Memahami ciri diabetes stadium akhir penting karena penyakit ini termasuk masalah kesehatan kronis serius yang sering muncul di masa sekarang.
Indonesia sendiri mencatatkan jumlah penderita diabetes yang sangat tinggi, bahkan mencapai angka sekitar 10 juta jiwa, dan menempati posisi ketujuh di antara negara-negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.
Untuk mengenali bagaimana kondisi diabetes bisa berkembang ke tahap yang lebih berat, penting untuk memahami lebih jauh tentang ciri diabetes stadium akhir yang wajib diwaspadai sebelum menimbulkan komplikasi berbahaya.
Ciri Diabetes Stadium Akhir
Nefropati diabetik merupakan salah satu kondisi yang muncul akibat gangguan fungsi ginjal dalam mengatur kadar gula dalam darah.
Ketika ginjal tidak lagi bekerja secara optimal, akan muncul berbagai tanda-tanda fisik yang menunjukkan adanya kerusakan.
Berikut ini adalah beberapa ciri diabetes stadium akhir yang penting untuk dikenali agar penanganan dapat segera dilakukan sebelum kondisi memburuk.
Kesulitan Tidur yang Terus-menerus
Masalah sulit tidur bisa menjadi sinyal awal dari gangguan metabolisme akibat diabetes. Ketika ginjal tidak lagi mampu menyaring dan mengalirkan darah bersih ke otak secara optimal, aktivitas metabolik dalam tubuh menjadi terganggu.
Kondisi ini menyebabkan tubuh sulit mencapai kondisi istirahat yang maksimal, sehingga penderita sering mengalami gangguan tidur yang berkepanjangan.
Otot Terasa Kaku atau Nyeri
Peningkatan kadar gula darah dapat merusak sistem saraf, termasuk yang berhubungan dengan otot.
Penderita diabetes yang memasuki tahap lanjut sering mengalami gejala seperti kesemutan, rasa nyeri, atau bahkan kehilangan sensasi di beberapa bagian tubuh.
Selain gejala tersebut, tekanan darah yang menurun drastis atau hipotensi juga sering menyertai dan dapat memicu gangguan kesehatan lain yang lebih kompleks.
Penurunan Ketajaman Penglihatan
Pada fase awal diabetes, pembuluh darah di area mata bisa mengalami tekanan akibat lonjakan kadar gula darah. Hal ini bisa mengganggu fungsi visual, menyebabkan penglihatan menjadi buram.
Jika kondisi terus dibiarkan hingga memasuki stadium lanjut, tubuh akan membentuk pembuluh darah baru di mata yang rapuh dan mudah pecah.
Kebocoran ini bisa menyebar ke bagian pupil, dan tanpa penanganan medis yang tepat, dapat menyebabkan kebutaan permanen.
Perubahan Pola Buang Air Kecil
Ketika diabetes telah memasuki fase berat, kemampuan ginjal untuk menyaring darah dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh akan menurun drastis.
Salah satu gejala yang bisa diamati adalah ketidakteraturan dalam buang air kecil, baik dalam bentuk frekuensi yang meningkat secara signifikan maupun justru menjadi jauh lebih jarang dalam waktu yang sama.
Kandungan Protein pada Urine
Ginjal yang sudah tidak mampu bekerja dengan baik akan menyebabkan sebagian protein dari hasil penyaringan darah ikut terbuang melalui urine. Ciri yang paling mudah dikenali adalah adanya busa atau buih dalam urine.
Ketika gejala ini muncul, penderita biasanya sudah berada pada tahap serius dan memerlukan terapi cuci darah secara rutin untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak.
Pembengkakan di Bagian Kaki
Aliran darah yang tidak lancar menuju tungkai dapat memicu pembengkakan yang disertai dengan ruam kemerahan pada kulit.
Luka yang timbul di bagian kaki maupun lengan menjadi sulit untuk mengering dan kerap kali tetap dalam kondisi lembap.
Jika kerusakan jaringan sudah terlalu parah, terkadang diperlukan tindakan amputasi guna mencegah penyebaran kerusakan ke jaringan lain di sekitarnya.
Penurunan Selera Makan Secara Drastis
Rasa lapar biasanya dikendalikan oleh sinyal dari otak yang menandakan bahwa tubuh membutuhkan asupan. Pada penderita diabetes tahap akhir, respons ini sudah sangat terganggu sehingga keinginan untuk makan pun menghilang.
Tak jarang kondisi ini juga disertai dengan keluhan seperti mual dan muntah yang berlangsung dalam waktu lama, sehingga memperburuk kondisi tubuh secara keseluruhan.
Prosedur Diagnosis Diabetes Stadium Akhir
Sebelum memutuskan langkah penanganan medis lebih lanjut, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan awal untuk mengevaluasi kondisi urine serta mendeteksi kemungkinan adanya gangguan pada fungsi ginjal.
Berikut ini adalah sejumlah prosedur yang umum digunakan dalam proses diagnosis tahap lanjut penyakit diabetes:
Pemeriksaan Mikroalbuminuria pada Urine
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kandungan albumin dalam urine pasien.
Kehadiran protein tersebut menjadi petunjuk bahwa kondisi diabetes telah berkembang menjadi lebih serius dan mulai memengaruhi fungsi ginjal.
Tes Darah untuk Mengukur Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN)
Nitrogen urea muncul sebagai hasil pemecahan protein dalam tubuh.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar nitrogen urea yang tinggi dalam darah, hal ini mengindikasikan bahwa pasien mengalami gangguan metabolik yang berkaitan dengan diabetes melitus.
Pengujian Serum Kreatinin
Kreatinin merupakan limbah yang terbentuk dari aktivitas otot selama kontraksi dan biasanya akan disaring secara efisien oleh ginjal sehat melalui urine.
Namun, kadar kreatinin dalam darah yang tinggi bisa menjadi tanda adanya penurunan fungsi ginjal. Meski begitu, pengujian ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan tambahan untuk memastikan tingkat keparahan penyakit diabetes yang diderita.
Prosedur Biopsi Ginjal
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan ginjal yang diduga mengalami kerusakan atau infeksi, lalu dianalisis secara mikroskopis.
Langkah ini umumnya dilakukan untuk mendukung diagnosis sebelum memulai terapi atau tindakan medis lebih lanjut.
Komplikasi Diabetes Stadium Akhir
Meskipun penyakit diabetes bukan tergolong kondisi yang langsung menyebabkan kematian secara mendadak, tetapi komplikasi yang menyertainya bisa memicu gangguan kesehatan serius dan berdampak fatal bagi penderitanya.
Berikut ini beberapa jenis komplikasi yang sering dialami oleh individu dengan diabetes melitus:
Stroke dan Masalah Jantung
Sebagian besar penderita diabetes di Indonesia berisiko tinggi mengalami gangguan pada sistem kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke secara tiba-tiba.
Dibandingkan dengan orang yang tidak menderita diabetes, peluang terjadinya gangguan ini meningkat hingga dua kali lipat.
Tingginya kadar gula dalam darah dapat memperburuk kondisi pembuluh darah di otak maupun jantung. Hal ini memengaruhi kestabilan kolesterol jahat (LDL), menghambat produksi kolesterol baik (HDL), serta mengurangi kelenturan dinding pembuluh darah.
Akibatnya, aliran darah bisa terhambat atau bahkan tersumbat total.
Karena pembuluh darah bertugas mendistribusikan oksigen dan nutrisi ke otot dan organ vital, penyumbatan bisa menyebabkan jantung gagal menjalankan fungsinya dalam memompa darah. Bila dibiarkan, kondisi ini bisa mengarah pada kematian mendadak.
Gangguan pada Indra Penglihatan
Kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat memengaruhi kesehatan mata dengan mengubah struktur alami lensa dan merusak pembuluh darah di sekitar area penglihatan. Beberapa gangguan yang bisa muncul di antaranya:
- Glaukoma
Terjadi karena penumpukan cairan dalam bola mata yang menyebabkan tekanan meningkat, mengganggu fungsi penglihatan.
- Katarak
Kondisi ketika lensa mata menjadi keruh dan mengganggu kejernihan penglihatan.
- Retinopati diabetic
Kerusakan pada retina yang diakibatkan kurangnya suplai darah ke mata. Pembuluh darah yang rusak tidak mampu mendukung retina, sehingga berisiko menyebabkan kebutaan permanen.
Kondisi ini kerap terjadi pada penderita diabetes yang telah berada pada tahapan lanjut atau kronis.
Kerusakan pada Fungsi Ginjal
Organ ginjal berperan penting dalam menyaring darah dari zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh dan menghasilkan urine sebagai produk akhir dari proses tersebut.
Namun ketika ginjal mengalami gangguan, proses penyaringan tidak lagi berjalan sempurna, sehingga zat-zat penting seperti protein dapat ikut terbuang bersama urine.
Salah satu tanda ginjal yang terganggu adalah munculnya busa atau buih pada urine yang dikeluarkan.
Masalah pada Sistem Saraf
Kadar gula dalam darah yang terus-menerus berada di atas batas normal bisa menimbulkan kerusakan pada saraf secara bertahap.
Gejala yang sering dirasakan antara lain sensasi kesemutan, mati rasa, atau bahkan otot terasa kaku dan nyeri sepanjang hari.
Jika kondisi ini dibiarkan, gangguan yang lebih serius dapat muncul, seperti terganggunya sistem pencernaan, kesulitan mengontrol buang air kecil maupun besar (inkontinensia), serta gangguan fungsi seksual seperti disfungsi ereksi.
Hal-hal tersebut tentu sangat memengaruhi kualitas hidup dan aktivitas harian penderitanya.
Karena itu, penting untuk memberikan perlindungan finansial bagi anggota keluarga melalui kepemilikan polis asuransi jiwa.
Asuransi ini bisa memberikan manfaat santunan tunai apabila pemegang polis mengalami musibah seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, maupun meninggal dunia. Diabetes adalah penyakit kronis yang tidak bisa dianggap sepele.
Selagi tubuh masih sehat dan usia masih muda, penting untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat, seperti menjaga asupan makanan bergizi, mempertahankan berat badan ideal, serta membatasi konsumsi gula dan karbohidrat sederhana.
Bagi yang sudah didiagnosis mengidap diabetes, sangat disarankan untuk mengatur pola makan dengan mengonsumsi makanan khusus yang mendukung kestabilan kadar gula.
Jenis makanan yang dianjurkan adalah makanan yang kaya akan serat, protein, serta karbohidrat kompleks. Contoh sumber karbohidrat kompleks meliputi:
- Umbi-umbian, seperti kentang dan ubi
- Buah tertentu seperti pisang, tomat, atau buah beri
- Biji-bijian utuh seperti oat dan beras merah
- Jenis kacang-kacangan seperti buncis dan kacang polong
- Produk berbahan dasar gandum utuh seperti roti gandum
Menjalani pola makan yang tepat sangat penting untuk menjaga kadar gula tetap stabil dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
FAQ
1. Apakah Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan?
Diabetes melitus merupakan kondisi kronis yang hingga kini belum dapat dipulihkan secara total. Namun, dengan menerapkan pola hidup sehat serta disiplin dalam menjaga pola makan, kadar insulin dalam tubuh dapat dikendalikan lebih baik.
Pengelolaan yang tepat dapat mencegah timbulnya berbagai komplikasi yang biasanya muncul akibat gangguan pada organ seperti ginjal.
2. Kenapa Asuransi Kesehatan Itu Penting?
Memiliki perlindungan kesehatan memberikan manfaat berupa pembiayaan perawatan medis, baik di rumah sakit maupun di layanan kesehatan lainnya. Dengan demikian, pemegang polis tidak perlu menanggung langsung biaya berobat.
Salah satu pilihan praktis adalah asuransi tipe cashless yang memungkinkan seseorang menjalani pengobatan cukup dengan menunjukkan kartu keanggotaan asuransi saat berobat, tanpa perlu membayar di awal.
Sebagai penutup, mengenali ciri diabetes stadium akhir sangat penting agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan risiko komplikasi berbahaya bisa diminimalkan sejak awal.