Optimisme Bank Indonesia Hadapi Tantangan Ekonomi Global: Proyeksi Pertumbuhan Kredit 2025
- Jumat, 13 Juni 2025

JAKARTA - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang terjadi belakangan ini di Indonesia menimbulkan kekhawatiran terhadap daya beli masyarakat, yang berpotensi berdampak pada penurunan permintaan kredit perbankan. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap optimistis bahwa industri perbankan Indonesia dapat menghadapi tantangan ini dengan mempertahankan pertumbuhan kredit yang positif pada tahun 2025.
Proyeksi Pertumbuhan Kredit 2025
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa meskipun terdapat dinamika ekonomi global yang kurang kondusif, industri perbankan Indonesia tetap optimistis. Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) triwulan I-2025 menunjukkan Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) sebesar 60, yang berada dalam zona optimis. Optimisme ini didorong oleh ekspektasi terhadap stabilitas kondisi makroekonomi dan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko.
Baca Juga
Meskipun demikian, OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2025 akan berada di kisaran 9% hingga 11% secara tahunan (year-on-year). Proyeksi ini sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit tahun sebelumnya yang mencapai 10,39%.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit
Beberapa faktor eksternal dan internal memengaruhi proyeksi pertumbuhan kredit perbankan Indonesia. Kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang sebelumnya diperkirakan akan diturunkan secara agresif, ternyata lebih moderat dan tetap berada pada level yang relatif tinggi. Hal ini dapat memengaruhi arus modal dan likuiditas global.
Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil diharapkan dapat menarik minat investasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini akan mendorong perluasan usaha dan meningkatkan permintaan kredit. Selain itu, penurunan suku bunga acuan domestik diharapkan dapat menurunkan biaya dana bank, sehingga menarik bagi nasabah untuk menyimpan dana dan mendukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Strategi Perbankan dalam Menghadapi 2025
Untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di tahun 2025, perbankan diharapkan dapat melakukan beberapa strategi. Pertama, diversifikasi portofolio kredit dan inovasi produk untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beragam. Kedua, menjaga kualitas kredit dengan melakukan evaluasi yang ketat dan pengelolaan risiko yang prudent. Ketiga, memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi operasional dan aksesibilitas layanan.
Dian Ediana Rae menekankan pentingnya koordinasi antara OJK dan perbankan untuk memantau dan mengevaluasi target Rencana Bisnis Bank (RBB) agar sesuai dengan kondisi terkini. “Jika penghimpunan dana cukup positif, maka likuiditas perbankan akan tetap terjaga dan menjadi sumber utama penyaluran kredit,” ujar Dian.
Peran Sektor Unggulan dalam Pertumbuhan Kredit
Beberapa sektor ekonomi diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit pada tahun 2025. Sektor perdagangan besar dan eceran, makanan dan minuman, serta perhotelan diperkirakan akan mengalami peningkatan permintaan kredit seiring dengan pemulihan konsumsi masyarakat. Selain itu, sektor korporasi, terutama yang terkait dengan hilirisasi industri, juga diperkirakan akan membutuhkan pembiayaan untuk ekspansi usaha.
Bank-bank besar seperti Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah menetapkan target pertumbuhan kredit yang moderat untuk tahun 2025. Misalnya, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10%-12%, sementara BNI dan BRI masing-masing menargetkan 8%-10% dan 7%-9%. Hal ini menunjukkan kehati-hatian perbankan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Meskipun tantangan seperti PHK massal dan ketidakpastian ekonomi global dapat memengaruhi daya beli masyarakat dan permintaan kredit, OJK tetap optimistis bahwa industri perbankan Indonesia dapat mempertahankan pertumbuhan kredit yang positif pada tahun 2025. Dengan strategi yang tepat, seperti diversifikasi portofolio kredit, inovasi produk, dan pemanfaatan teknologi digital, perbankan diharapkan dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
OJK akan terus berkoordinasi dengan perbankan untuk memastikan bahwa target Rencana Bisnis Bank (RBB) dapat tercapai sesuai dengan kondisi ekonomi yang berkembang. Dengan demikian, diharapkan sektor perbankan dapat terus berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2025.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025