Sabtu, 06 September 2025

Apa Itu Imunisasi IPD: Jenis, Manfaat, dan Efek Sampingnya

Apa Itu Imunisasi IPD: Jenis, Manfaat, dan Efek Sampingnya
apa itu imunisasi IPD

Apa itu imunisasi IPD? Imunisasi adalah langkah penting untuk melindungi anak dari berbagai infeksi dan penyakit yang berbahaya.

Salah satu ancaman kesehatan pada anak adalah invasive pneumococcal disease (IPD). Oleh karena itu, pemberian imunisasi khusus untuk IPD sangat dianjurkan agar anak terlindungi dari penyakit ini.

IPD disebabkan oleh bakteri Streptococcus Pneumoniae yang dapat menyebar lewat udara, seperti melalui batuk. Karena itu, imunisasi IPD perlu diberikan sejak usia dini, dimulai saat anak berumur dua bulan. 

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Pemberian vaksin ini sebelum anak menginjak usia enam bulan telah terbukti efektif dalam mencegah sekitar 90 persen kasus meningitis dan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pneumococcus.

Pneumococcus sendiri adalah bakteri yang menjadi penyebab utama penyakit serius seperti radang paru-paru dan meningitis. 

Karena variasi dan risiko tinggi penyakit ini, imunisasi IPD menjadi langkah krusial dalam melindungi anak dari infeksi tersebut. 

Meskipun lebih sering menyerang anak-anak, penyakit pneumococcus juga bisa dialami oleh orang dewasa yang lebih tua atau yang memiliki kondisi kronis, dan pada mereka risiko komplikasi bisa sangat berat.

Imunisasi IPD membantu mencegah pertumbuhan bakteri Streptococcus Pneumoniae yang menjadi penyebab utama infeksi paru-paru. 

Selain itu, vaksin ini juga melindungi tubuh dari infeksi serius lain seperti bakteremia (infeksi darah), serta meningitis yang menyerang tulang belakang dan otak.

Berikut ini ulasan terkait apa itu imunisasi IPD IPD, termasuk definisi, jenis-jenis vaksin, manfaat, potensi efek samping, dan jadwal pemberiannya.

Apa Itu Imunisasi IPD?

Apa itu imunisasi IPD? Ini adalah bentuk perlindungan melalui vaksinasi yang bertujuan untuk menangkal infeksi akibat bakteri Streptococcus pneumoniae. 

Bakteri ini dapat memicu penyakit serius seperti pneumonia dan infeksi pneumokokus invasif (IPD) yang menyerang sistem pernapasan, terutama paru-paru.

Ketika bakteri menyerang organ pernapasan, terutama paru-paru, maka muncullah pneumonia. 

Namun, IPD tidak hanya terbatas pada paru-paru, karena infeksi ini juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti otak dan sumsum tulang belakang melalui jalur masuk seperti mulut, mata, atau tenggorokan.

Meskipun kejadiannya tidak terlalu sering, IPD tergolong sebagai penyakit berat dibandingkan infeksi pneumokokus lain yang bersifat ringan, seperti flu biasa, infeksi telinga tengah (otitis media), radang sinus, maupun pneumonia ringan.

Untuk mencegah munculnya penyakit serius tersebut, pemberian vaksin IPD menjadi sangat penting. Terdapat dua jenis penyakit utama yang bisa dicegah dengan imunisasi ini, yaitu meningitis pneumokokus dan bakteremia pneumokokus.

Meningitis pneumokokus terjadi saat bakteri menyerang area cairan dan jaringan di sekitar otak serta sumsum tulang belakang. 

Sementara itu, bakteremia pneumokokus adalah kondisi infeksi berat akibat bakteri yang masuk ke aliran darah, yang dapat mengancam kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Vaksinasi IPD pada anak terbukti efektif dalam mencegah timbulnya infeksi berat, menurunkan risiko harus dirawat di rumah sakit, serta menghindari kemungkinan kematian akibat komplikasi penyakit tersebut. 

Oleh karena itu, memahami pentingnya imunisasi ini menjadi langkah awal dalam melindungi kesehatan anak sejak dini.

Jenis Vaksin untuk Mencegah IPD

Setelah memahami pentingnya pemberian vaksin untuk mencegah infeksi serius akibat bakteri Streptococcus pneumoniae, penting juga untuk mengetahui jenis-jenis vaksin yang tersedia. 

Hal ini disebabkan oleh banyaknya variasi bakteri tersebut, yang jumlahnya mencapai sekitar 90 tipe berbeda.

Meskipun tidak semua vaksin mampu melindungi tubuh dari seluruh jenis bakteri tersebut, vaksin-vaksin yang ada tetap efektif dalam mencegah infeksi yang disebabkan oleh jenis yang paling umum ditemukan. 

Berdasarkan informasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat dua macam vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan di Amerika Serikat, yaitu vaksin konjugasi dan vaksin polisakarida.

Berikut ini penjelasan mengenai kedua jenis vaksin tersebut.

Jenis vaksin konjugasi pneumokokus terdiri atas PCV13, PCV15, dan PCV20

Vaksin jenis ini dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap 13 tipe bakteri pneumokokus yang berpotensi menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Tiga versi vaksin ini dikenal dengan nama PCV13 (Prevnar13), PCV15, dan PCV20.

Umumnya, bayi dan anak-anak mulai usia dua bulan akan menerima vaksin ini dalam beberapa tahap. Sementara itu, orang dewasa hanya membutuhkan satu kali suntikan vaksin.

Vaksin PCV13 umumnya direkomendasikan bagi bayi, namun juga bisa diberikan kepada individu dewasa berusia di atas 65 tahun, maupun anak-anak dan orang dewasa berusia 2 hingga 64 tahun yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti gangguan sistem kekebalan tubuh, diabetes, atau penyakit kronis pada jantung, hati, paru-paru, dan ginjal.

Jenis vaksin polisakarida pneumokokus dikenal dengan nama PPSV23

Vaksin ini mampu melindungi tubuh dari 23 jenis bakteri pneumokokus. 

Biasanya diberikan dalam satu kali suntikan, vaksin ini disarankan untuk digunakan pada orang dewasa yang telah berusia 65 tahun ke atas, serta pada anak-anak atau orang dewasa berusia 2 hingga 64 tahun yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Kondisi yang dimaksud antara lain gangguan kekebalan tubuh, penyakit metabolik seperti diabetes, serta gangguan organ vital seperti jantung, hati, paru-paru, dan ginjal. 

Selain itu, orang dewasa berusia antara 19 hingga 64 tahun yang merokok atau menggunakan produk berbahan tembakau juga dianjurkan untuk menerima vaksin jenis ini.

Pemberian vaksin pada anak merupakan salah satu cara efektif untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit menular. 

Vaksin bekerja dengan cara membantu tubuh membentuk kekebalan atau sistem pertahanan terhadap infeksi penyakit yang dapat membahayakan kesehatan.

Manfaat Imunisasi IPD

Infeksi pneumokokus merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri tertentu yang menyerang tubuh manusia, yaitu Streptococcus pneumoniae. 

Infeksi ini paling sering ditemukan pada anak-anak, tetapi orang dewasa dan lanjut usia yang memiliki kondisi medis khusus juga bisa terdampak.

Bakteri penyebab penyakit ini bisa menyebar melalui udara, seperti saat seseorang batuk atau bersin, dan mampu menimbulkan gangguan kesehatan dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. 

Dalam beberapa kasus, infeksi yang ditimbulkan bahkan dapat membahayakan nyawa penderitanya.

Beberapa penyakit lain yang bisa disebabkan oleh bakteri ini antara lain radang paru-paru, infeksi pada sinus, gangguan pada telinga tengah, infeksi dalam aliran darah (bakteremia), dan peradangan pada selaput otak atau meningitis. 

Karena risiko penyebaran dan dampaknya yang serius, pemberian vaksin menjadi langkah penting untuk mencegah infeksi akibat bakteri tersebut.

Selain memberikan perlindungan individu, vaksinasi juga berperan dalam mengurangi risiko penyebaran penyakit di lingkungan sekitar. 

Meskipun vaksin tidak dapat melindungi dari seluruh jenis infeksi pneumokokus, namun imunisasi tetap efektif dalam menangkal serangan dari jenis bakteri yang paling sering ditemui.

Untuk anak-anak dan bayi, imunisasi dilakukan dalam empat tahap yang diberikan pada usia-usia tertentu sesuai dengan jadwal medis. 

Vaksinasi ini membantu tubuh membangun kekebalan yang dibutuhkan agar saat terpapar bakteri, tubuh tidak mudah jatuh sakit atau hanya mengalami gejala ringan.

Pemberian vaksin sendiri merupakan tindakan untuk membentuk atau meningkatkan daya tahan tubuh secara aktif terhadap penyakit, sehingga saat terpapar, tubuh sudah siap melawan dan mampu mengurangi keparahan gejala yang muncul.

Efek Samping Imunisasi IPD

Seperti halnya dengan jenis vaksin lainnya, pemberian perlindungan melalui suntikan untuk mencegah infeksi bakteri tertentu juga dapat menimbulkan sejumlah reaksi ringan pada tubuh penerimanya. 

Salah satu respon umum yang bisa muncul setelah penyuntikan vaksin untuk penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini adalah munculnya pembengkakan di area suntikan dan demam ringan dengan suhu tubuh berkisar antara 37 hingga 38 derajat Celsius. 

Reaksi ini tergolong normal karena merupakan bagian dari proses tubuh dalam merespons zat asing dan membentuk imunitas.

Tidak perlu merasa cemas terhadap kemungkinan reaksi serius setelah imunisasi jenis ini, karena kandungan utama dalam vaksin berasal dari bagian permukaan bakteri berupa gula polisakarida, yang tidak bersifat aktif dalam menimbulkan infeksi. 

Oleh karena itu, vaksin ini tergolong aman digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan bakteri.

Pada anak-anak dan bayi yang menerima vaksin jenis PCV13, beberapa reaksi ringan yang mungkin muncul meliputi:

  • Kulit di area suntikan tampak memerah atau sedikit bengkak.
  • Demam ringan dengan suhu tubuh antara 37 hingga 38 derajat Celsius.
  • Penurunan selera makan.
  • Lebih mudah rewel atau mengalami perubahan suasana hati.
  • Mengantuk lebih dari biasanya.
  • Tidur menjadi terganggu dan tidak nyenyak.
  • Kulit terasa gatal disertai munculnya ruam kemerahan.

Sementara itu, pada orang dewasa yang menerima vaksin PCV13, berikut beberapa efek ringan yang mungkin dialami:

  • Timbul kemerahan, nyeri, atau pembengkakan di tempat suntikan.
  • Demam ringan berkisar 37 hingga 38 derajat Celsius.
  • Mengalami sensasi panas dingin.
  • Sakit kepala.
  • Mudah merasa mengantuk atau cepat lelah.
  • Nafsu makan menurun.
  • Lebih sensitif secara emosional atau mudah tersinggung.

Untuk jenis vaksin lain, yaitu PPSV23, reaksi ringan yang umum terjadi setelah penyuntikan antara lain:

  • Area bekas suntikan tampak merah, terasa nyeri, atau mengalami pembengkakan.
  • Demam ringan dengan suhu tubuh berkisar antara 37 hingga 38 derajat Celsius.
  • Rasa nyeri pada sendi dan otot juga bisa muncul sebagai bagian dari reaksi tubuh.

Reaksi-reaksi ini tergolong normal dan bersifat sementara, serta menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang beradaptasi untuk membentuk perlindungan terhadap infeksi.

Walaupun jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami efek samping yang cukup serius setelah menerima vaksin untuk mencegah infeksi akibat bakteri tertentu. 

Reaksi berat ini dapat berupa peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi, munculnya ruam di permukaan kulit, hingga kejang. 

Jika gejala seperti ini muncul pada anak-anak atau bayi setelah mendapatkan suntikan, sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya. Dalam beberapa kondisi, reaksi berupa alergi juga bisa timbul. 

Alergi ini disebabkan oleh respons tubuh terhadap zat tertentu yang terkandung dalam vaksin dan dianggap sebagai ancaman oleh sistem kekebalan. Ketidaksesuaian tersebut dapat memicu munculnya gejala yang tergolong serius.

Salah satu kondisi yang paling berbahaya yang mungkin terjadi adalah reaksi alergi berat yang disebut syok anafilaktik. 

Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan di bagian tenggorokan yang dapat menyumbat saluran udara, sehingga menimbulkan gangguan dalam bernapas dan berpotensi mengancam nyawa.

Meski terdengar mengkhawatirkan, kejadian seperti ini sangatlah langka. Bahkan, reaksi alergi terhadap vaksin secara umum juga sangat jarang dilaporkan. 

Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kemungkinan terjadinya reaksi berat diperkirakan hanya sekitar satu kasus dalam satu juta penyuntikan.

Reaksi berat semacam ini biasanya muncul tidak lama setelah vaksin diberikan. Jika kamu atau orang terdekat mengalami tanda-tanda seperti ini usai imunisasi, penting untuk segera mendapatkan bantuan medis. 

Berikut adalah beberapa gejala yang dapat menjadi tanda dari reaksi serius setelah menerima vaksin:

  • Kesulitan bernapas atau merasa tercekik.
  • Napas menjadi pendek atau tersengal.
  • Detak jantung meningkat secara tidak normal.
  • Pusing berat yang bisa menyebabkan hilangnya kesadaran.
  • Kulit terasa lembab atau berkeringat dingin.
  • Tiba-tiba muncul rasa takut atau panik tanpa sebab jelas.
  • Mengalami kebingungan atau linglung secara tiba-tiba.

Tanda-tanda ini memerlukan perhatian medis segera karena bisa menjadi indikasi bahwa tubuh sedang mengalami reaksi serius terhadap vaksin. Penanganan cepat sangat penting untuk mencegah dampak yang lebih parah.

Waktu Pelaksanaan Imunisasi IPD

Pada penjelasan sebelumnya, telah dibahas berbagai keuntungan yang bisa diperoleh dari melakukan vaksinasi. 

Selain itu, pemberian vaksin untuk mencegah infeksi pneumokokus juga memiliki peran penting dalam menjaga sistem imunitas agar tetap kuat dalam menghadapi berbagai jenis penyakit serius.

Walaupun infeksi pneumokokus ini lebih sering terjadi pada bayi, balita, dan anak-anak, kelompok usia dewasa pun tetap perlu mendapatkan vaksinasi. 

Sebab, orang dewasa dan lansia juga memiliki kemungkinan yang sama untuk tertular penyakit ini dan berisiko mengalami komplikasi berat yang dapat membahayakan jiwa. Maka dari itu, vaksinasi dianjurkan bagi mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas.

Sebelum menjalani vaksinasi pneumokokus, penting untuk memahami kategori usia dan jumlah dosis yang direkomendasikan sesuai dengan kelompok umur. Berikut ini jadwal pemberian vaksin yang disarankan berdasarkan usia:

  • Bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun disarankan menerima empat kali suntikan vaksin. 

Dosis pertama diberikan saat usia 2 bulan, kemudian dosis kedua pada usia 4 bulan, dan dosis ketiga ketika berusia 6 bulan. Setelah itu, dosis penguat diberikan pada rentang usia 12 sampai 15 bulan.

  • Orang dewasa berusia lebih dari 65 tahun direkomendasikan menerima dua kali suntikan vaksin pneumokokus yang memberikan perlindungan seumur hidup.
  • Seseorang yang berusia antara 2 hingga 64 tahun bisa menerima satu hingga tiga kali suntikan vaksin apabila memiliki gangguan sistem imun tertentu. 

Kelompok ini juga mencakup individu yang mengonsumsi produk tembakau atau merokok. 

Mereka dapat memperoleh salah satu dari dua jenis vaksin yang tersedia, yakni vaksin konjugasi pneumokokus PCV13 atau Prevnar13 dan vaksin polisakarida pneumokokus PPSV23 atau Pneumovax23.

Vaksin PPSV23 biasanya diperuntukkan bagi individu dengan penyakit kronis. 

Beberapa kondisi yang termasuk di antaranya adalah gangguan ginjal, diabetes, kelainan pada jantung, gangguan fungsi hati, infeksi paru-paru, kebocoran cairan serebrospinal, serta penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit seperti kanker atau infeksi HIV/AIDS.

Sebagai penutup, mengetahui apa itu imunisasi IPD membantu kita memahami pentingnya vaksinasi untuk mencegah infeksi serius akibat bakteri berbahaya sejak usia dini.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri