka terhadap perubahan tubuh dan menjaga kesehatan reproduksi dengan lebih baik.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri