Jenis-jenis kopi menjadi hal penting untuk diketahui, terutama bagi para penikmat minuman ini dari berbagai kalangan.
Tak hanya disukai oleh orang dewasa, banyak anak muda masa kini yang juga gemar menikmati kopi.
Meski begitu, masih banyak yang belum memahami secara mendalam tentang apa itu kopi dan ragam varietasnya, baik yang mendunia maupun berasal dari Nusantara.
Kopi merupakan tanaman semak yang tumbuh subur di daerah beriklim tropis dengan ketinggian antara 700 hingga 1.600 meter di atas permukaan laut.
Tanaman ini dapat mencapai tinggi hingga 9 meter, tetapi biasanya dipangkas agar lebih rendah. Tujuannya adalah agar energi pohon lebih terfokus serta memudahkan proses pemanenan.
Ada beragam kopi yang memiliki ciri khas tersendiri. Mengetahui karakter dari masing-masing jenis membuat pengalaman menikmati kopi menjadi lebih bermakna.
Kategori jenis kopi dapat dibagi berdasarkan spesies, varietas, dan juga asal tunggal (single origin).
Secara umum, kopi terbagi menjadi dua kelompok besar: yang pertama adalah varietas yang populer dan dikonsumsi secara luas di seluruh dunia, dan yang kedua adalah varietas asli dari Indonesia yang tak kalah istimewa.
Mari kita pelajari lebih dalam tentang jenis-jenis kopi ini.
Jenis-jenis Kopi yang Populer
Terdapat tiga varian kopi yang paling dikenal dan sering dinikmati oleh banyak orang. Inilah penjelasan mengenai jenis-jenis kopi yang paling umum dijumpai.
1. Arabika
Jenis kopi ini pertama kali ditemukan oleh masyarakat Arab di wilayah Ethiopia. Karena berasal dari sana dan disebarluaskan oleh bangsa Arab ke berbagai penjuru dunia, akhirnya dinamakan sesuai dengan nama penemunya.
Kopi ini dikenal sebagai varian yang paling digemari secara global. Di antara banyak pilihan yang tersedia, para pedagang lebih sering memperdagangkan jenis ini dibandingkan yang lain.
Salah satu alasan mengapa harga jualnya tergolong tinggi adalah karena proses penanaman serta perawatannya membutuhkan perhatian khusus.
Dari segi karakteristik, minuman yang dihasilkan dari biji ini memiliki warna seduhan yang tidak terlalu pekat. Cita rasanya cenderung asam dan kadar kafeinnya lebih rendah.
Aroma dari kopi ini pun lebih harum dan kompleks dibandingkan yang lainnya. Varietas dari arabika ini juga tersebar ke berbagai negara, dan di antaranya adalah:
- Typica, merupakan jenis tertua yang berasal dari Ethiopia. Dikenal sebagai induk dari varian lainnya, termasuk kopi pertama yang diperkenalkan oleh Belanda di wilayah Indonesia.
- Bourbon, berasal dari hasil adaptasi arabika yang dibawa oleh warga Prancis ke sebuah pulau bernama Bourbon (sekarang disebut Pulau La Reunion).
Perubahan lingkungan membuat tanaman ini mengalami mutasi dan berkembang menjadi varietas tersendiri.
2. Robusta
Varian ini berasal dari kelompok canephora. Selain robusta, ada juga tipe lain bernama nganda. Namun karena robusta adalah yang paling umum dari kelompok tersebut, maka nama itu dipakai secara luas untuk menyebut kelompok canephora secara keseluruhan.
Daya tahan tanaman ini terhadap serangan hama cukup tinggi, sehingga tidak memerlukan perawatan rumit.
Meski begitu, nilai jual dan mutunya masih berada di bawah arabika. Nama "robusta" sendiri berasal dari kata yang berarti kuat, menggambarkan ketahanan tanamannya.
Belanda membawa tanaman ini ke wilayah Indonesia sebagai solusi atas serangan hama yang melanda arabika, yaitu karat daun. Karena lebih tahan terhadap hama, robusta mulai dikembangkan secara luas di Indonesia.
Hingga kini, negara ini menjadi salah satu produsen terbesar di dunia setelah Vietnam dan Brasil. Sekitar 80 persen produksi kopi di Indonesia berasal dari jenis ini.
Ciri khas dari kopi ini adalah aromanya yang tegas serta teksturnya yang cenderung kasar. Rasanya juga lebih pahit, sehingga cocok dicampur dengan bahan lain seperti cokelat atau susu, karena cita rasanya tetap dominan.
Ada juga varian hasil persilangan antara robusta dan arabika, dengan tujuan menggabungkan keharuman dari arabika serta kekuatan dari robusta. Di antaranya adalah:
- Timor, dinamai berdasarkan lokasi pengembangannya, yaitu Pulau Timor. Persilangan ini dimaksudkan untuk memperoleh aroma khas arabika sekaligus kekebalan seperti robusta.
- Catimor, merupakan kombinasi dari caturra dan timor. Tujuan persilangan ini adalah menghasilkan tanaman yang tahan terhadap hama seperti timor, sekaligus memiliki masa panen yang cepat seperti caturra.
Rasa dari catimor cenderung pahit dengan tingkat keasaman yang rendah, karena dominasi karakteristik robusta dari timor.
3. Kopi Liberika
Selain kopi arabika dan robusta yang sering disebut, ada satu lagi jenis kopi yang dikenal di pasar global, yaitu kopi liberika. Ukuran buah kopi ini lebih besar dibandingkan dengan arabika maupun robusta.
Meski begitu, setelah melalui proses pengeringan, bobot kopi liberika hanya menyisakan sekitar 10% dari berat aslinya saat masih basah.
Tingkat penyusutan yang tinggi ini membuat petani kurang tertarik, karena biaya panen menjadi jauh lebih besar.
Akibatnya, produksi kopi liberika tidak sebanyak dua jenis kopi lainnya. Bahkan, kontribusinya terhadap total produksi kopi dunia hanya berkisar 1% hingga 2%.
Awalnya, kopi ini dikenal dengan sebutan kopi excelsa yang terdiri dari satu spesies. Namun, sejak tahun 2006, excelsa diklasifikasikan sebagai subspesies dari liberika dan memiliki nama ilmiah Coffea liberica var. dewevrei.
Jenis Kopi Indonesia
Beberapa pecinta kopi kerap kali menggunakan istilah single origin untuk menyebut kopi yang berasal dari satu wilayah budidaya tertentu.
Penggunaan istilah ini dimaksudkan untuk membedakan karakteristik rasa kopi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Di Indonesia sendiri, ada berbagai jenis kopi yang tergolong dalam kategori single origin. Berikut beberapa di antaranya:
Kopi Gayo
Ditanam di wilayah dataran tinggi Gayo, Aceh, kopi ini tumbuh di perbukitan sekitar kota Takengon dan tak jauh dari Danau Tawar. Kesuburan tanah di daerah ini menjadikan kopi yang dihasilkan memiliki cita rasa yang khas dan kaya.
Pada tahun 2010, kopi ini memperoleh sertifikat Fair Trade dari organisasi internasional Fair Trade Coffee. Sebelumnya, sempat terjadi persoalan terkait hak paten atas nama Gayo yang dimiliki oleh perusahaan asal Belanda bernama Holland Coffee.
Namun, berkat upaya gigih masyarakat setempat, akhirnya nama Gayo berhasil diakui secara resmi dan digunakan sebagai salah satu kopi single origin Indonesia.
Kopi Java Preanger
Kopi ini juga dikenal dengan nama kopi Malabar atau kopi Priangan. Merupakan kopi pertama yang dibawa oleh Belanda ke Indonesia, penanaman awal dilakukan di wilayah Batavia (sekarang Jakarta), lalu menyebar ke daerah Priangan, Jawa Barat.
Nama "Preanger" sendiri berasal dari penyebutan Belanda terhadap "Priangan". Karena pengaruh kolonial saat itu, istilah ini melekat hingga kini dan dikenal sebagai Java Preanger. Kopi ini merupakan bagian dari warisan sejarah kopi di tanah Pasundan.
Kopi Mandailing
Jenis kopi yang satu ini berasal dari wilayah Mandailing Natal di Sumatra Utara, tepatnya di lereng Pegunungan Bukit Barisan.
Termasuk dalam varietas arabika, kopi ini telah dibudidayakan sejak abad ke-19, dimulai pada masa tanam paksa oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Hingga kini, kopi Mandailing tetap dikenal akan kualitas dan cita rasanya.
Kopi Bali Kintamani
Pulau Bali juga memiliki kopi unggulan yang berasal dari daerah Kintamani, di Kabupaten Bangli. Kopi yang dihasilkan dari kawasan ini memiliki karakter yang tak kalah bersaing dengan kopi unggulan lainnya di Indonesia.
Para petani di Kintamani menerapkan sistem pertanian tradisional bernama subak abian, yang berlandaskan filosofi Hindu Tri Hita Karana. Konsep ini menekankan keharmonisan antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Karena itu, dalam proses penanaman, para petani tidak menggunakan bahan kimia pertanian, sehingga kopi yang dihasilkan tergolong organik.
Kopi Sidikalang
Tanaman kopi ini dibudidayakan di daerah pegunungan yang berada di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Nama Sidikalang diambil dari nama daerah tersebut dan cukup dikenal di kalangan pecinta kopi dengan karakter khas dari satu wilayah.
Jenis ini termasuk dalam kelompok arabika dan yang menarik, Sidikalang merupakan keturunan langsung dari varietas typica. Bibit kopi typica inilah yang pertama kali dibawa ke Indonesia oleh Belanda melalui sistem tanam paksa pada masa kolonial.
Kopi Papua Wamena
Ditanam di area perkebunan yang membentang di Lembah Baliem, wilayah ini terletak di sebelah timur Pegunungan Jayawijaya yang mengelilingi kota Wamena. Kopi ini memiliki cita rasa yang tak kalah menarik dibandingkan dengan jenis lainnya.
Kandungan kafein yang rendah menjadikannya ramah bagi pemula, bahkan tidak memicu gangguan lambung. Selain itu, aroma yang dihasilkan memiliki karakter khas dengan sentuhan wangi bunga.
Kopi Toraja
Dihasilkan dari tanah tinggi di wilayah Toraja, kopi ini menjadi salah satu unggulan dengan karakteristik keasaman yang cukup tinggi. Banyak penikmat kopi yang justru menyukai rasa dengan tingkat keasaman seperti ini.
Keunikan rasa yang muncul berasal dari metode pascapanen yang digunakan oleh para petani setempat, yaitu proses giling basah. Teknik ini dikenal luas secara internasional dengan sebutan wet hulling atau semi wet process.
Kopi Flores Bajawa
Berasal dari daerah Bajawa yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, kopi ini merupakan salah satu varietas arabika yang tumbuh subur di tanah dengan kandungan abu vulkanik dari gunung berapi, dikenal sebagai tanah andosol.
Jenis tanah tersebut sangat mendukung pertumbuhan kopi secara organik. Karena ditanam di tanah dengan unsur alami tersebut, kopi ini menghasilkan rasa yang otentik dan aroma yang khas serta alami.
Manfaat Kopi bagi Kesehatan
Kopi seringkali menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin tetap terjaga saat malam hari, karena minuman ini dapat membantu menahan rasa kantuk. Namun selain fungsi tersebut, kopi juga diketahui memiliki berbagai manfaat lain untuk kesehatan.
Kandungan kafein di dalamnya berperan dalam meningkatkan energi, suasana hati, kewaspadaan, serta mendukung fungsi otak secara keseluruhan.
Berikut ini adalah beberapa manfaat kopi bagi kesehatan tubuh yang didukung oleh kajian ilmiah dan dijelaskan secara sederhana agar mudah dipahami.
Membantu Menjaga Berat Badan
Kopi diketahui memiliki manfaat dalam mempertahankan berat badan, bahkan juga berpotensi membantu dalam proses penurunan berat badan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dimuat dalam publikasi European Journal of Clinical Nutrition, dilakukan penelitian terhadap individu yang mengonsumsi kopi untuk mengetahui kaitannya dengan perubahan berat badan.
Dari hasil studi tersebut, ditemukan bahwa peserta yang mengalami penurunan berat badan memiliki kadar kafein dalam tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi minuman berkafein.
Dengan demikian, konsumsi kopi dapat berperan dalam menjaga berat badan tetap stabil, sekaligus mendukung proses penurunan berat badan.
Menunjang Kesehatan Otak
Kandungan kafein yang terdapat dalam kopi memiliki dampak positif terhadap fungsi otak. Di antaranya adalah membantu memperbaiki suasana hati, mengurangi risiko depresi, meningkatkan konsentrasi, serta menjaga kewaspadaan.
Bahkan, asupan kopi diyakini dapat menurunkan risiko penurunan fungsi otak yang berkaitan dengan penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.
Artinya, kopi bisa dikonsumsi dengan aman selama dikombinasikan dengan pola makan bergizi seimbang. Bagi kelompok usia lanjut, konsumsi kopi tidak perlu dihentikan, karena justru dapat memberikan perlindungan terhadap penurunan fungsi kognitif.
Menyehatkan Organ Hati
Dalam sebuah jurnal ilmiah di bidang gastroenterologi klinis, disebutkan bahwa kopi dapat membantu mengurangi kadar lemak di dalam hati.
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa senyawa kimia dalam kopi mampu mendukung proses detoksifikasi terhadap sel-sel yang berpotensi menjadi kanker pada organ hati.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi secara teratur dan tidak berlebihan dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan hati serta mendukung fungsi organ tersebut agar tetap optimal.
Dampak Buruk Kopi bagi Kesehatan
Meski memiliki berbagai manfaat, konsumsi kopi secara berlebihan justru bisa menimbulkan sejumlah dampak negatif bagi kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk membatasi asupannya secara bijak.
Di bawah ini adalah beberapa efek buruk yang dapat terjadi jika kopi dikonsumsi tanpa kontrol.
Gangguan pada Gigi dan Gusi
Mengonsumsi kopi dalam jumlah berlebih bisa menimbulkan masalah pada area mulut, terutama gigi dan gusi.
Minuman ini biasanya mengandung zat tanin yang bersifat asam serta tambahan gula, yang secara perlahan dapat mengikis enamel atau lapisan pelindung gigi.
Selain itu, kebiasaan minum kopi yang tidak diimbangi dengan menjaga kebersihan mulut bisa menyebabkan perubahan warna pada gigi, seperti menjadi kekuningan, dan memicu penumpukan plak.
Jika dibiarkan, kondisi ini berpotensi memunculkan masalah lebih serius di gusi dan jaringan mulut lainnya.
Gangguan pada Sistem Pencernaan, Terutama Lambung
Terlalu sering mengonsumsi kopi juga dapat berdampak buruk pada lambung, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat gangguan pencernaan.
Sifat asam dalam kopi dapat memicu peningkatan kadar asam lambung, apalagi jika dikonsumsi dalam kondisi perut kosong.
Ketika tidak ada makanan yang masuk, cairan asam yang dihasilkan oleh lambung tidak akan digunakan sebagaimana mestinya.
Jika ini terus terjadi, asam akan menumpuk dan dapat menyebabkan iritasi atau bahkan kerusakan pada dinding lambung secara perlahan. Kondisi ini tentu berisiko bila dibiarkan dalam jangka panjang.
Dampak Terhadap Kesehatan Tulang
Kopi juga dapat memengaruhi kekuatan tulang apabila dikonsumsi secara berlebihan. Zat dalam kopi bisa mempercepat pengeluaran kalsium dari tubuh melalui urine.
Jika tidak diimbangi dengan asupan kalsium yang cukup, hal ini dapat meningkatkan risiko penurunan kepadatan tulang atau osteoporosis.
Bagi individu yang memiliki kecenderungan mengalami pengeroposan tulang, disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 300 miligram kafein per hari.
Sebaiknya, konsumsi kopi disertai dengan makanan atau minuman yang mengandung kalsium agar kesehatan tulang tetap terjaga.
Sebagai penutup, mengenal berbagai jenis-jenis kopi membuka wawasan soal cita rasa, keunikan, dan proses yang membentuk karakter dari tiap cangkir kopi yang kita nikmati.